Diriwayatkan, Luqman adalah seorang penggembala yang hidup selama 1000 tahun. Sehingga konon dia masih menjumpai masa di mana Nabi Daud AS berkuasa. Luqman sendiri diriwayatkan masih sedarah dengan Nabi Ayub AS dari keturunan Nabi Ibrahim AS. Wallahu’alam bisshawab. Siapapun Luqman, kita percaya bahwa ketika Allah harumkan nama dan nasehatnya dalam Al-Qur’an, maka dia adalah seorang alim yang akhlaqnya sungguh baik luar biasa.
Kisah Luqman Al Hakim
Kisah Luqman Al Hakim [ImageSource]
Suatu hari, Luqman beserta anak lelakinya dalam perjalanan menuju ke Kota. Luqman menaiki keledainya, sedang si Anak berjalan di sebelahnya. Orang-orang memperbincangkannya, bagaimana bisa seorang Ayah tega naik keledai sementara Anaknya dibiarkan berjalan. Lalu setelah mendengarnya, Luqman turun dan menaikkan Anaknya ke keledai sedangkan dia berjalan di sebelahnya.
Namun orang-orang yang melihat kembali memperbincangkan mereka, bagaimana bisa seorang Anak tega membiarkan Ayahnya yang telah renta berjalan sedangkan dia naik keledainya. Lalu setelah mendengarnya, Luqman ikut naik ke atas keledai bersama Anaknya. Namun lagi-lagi orang memperbincangkan mereka.
Orang-orang berkata, bagaimana bisa ada Ayah dan Anak yang tega menaiki keledai kecil sekaligus, kasihan sekali keledainya. Luqman yang mendengar perbincangan tersebut lalu mengajak Anaknya turun dan mereka berjalan di sebelah keledainya. Namun lagi-lagi orang kembali memperbincangkan mereka. Bagaimana ada dua orang Ayah dan Anak bodoh yang berjalan kaki begitu saja sedangkan mereka memiliki keledai yang bisa dinaiki. Luqman kemudian diam saja sampai di kota.
Sesampainya di kota, Luqman mendudukkan Anak lelakinya dan memberinya nasehat. Bahwasanya, apapun perkataan manusia adalah perkataan semata. Kita tak perlu memusingkan apa perkataan mereka, karena kebenaran hanyalah milik Allah semata.
"Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi dia adalah seorang hamba yang banyak berpikir, yang memiliki keyakinan yang bagus, dan mencintai Allah, sebab itu Allah Ta'ala mencintainya. Kemudian Dia anugerahkan kepadanya kebijaksanaan.”
Banyak kisah Luqman yang diabadikan dalam Alquran dan hadist serta riwayat lain. Salah satu yang paling terkenal adalah kisahnya bersama sang anak saat mengendarai baghal atau keledai.
Bagaimana kisah lengkapnya? Untuk mengetahuinya simak penjelasan berikut.
Kisah Luqman Al Hakim
Kisah Luqman Al Hakim dan Anaknya Saat Mengendarai Baghal (1)
sebuah riwayat menceritakan kisah saat Luqman pergi ke pasar dengan anaknya. Luqman mengendarai baghal, sedangkan anaknya ikut dari belakang.
Melihat itu, orang-orang di pasar pun berkomentar, "Lihat, orangtua itu sangat tidak berperasaan. Dia naik baghal, sedangkan anaknya disuruhnya jalan kaki." Mendengar percakapan itu, Luqman pun segera turun dari punggung baghal dan menaikkan anaknya di atas baghal.
Namun, ternyata orang-orang di pasar masih saja berkomentar, "Masya Allah, lihat anak tidak tahu diri itu. Orangtuanya disuruhnya capek berjalan kaki sedangkan dia sendiri enak-enak naik baghal.” Luqman tersenyum.
Akhirnya dia pun naik di atas punggung baghal bersama dengan anaknya. Namun, itu membuat orang-orang di pasar semakin ramai berkomentar, "Ya ampun! Apa mereka berdua tidak kasihan dengan si baghal yang keberatan!" Luqman dan anaknya akhirnya turun dari baghal.
Baghal pun jalan tanpa beban di punggungnya padahal baghal dikenal kuat sehingga dipakai sebagai hewan pengangkut beban. Karena itulah, orang-orang di pasar heran mengapa Luqman dan anaknya datang dengan baghal, tapi hewan itu tidak dinaiki siapa pun.
Kisah Luqman Al Hakim dan Anaknya Saat Mengendarai Baghal (2)
Saat pulang ke rumah, Luqman menasihati anaknya, "Nak, kamu dengar apa yang dikatakan orang-orang tentang kita tadi?" Anaknya mengangguk sambil menatap ayahnya.
"Sesungguhnya ada orang yang suka mengomentari perbuatan orang yang lain. Tapi orang yang memiliki akal akan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah saja karena sesungguhnya yang kita cari adalah keridaan Allah semata, bukan keridaan manusia." Anaknya mengangguk mengerti.
Luqman melanjutkan nasihatnya, "Anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayal orang), dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya), dan lebih celaka lagi dari tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Nasihat Luqman kepada anaknya adalah tentang kebaikan hidup di dunia dan bekal pahala di akhirat kelak. Nasihat Luqman tidak hanya berguna bagi anaknya, namun juga bagi semua orang.
