Asal Usul Kue Nagasari, Sang Mahawiku Terkesan Ketulusan Hati Persembahan Jaka Tingkir
Nitro Luindimar | Minggu, 10/04/2022 06:09 WIB
Kue Nagasari, jajanan tradisional Indonesia. Asal Usul Kue Nagasari, Sang Mahawiku Terkesan Ketulusan Hati Persembahan Jaka Tingkir (FOTO: HO/IST)
JAKARTA - Kue Nagasari merupakan jajanan tradisional Indonesia.
Kue Nagasari atau Nogosari jajanan pasar yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Kue ini memiliki dasar bahan baku berupa tepung beras beras dicampur tepung sagu yang di dalamnya dimasukkan potongan pisang lalu dibalut daun pisang kemudian dikukus.
Citarasa makanan ini manis dan sangat disukai banyak orang. Namun tidak banyak orang yang tahu asal muasal Kue Nagasari ini.
Baca juga :
Nike Tidak Perbarui Perjanjian Waralaba di Rusia dan Berhenti Pasok Barang
Amnesty International: Eksekusi Mati Tahun 2021 Capai 579 Orang
General Motor Kena Hack, Data Pelanggan Bocor
Terdapat 2 versi yang beredar. Ada yang menyakini bahwa Nagasari berasal dari daerah Jepara namun ada juga yang mengklaim bahwa daerah asal Nagasari adalah Indramayu.
Kue Nagasari menjadi kue tradisional yang banyak disajikan ketika ada perayaan hari besar atau hajatan.
Di budaya Jawa, jajanan ini memiliki filosofi yang melambangkan ketulusan hati dan menjauhkan dari musibah penyakit.
Sementara berdasar penggalan kata yang digunakan, Nagasari mempunyai dua penggalan kata yaitu “Naga” yang berati hewan yang berasal dari daratan cina yang melambangkan jiwa yang terhormat, dan “Sari” yang artinya isi utama dari suatu benda.
Jika digabungkan, maka mempunyai arti isi utama dari suatu benda yang terhormat.
Nagasari mempunyai satu versi cerita lagi yaitu di tahun 1528 Masehi, Mahawiku Astapaka menempuh perjalanan ke Gelgelang untuk merayakan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur.
Beliau pergi ke Sendayu, lalu berlayar ke pelabuhan Nusupan melewati Bengawan Semangi.
Adipati Hadiwijaya alias Jaka Tingkir menyambutnya, kemudian memohon agar Mahawiku Astapaka berkenan tinggal sejenak di ibukota kadipaten Pajang sebelum melanjutkan perjalanan ke Gelgelang.
Adipati Hadiwijaya bersama Ratu Mas Cempaka, permaisurinya, kemudian mempersembahkan hidangan tanpa daging dan ikan.
Diantaranya persembahan itu terdapat penganan dari tepung beras yang di dalamnya ada irisan pisang.
Sang Mahawiku sangat terkesan atas ketulusan persembahan tuan rumah.
Beliau kemudian menyelengarakan upacara Homa Yadnya untuk kesejahteraan bumi Pajang, agar segala penyakit dan segala apes sirna.
Mahawiku Astapaka kemudian menanam pohon Dewandaru untuk mengenang hal itu, lantas Adipati Hadiwijaya memberi nama penganan persembahan yang mengesankan hati Mahawiku Astapaka dengan nama Nagasari.
Warnanya yang putih berpadu kuning di tengahnya mirip pohon Dewandaru.
Resep Membuat Kue Nagasari
Bahan:
1 kg tepung beras
150 gr tepung sagu
600 gr gula pasir
1000 ml santan kelapa
1 sendok teh garam halus
1/2 sendok teh vanili bubuk
3 lembar daun pandan
Pisang kepok secukupnya
Bahan tambahan
Daun pisang untuk membungkus
Cara Memasak:
1. Siapkan wadah yang akan digunakan untuk membuat adonan. Kemudian masukkan santan ke dalam wadah.
2. Masukkan juga vanili bubuk, garam, gula pasir dan daun pandan yang telah disiapkan. Kemudian aduk-aduk sampai adonan merata.
3. Siapkan panci dan tuangkan campuran santan dan yang lainnya ke dalam panci. Aduk-aduk santan diatas api sedang samapi mendidih.
4. Jika telah mendidih matikan api kemudian diamkan sejenak.
5. Siapkan tepung beras ke dalam wadah, tuangkan rebusan santan panas ke dalam wadah yang telah diisi tepung beras tersebut dan diaduk sampai rata.
6. Ambil adonan lalu taruh diatas daun pisang yang telah disiapkan, masukkan pisang yang telah dipotong lalu ratakan adonan agar menutupi pisang tersebut.
7. Kemudian bungkus dengan daun pisang jangan sampai adonan keluar.
8. Ulangi sampai dapat beberapa bungkus. Kemudian kukus sampai matang. Jika telah matang, anda bisa langsung mendinginkannya sebelum disajikan.
