Telegram senja yang kuterima, cukup membuat aku berpikir dengan berbagai kemungkinan. Bunyi telegram cukup padat,singkat,dan memancing bermacam-macam tafsiran tentang keluarga yang jauh, "Pulanglah! Kakek mau bertemu, titik." Pada akhir keputusanku, aku mau pulang dengan jalan darat, memakai kendaraan bus umum secara estafet. Kukira itu jalan paling singkat yang harus kutempuh. Kalau aku memilih jalan udara, disamping uang tak cukup, juga ada persoalan lain juga risiko yang harus aku hadap. Risiko, apakah ada tempat kosong untuk besok berangkat atau kapan jadwal penerbangan yang tepat. Soalnya kota tempat tinggalku cukup kecil, tapi disinggahi oleh penerbangan domestik yang seminggu entah berapa kali. Aku sudah memperhitungkan jika estafet berjalan beres, berarti dalam dua hari bisa sampai. Jika ada yang tak beres, mungkin entah sesudah beberapa hari baru tiba. Akan tetapi aku berharap semuanya beres . Memang keinginan untuk cepat mengetahui masalah, menggebu-gebu dalam benakku. Akan tetapi, aku juga harus memperhitungkan segi ekonomi. Maklumlah, aku belum berpenghasilan dan kiriman dari rumah selalu saja pas-pasan. Tak ada kemungkinan untuk menabung, menyisakan uang. Apa boleh buat, aku belajar pasrah setelah usaha maksimal tak berhasil .
tentukan tema, watak tokoh, latar, sudut pandang, dan amanatnya
fatimahclasic
Tema=perjalanan .watak=tabah. latar=di sebuah kota. sudut pandang=ekonomi. amanatnya=bersabrlah karena tuhan akan memberi jalan yang terbaik
salsabilaeka
Watak tokoh:cepat mengetahui masalah Sudut pandang:Orang pertama Latar:sebuah kota Tema:keinginan untuk bertemu Amanat:ketika kita sudah berusaha maksimal serahkan saja semuanya kepada Tuhan
indahysb04
Tema : cerpen anak tokoh: aku latar tempat: kota tempat tinggalku, latar wktu : seminggu sudut pandang :sudut pndang orang pertaman
tokoh: aku
latar tempat: kota tempat tinggalku,
latar wktu : seminggu
sudut pandang :sudut pndang orang pertaman