Kevin satu-satunya anak laki-laki yang selalu bersama kami melewati sore-sore yang indah itu. sudah beberapa hari ini , Kevin tidak berkumpul bersama kami di lapangan. rasa penasaranku muncul dan kebetulan ada Shella yang aku tahu rumahnya berdekatan dengan rumah kevin. "shel,kok kevin nggak pernah main lagi kesini?dia marah,ya? tanyaku. "ih,cici mau tahu aja," ujar shella sambil cekikian.lince dan shella lalu berbisik-bisik,yang membuat aku kesal sendiri. "apasih yang lucu? aku cuma tanya si kevin kemana kok.memangnya aneh?" sewotku."ih,cici marah,kamu naksir kevin,ya?hahahaha," kata lince.mereka lalu tertawa terpingkal-pingkal yang akhirnya membuatku benar benar marah.saat itu juga kudekati lince dan berkelahi dengannya.shella dan evi berteriak-teriak mencoba melerai kami. "eh,eh, apa sih anak perempuan berantem kayak anak laki laki saja!" terasa badanku ditarik oleh seseorang demikian juga lince,kami dipisahkan oleh sebagian Taja yg baru saja lewat dan hendak menuju ke tenda peleton mereka.Kulihat muka lince merah dan marah sekali. Shella terlalu takut. mukanya merah dan evi dengan matanya yang indah dan rambutnya yang panjang,terlihat meringis seakan tak menyangka ini terjadi.sore itu kami bubar dengan sendirinya,tanpa satupun dari kami berbicara.kekesalanku masih terasa,kenapa aku yang mereka tertawakan? siapa yg salah? kenapa kalau aku ingin ada kevin disini,aku jadi bahan tertawaan? kenapa aku kesal sekali hingga tak mampu menahan diri untuk berduel dengan lince dilapangan tadi? ini pertama kalinya aku merasakan apa yang namanya berkelahi.sesuatu yang tak terbayangan,aku salah satu pelakunya.sedih,tapi aku marah.hari itu aku tidak bertemu kevin dan berbicara dengan mereka.hari hari berikutnya ditahun itu,aku rindu shella,lince,evi,dan kevin.semuanya membuatku rindu.
Terdapat beberapa majas yang dapat ditemukan dalam cerpen tersebut:
1. Personifikasi: "sore itu kami bubar dengan sendirinya" - memberikan sifat manusia pada kejadian atau objek yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan tersebut.
2. Hiperbola: "aku kesal sekali hingga tak mampu menahan diri untuk berduel dengan lince dilapangan tadi." Penggunaan kata "tak mampu menahan diri" digunakan untuk memperbesar perasaan kesal yang dirasakan oleh narator.
3. Ironi: "kenapa aku yang mereka tertawakan? siapa yg salah? kenapa kalau aku ingin ada kevin disini,aku jadi bahan tertawaan?" - menggunakan pernyataan yang bertentangan dengan kenyataan untuk menyampaikan ketidakadilan atau kebingungan yang dirasakan oleh narator.
4. Metonimi: "aku rindu shella, lince, evi, dan kevin" - menggunakan kata-kata yang melambangkan orang-orang yang dirindukan sebagai pengganti nama mereka.
5. Simile: "mukanya merah dan evi dengan matanya yang indah dan rambutnya yang panjang, terlihat meringis seakan tak menyangka ini terjadi" - menggunakan perbandingan untuk menggambarkan ekspresi wajah dan reaksi emosional karakter.
6. Repetisi: "aku marah, hari itu aku tidak bertemu kevin dan berbicara dengan mereka, hari-hari berikutnya ditahun itu, aku rindu shella, lince, evi, dan kevin" - pengulangan kata atau frasa untuk memberikan penekanan pada perasaan atau pikiran yang dirasakan oleh narator.
7. Eufemisme: "berkelahi dengan lince" - menggunakan penggantian kata yang lebih halus untuk menggambarkan tindakan berkelahi.
Jawaban:
Terdapat beberapa majas yang dapat ditemukan dalam cerpen tersebut:
1. Personifikasi: "sore itu kami bubar dengan sendirinya" - memberikan sifat manusia pada kejadian atau objek yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan tersebut.
2. Hiperbola: "aku kesal sekali hingga tak mampu menahan diri untuk berduel dengan lince dilapangan tadi." Penggunaan kata "tak mampu menahan diri" digunakan untuk memperbesar perasaan kesal yang dirasakan oleh narator.
3. Ironi: "kenapa aku yang mereka tertawakan? siapa yg salah? kenapa kalau aku ingin ada kevin disini,aku jadi bahan tertawaan?" - menggunakan pernyataan yang bertentangan dengan kenyataan untuk menyampaikan ketidakadilan atau kebingungan yang dirasakan oleh narator.
4. Metonimi: "aku rindu shella, lince, evi, dan kevin" - menggunakan kata-kata yang melambangkan orang-orang yang dirindukan sebagai pengganti nama mereka.
5. Simile: "mukanya merah dan evi dengan matanya yang indah dan rambutnya yang panjang, terlihat meringis seakan tak menyangka ini terjadi" - menggunakan perbandingan untuk menggambarkan ekspresi wajah dan reaksi emosional karakter.
6. Repetisi: "aku marah, hari itu aku tidak bertemu kevin dan berbicara dengan mereka, hari-hari berikutnya ditahun itu, aku rindu shella, lince, evi, dan kevin" - pengulangan kata atau frasa untuk memberikan penekanan pada perasaan atau pikiran yang dirasakan oleh narator.
7. Eufemisme: "berkelahi dengan lince" - menggunakan penggantian kata yang lebih halus untuk menggambarkan tindakan berkelahi.