8. Siapkan piring lalu hidangkan kue Nagasari untuk keluarga. (*)
Asal Usul Kue Nagasari, Sang Mahawiku Terkesan Ketulusan Hati Persembahan Jaka Tingkir
Nitro Luindimar | Minggu, 10/04/2022 06:09 WIB
Kue Nagasari, jajanan tradisional Indonesia. Asal Usul Kue Nagasari, Sang Mahawiku Terkesan Ketulusan Hati Persembahan Jaka Tingkir (FOTO: HO/IST)
JAKARTA - Kue Nagasari merupakan jajanan tradisional Indonesia.
Kue Nagasari atau Nogosari jajanan pasar yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Kue ini memiliki dasar bahan baku berupa tepung beras beras dicampur tepung sagu yang di dalamnya dimasukkan potongan pisang lalu dibalut daun pisang kemudian dikukus.
Citarasa makanan ini manis dan sangat disukai banyak orang. Namun tidak banyak orang yang tahu asal muasal Kue Nagasari ini.
Baca juga :
Nike Tidak Perbarui Perjanjian Waralaba di Rusia dan Berhenti Pasok Barang
Amnesty International: Eksekusi Mati Tahun 2021 Capai 579 Orang
General Motor Kena Hack, Data Pelanggan Bocor
Terdapat 2 versi yang beredar. Ada yang menyakini bahwa Nagasari berasal dari daerah Jepara namun ada juga yang mengklaim bahwa daerah asal Nagasari adalah Indramayu.
Kue Nagasari menjadi kue tradisional yang banyak disajikan ketika ada perayaan hari besar atau hajatan.
Di budaya Jawa, jajanan ini memiliki filosofi yang melambangkan ketulusan hati dan menjauhkan dari musibah penyakit.
Sementara berdasar penggalan kata yang digunakan, Nagasari mempunyai dua penggalan kata yaitu “Naga” yang berati hewan yang berasal dari daratan cina yang melambangkan jiwa yang terhormat, dan “Sari” yang artinya isi utama dari suatu benda.
Jika digabungkan, maka mempunyai arti isi utama dari suatu benda yang terhormat.
Nagasari mempunyai satu versi cerita lagi yaitu di tahun 1528 Masehi, Mahawiku Astapaka menempuh perjalanan ke Gelgelang untuk merayakan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur.
Beliau pergi ke Sendayu, lalu berlayar ke pelabuhan Nusupan melewati Bengawan Semangi.
Adipati Hadiwijaya alias Jaka Tingkir menyambutnya, kemudian memohon agar Mahawiku Astapaka berkenan tinggal sejenak di ibukota kadipaten Pajang sebelum melanjutkan perjalanan ke Gelgelang.
Adipati Hadiwijaya bersama Ratu Mas Cempaka, permaisurinya, kemudian mempersembahkan hidangan tanpa daging dan ikan.
Diantaranya persembahan itu terdapat penganan dari tepung beras yang di dalamnya ada irisan pisang.
Sang Mahawiku sangat terkesan atas ketulusan persembahan tuan rumah.
Beliau kemudian menyelengarakan upacara Homa Yadnya untuk kesejahteraan bumi Pajang, agar segala penyakit dan segala apes sirna.
Mahawiku Astapaka kemudian menanam pohon Dewandaru untuk mengenang hal itu, lantas Adipati Hadiwijaya memberi nama penganan persembahan yang mengesankan hati Mahawiku Astapaka dengan nama Nagasari.
Warnanya yang putih berpadu kuning di tengahnya mirip pohon Dewandaru.
Resep Membuat Kue Nagasari
Bahan:
1 kg tepung beras
150 gr tepung sagu
600 gr gula pasir
1000 ml santan kelapa
1 sendok teh garam halus
1/2 sendok teh vanili bubuk
3 lembar daun pandan
Pisang kepok secukupnya
Bahan tambahan
Daun pisang untuk membungkus
Cara Memasak:
1. Siapkan wadah yang akan digunakan untuk membuat adonan. Kemudian masukkan santan ke dalam wadah.
2. Masukkan juga vanili bubuk, garam, gula pasir dan daun pandan yang telah disiapkan. Kemudian aduk-aduk sampai adonan merata.
3. Siapkan panci dan tuangkan campuran santan dan yang lainnya ke dalam panci. Aduk-aduk santan diatas api sedang samapi mendidih.
4. Jika telah mendidih matikan api kemudian diamkan sejenak.
5. Siapkan tepung beras ke dalam wadah, tuangkan rebusan santan panas ke dalam wadah yang telah diisi tepung beras tersebut dan diaduk sampai rata.
6. Ambil adonan lalu taruh diatas daun pisang yang telah disiapkan, masukkan pisang yang telah dipotong lalu ratakan adonan agar menutupi pisang tersebut.
7. Kemudian bungkus dengan daun pisang jangan sampai adonan keluar.
8. Ulangi sampai dapat beberapa bungkus. Kemudian kukus sampai matang. Jika telah matang, anda bisa langsung mendinginkannya sebelum disajikan.
8. Siapkan piring lalu hidangkan kue Nagasari untuk keluarga. (*)
jadikan jawaban terbaik yah