Tempatkan diri anda dalam posisi ilmuwan yang menemukan mekanisme penggelinciran filamen pada kontraksi otot dengan mempertimbangkan perubahan molekuler apa yang menyebabkan perubahan pola seran lintang selama kontraksi. apabila anda membandingkan serat otot yang sedang berelaksasi dan berkontradiksi bawah mikroskop cahaya berkekuatan besar, bagaimana anda menentukan bahwa filamen tipis tidak berubah panjangnya selama kontraksi otot? anda tidak dapat melihat atau mengukur sebuah filamen tipis dengan pembesaran ini
claramatikaMekanisme kontraksi otot merupakan mekanisme bertahap yang dimulai dari datangnya rangsang pada saraf yang menuju ke otot lurik. Secara lebih mudahnya kita akan membuat tahap tahapnya, mualai dari datangnya rangsang sampai terjadinya kontraksi otot sebagai berikut:1. rangsang yang berupa muatan listrik merambat melalui akson2. sampai di ujung akson, maka akan terjadi pelepasan asetilkolin dan ion kalsium3. asetilkolin dan ion kalsium ini akan mengaktifkan aktin dan akan membuka sisi penempelannya4. kemudian akan terjadi pemecahan ATP menjadi ADP dan pospat bebas5. pospat bebas ini akan menempel pada miosin dan akan mengaktifkan miosin sehingga dapat memungkinkan ikatan dengan aktin6. terjadinya ikatan antara aktin dan mison menghasilkan struktur aktomiosin7. pemecahan ATP tadi akan menghasilkan energi yang kemudian dipakai untuk menarik aktin ke tengah sehingga sarkomer otot akan memendek8. pemendekan sarkomer inilah yang kita kenal sebagai kontraksi otot Pada keadaan secara nyata, filamen tipis tidak berubah panjangnya selama kontraksi otot karena filamen tipis atau yang kita sebut aktin tidak memendek dalam proses kontraksi karena filamin tipis ini melakukan proses merapat atau mendekat antara aktin satu dengan aktin sebelahnya, kemudian pada saat relaksasi filamen aktin ini kembali menjauh. Proses ini disebut sebagai teori sliding filament otot. Diperlukan mikroskop dengan perbesaran tertentu untuk dapat melihat proses sliding filament ini, maka jika perbesaran mikroskop tidak memenuhi syarat, maka perubahan filamen tipis ini tidak dapat teramati perubahannya serta prosesnya.
Secara lebih mudahnya kita akan membuat tahap tahapnya, mualai dari datangnya rangsang sampai terjadinya kontraksi otot sebagai berikut:1. rangsang yang berupa muatan listrik merambat melalui akson2. sampai di ujung akson, maka akan terjadi pelepasan asetilkolin dan ion kalsium3. asetilkolin dan ion kalsium ini akan mengaktifkan aktin dan akan membuka sisi penempelannya4. kemudian akan terjadi pemecahan ATP menjadi ADP dan pospat bebas5. pospat bebas ini akan menempel pada miosin dan akan mengaktifkan miosin sehingga dapat memungkinkan ikatan dengan aktin6. terjadinya ikatan antara aktin dan mison menghasilkan struktur aktomiosin7. pemecahan ATP tadi akan menghasilkan energi yang kemudian dipakai untuk menarik aktin ke tengah sehingga sarkomer otot akan memendek8. pemendekan sarkomer inilah yang kita kenal sebagai kontraksi otot
Pada keadaan secara nyata, filamen tipis tidak berubah panjangnya selama kontraksi otot karena filamen tipis atau yang kita sebut aktin tidak memendek dalam proses kontraksi karena filamin tipis ini melakukan proses merapat atau mendekat antara aktin satu dengan aktin sebelahnya, kemudian pada saat relaksasi filamen aktin ini kembali menjauh. Proses ini disebut sebagai teori sliding filament otot.
Diperlukan mikroskop dengan perbesaran tertentu untuk dapat melihat proses sliding filament ini, maka jika perbesaran mikroskop tidak memenuhi syarat, maka perubahan filamen tipis ini tidak dapat teramati perubahannya serta prosesnya.