ilukman
Dalam sastra, baik itu sastra Sunda maupun sastra Indonesia, dongeng adalah termasuk sastra jenis prosa, yaitu prosa lama. Contoh karya sastra jenis prosa lama lainnya adalah seperti cerita wayang. Sedangkan contoh karya sastra yang termasuk jenis prosa modern adalah seperti cerita pendek dan novel.
Dalam sebuah dongeng, sama seperti karya sastra cerpen dan juga novel, terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur instrinsik yang ada dalam sebuah dongeng adalah tema, latar, alur, tokoh, watak tokoh, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa. Sedang unsur-unsur ekstrinsik yang ada dalam sebuah dongeng adalah nilai budaya, sosial, politik, adat istiadat, dan agama.
Dongeng dalam bahasa Sunda "Hayam Kongkorongok Subuh" adalah dongeng yang menceritakan asal usul mengapa ayam jago suka berkokok di pagi hari atau di waktu Subuh. Yang menjadi tema dari dongeng "Hayam Kongkorongok Subuh" adalah "janji yang tidak ditepati".
Secara singkat, dongeng tersebut menceritakan bahwa pada suatu hari ada seekor ular naga yang akan berkunjung ke tempat para dewa. Tapi si ular naga tersebut merasa tidak percaya diri dengan penampilannya untuk bertemu dengan para dewa. Si ular naga akan merasa percaya diri jika ia memiliki tanduk.
Saat itu salah satu hewan yang memiliki tanduk adalah ayam jago. Si ular naga berniat untuk meminjam tanduk ke ayam jago, dan ia minta tolong ke binatang kaki seribu supaya bisa mengantar si ular naga untuk meminjam tanduk ke ayam jago. Singakt cerita, si ayam jago mau meminjamkan tanduknya ke si ular naga. Si ular naga berkata ke ayam jago kalau nanti menjelang waktu subuh tanduknya belum dikembalikan sama binatang kaki seribu, tolong kamu berkokok saja.
Setelah ayam jago menunggu lama, dan hampir menjelang waktu subuh tanduk belum dikembalikan juga oleh binatang kaki seribu, lalu ayam jago berkokok berkali-kali. Berhari-hari ternyata tanduk tidak juga diterima oleh ayam jago, dan ayam jago tiap menjelang subuh selalu berkokok, tapi tetap tanduk tidak juga kembali. Akhirnya sampai sekarang ayam jago setiap menjelang subuh selalu berkokok, dan setiap bertemu dengan binatang kaki seribu, ayam jago selalu mematuknya.
Dalam sebuah dongeng, sama seperti karya sastra cerpen dan juga novel, terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur instrinsik yang ada dalam sebuah dongeng adalah tema, latar, alur, tokoh, watak tokoh, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa. Sedang unsur-unsur ekstrinsik yang ada dalam sebuah dongeng adalah nilai budaya, sosial, politik, adat istiadat, dan agama.
Dongeng dalam bahasa Sunda "Hayam Kongkorongok Subuh" adalah dongeng yang menceritakan asal usul mengapa ayam jago suka berkokok di pagi hari atau di waktu Subuh. Yang menjadi tema dari dongeng "Hayam Kongkorongok Subuh" adalah "janji yang tidak ditepati".
Secara singkat, dongeng tersebut menceritakan bahwa pada suatu hari ada seekor ular naga yang akan berkunjung ke tempat para dewa. Tapi si ular naga tersebut merasa tidak percaya diri dengan penampilannya untuk bertemu dengan para dewa. Si ular naga akan merasa percaya diri jika ia memiliki tanduk.
Saat itu salah satu hewan yang memiliki tanduk adalah ayam jago. Si ular naga berniat untuk meminjam tanduk ke ayam jago, dan ia minta tolong ke binatang kaki seribu supaya bisa mengantar si ular naga untuk meminjam tanduk ke ayam jago. Singakt cerita, si ayam jago mau meminjamkan tanduknya ke si ular naga. Si ular naga berkata ke ayam jago kalau nanti menjelang waktu subuh tanduknya belum dikembalikan sama binatang kaki seribu, tolong kamu berkokok saja.
Setelah ayam jago menunggu lama, dan hampir menjelang waktu subuh tanduk belum dikembalikan juga oleh binatang kaki seribu, lalu ayam jago berkokok berkali-kali. Berhari-hari ternyata tanduk tidak juga diterima oleh ayam jago, dan ayam jago tiap menjelang subuh selalu berkokok, tapi tetap tanduk tidak juga kembali. Akhirnya sampai sekarang ayam jago setiap menjelang subuh selalu berkokok, dan setiap bertemu dengan binatang kaki seribu, ayam jago selalu mematuknya.