tidak diketahui siapa pengarangnya lebih kaku karena terkait oleh aturan-aturan seperti jumlah kata baik pengulangan kata bahasa yang digunakan adalah bahasa kiasan merupakan ciri-ciri dari
genre atau jenis tulisan yang lebih kaku dan terikat oleh aturan-aturan tersebut adalah cerpen atau cerita pendek. Cerpen biasanya memiliki jumlah kata yang terbatas dan terikat oleh tema atau plot yang terdefinisi dengan baik, sehingga memaksa penulis untuk mempertimbangkan setiap kata dan bahasa yang digunakan. Selain itu, cerpen juga sering menggunakan bahasa kiasan untuk menekankan makna dan pesan yang ingin disampaikan, sehingga kebebasan penggunaan bahasa harus dijaga dengan baik agar tidak mempengaruhi keseluruhan cerita.
genre sastra yang disebut dengan "sastra resmi" atau "sastra terikat". Sastra resmi biasanya digunakan untuk keperluan formal seperti pidato, acara resmi, atau media massa yang memiliki aturan yang ketat dalam penggunaan bahasa dan struktur kalimatnya. Karena itu, pengarang dalam sastra resmi harus mematuhi aturan-aturan tersebut agar karyanya dapat diterima secara formal. Hal ini membuat pengarang sastra resmi lebih kaku dalam menulis, namun sekaligus menuntut keahlian dalam mengolah bahasa secara presisi dan efektif.
Verified answer
Jawaban:
genre atau jenis tulisan yang lebih kaku dan terikat oleh aturan-aturan tersebut adalah cerpen atau cerita pendek. Cerpen biasanya memiliki jumlah kata yang terbatas dan terikat oleh tema atau plot yang terdefinisi dengan baik, sehingga memaksa penulis untuk mempertimbangkan setiap kata dan bahasa yang digunakan. Selain itu, cerpen juga sering menggunakan bahasa kiasan untuk menekankan makna dan pesan yang ingin disampaikan, sehingga kebebasan penggunaan bahasa harus dijaga dengan baik agar tidak mempengaruhi keseluruhan cerita.
genre sastra yang disebut dengan "sastra resmi" atau "sastra terikat". Sastra resmi biasanya digunakan untuk keperluan formal seperti pidato, acara resmi, atau media massa yang memiliki aturan yang ketat dalam penggunaan bahasa dan struktur kalimatnya. Karena itu, pengarang dalam sastra resmi harus mematuhi aturan-aturan tersebut agar karyanya dapat diterima secara formal. Hal ini membuat pengarang sastra resmi lebih kaku dalam menulis, namun sekaligus menuntut keahlian dalam mengolah bahasa secara presisi dan efektif.