Jawaban:
Diriwayatkan, Luqman adalah seorang penggembala yang hidup selama 1000 tahun. Sehingga konon dia masih menjumpai masa di mana Nabi Daud AS berkuasa. Luqman sendiri diriwayatkan masih sedarah dengan Nabi Ayub AS dari keturunan Nabi Ibrahim AS. Wallahu’alam bisshawab. Siapapun Luqman, kita percaya bahwa ketika Allah harumkan nama dan nasehatnya dalam Al-Qur’an, maka dia adalah seorang alim yang akhlaqnya sungguh baik luar biasa.
Kisah Luqman Al Hakim
Kisah Luqman Al Hakim [ImageSource]
Suatu hari, Luqman beserta anak lelakinya dalam perjalanan menuju ke Kota. Luqman menaiki keledainya, sedang si Anak berjalan di sebelahnya. Orang-orang memperbincangkannya, bagaimana bisa seorang Ayah tega naik keledai sementara Anaknya dibiarkan berjalan. Lalu setelah mendengarnya, Luqman turun dan menaikkan Anaknya ke keledai sedangkan dia berjalan di sebelahnya.
Namun orang-orang yang melihat kembali memperbincangkan mereka, bagaimana bisa seorang Anak tega membiarkan Ayahnya yang telah renta berjalan sedangkan dia naik keledainya. Lalu setelah mendengarnya, Luqman ikut naik ke atas keledai bersama Anaknya. Namun lagi-lagi orang memperbincangkan mereka.
Orang-orang berkata, bagaimana bisa ada Ayah dan Anak yang tega menaiki keledai kecil sekaligus, kasihan sekali keledainya. Luqman yang mendengar perbincangan tersebut lalu mengajak Anaknya turun dan mereka berjalan di sebelah keledainya. Namun lagi-lagi orang kembali memperbincangkan mereka. Bagaimana ada dua orang Ayah dan Anak bodoh yang berjalan kaki begitu saja sedangkan mereka memiliki keledai yang bisa dinaiki. Luqman kemudian diam saja sampai di kota.
Sesampainya di kota, Luqman mendudukkan Anak lelakinya dan memberinya nasehat. Bahwasanya, apapun perkataan manusia adalah perkataan semata. Kita tak perlu memusingkan apa perkataan mereka, karena kebenaran hanyalah milik Allah semata.
Penjelasan:
semoga membantu maaf kalau salah ✨
Jawaban:
"Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi dia adalah seorang hamba yang banyak berpikir, yang memiliki keyakinan yang bagus, dan mencintai Allah, sebab itu Allah Ta'ala mencintainya. Kemudian Dia anugerahkan kepadanya kebijaksanaan.”
Banyak kisah Luqman yang diabadikan dalam Alquran dan hadist serta riwayat lain. Salah satu yang paling terkenal adalah kisahnya bersama sang anak saat mengendarai baghal atau keledai.
Bagaimana kisah lengkapnya? Untuk mengetahuinya simak penjelasan berikut.
Kisah Luqman Al Hakim
Kisah Luqman Al Hakim dan Anaknya Saat Mengendarai Baghal (1)
sebuah riwayat menceritakan kisah saat Luqman pergi ke pasar dengan anaknya. Luqman mengendarai baghal, sedangkan anaknya ikut dari belakang.
Melihat itu, orang-orang di pasar pun berkomentar, "Lihat, orangtua itu sangat tidak berperasaan. Dia naik baghal, sedangkan anaknya disuruhnya jalan kaki." Mendengar percakapan itu, Luqman pun segera turun dari punggung baghal dan menaikkan anaknya di atas baghal.
Namun, ternyata orang-orang di pasar masih saja berkomentar, "Masya Allah, lihat anak tidak tahu diri itu. Orangtuanya disuruhnya capek berjalan kaki sedangkan dia sendiri enak-enak naik baghal.” Luqman tersenyum.
Akhirnya dia pun naik di atas punggung baghal bersama dengan anaknya. Namun, itu membuat orang-orang di pasar semakin ramai berkomentar, "Ya ampun! Apa mereka berdua tidak kasihan dengan si baghal yang keberatan!" Luqman dan anaknya akhirnya turun dari baghal.
Baghal pun jalan tanpa beban di punggungnya padahal baghal dikenal kuat sehingga dipakai sebagai hewan pengangkut beban. Karena itulah, orang-orang di pasar heran mengapa Luqman dan anaknya datang dengan baghal, tapi hewan itu tidak dinaiki siapa pun.
Kisah Luqman Al Hakim dan Anaknya Saat Mengendarai Baghal (2)
Saat pulang ke rumah, Luqman menasihati anaknya, "Nak, kamu dengar apa yang dikatakan orang-orang tentang kita tadi?" Anaknya mengangguk sambil menatap ayahnya.
"Sesungguhnya ada orang yang suka mengomentari perbuatan orang yang lain. Tapi orang yang memiliki akal akan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah saja karena sesungguhnya yang kita cari adalah keridaan Allah semata, bukan keridaan manusia." Anaknya mengangguk mengerti.
Luqman melanjutkan nasihatnya, "Anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayal orang), dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya), dan lebih celaka lagi dari tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Nasihat Luqman kepada anaknya adalah tentang kebaikan hidup di dunia dan bekal pahala di akhirat kelak. Nasihat Luqman tidak hanya berguna bagi anaknya, namun juga bagi semua orang.
Penjelasan: