Teka teki es batu yang tidak bisa mencair tolong jawab untuk ldks
Pohaci
TRIBUNSUMSEL.COM, MASSACHUSETTS - Desainer Dave Laituri membuat inovasi baru yang membantu mendinginkan minuman. Ia membuat es batu dengan bahan logam stainless steel.
Es batu tersebut, karena berbahan logam, takkan ikut mencair. Jadi, bisa dibilang es batu abadi. Karena tak mencair, es batu abadi ini takkan memengaruhi rasa minuman karena kelebihan air yang biasa terjadi setelah es batu berbahan air mencair.
Inspirasi menciptakan es batu abadi ini, kata Laituri, datang dari tren sebelumnya. Desainer bernama Raymond Loewy sebelumnya menggunakan ball bearing untuk mendinginkan scotch.
"Dia adalah pria yang cukup berkelas dan saya dengar banyak orang terkenal dari era itu memakai ball bearing untuk mendinginkan minuman kesukaannya. Ball bearing tidak mengencerkan minuman dengan air. Gambaran itu selalu ada di pikiran saya," jelas Laituri.
Namun, Laituri menilai, ball bearing kurang sempurna untuk mendinginkan. Ball bearing terlalu banyak bergerak dalam cairan sehingga mengganggu orang yang sedang menyesap minuman.
Maka, dalam inovasi "Puc", Laituri merekayasa bentuk. "Dengan bentuk serupa marshmallow, maka es 'Puc' cenderung diam dan tetap berada di dasar gelas serta mudah diatur," kata laituri seperti dikutip Daily Mail, Kamis (25/4/2013).
Laituri merancang "Puc" dengan ukuran pas. Tiap "Puc" memiliki berat 70 gram dengan ukuran 25 mm x 19 mm. Bahan stainless steel sepenuhnya tak memengaruhi citarasa atau bereaksi dengan minuman.
Laituri melanjutkan, pemakaian "Puc" untuk mendinginkan pun layaknya memakai es batu. "Jika ingin minuman dingin lebih cepat, bisa ditambahkan lebih banyak. Setelahnya, "Puc" bisa diangkat dan kembali ditaruh di dalam freezer," katanya.
Laituri menambahkan, "Puc" tak cuma berguna untuk mendinginkan minuman dari suhu kamar (25 derajat Celsius) tetapi juga mendinginkan kopi panas agar lebih pas untuk diminum.
Es batu tersebut, karena berbahan logam, takkan ikut mencair. Jadi, bisa dibilang es batu abadi. Karena tak mencair, es batu abadi ini takkan memengaruhi rasa minuman karena kelebihan air yang biasa terjadi setelah es batu berbahan air mencair.
Inspirasi menciptakan es batu abadi ini, kata Laituri, datang dari tren sebelumnya. Desainer bernama Raymond Loewy sebelumnya menggunakan ball bearing untuk mendinginkan scotch.
"Dia adalah pria yang cukup berkelas dan saya dengar banyak orang terkenal dari era itu memakai ball bearing untuk mendinginkan minuman kesukaannya. Ball bearing tidak mengencerkan minuman dengan air. Gambaran itu selalu ada di pikiran saya," jelas Laituri.
Namun, Laituri menilai, ball bearing kurang sempurna untuk mendinginkan. Ball bearing terlalu banyak bergerak dalam cairan sehingga mengganggu orang yang sedang menyesap minuman.
Maka, dalam inovasi "Puc", Laituri merekayasa bentuk. "Dengan bentuk serupa marshmallow, maka es 'Puc' cenderung diam dan tetap berada di dasar gelas serta mudah diatur," kata laituri seperti dikutip Daily Mail, Kamis (25/4/2013).
Laituri merancang "Puc" dengan ukuran pas. Tiap "Puc" memiliki berat 70 gram dengan ukuran 25 mm x 19 mm. Bahan stainless steel sepenuhnya tak memengaruhi citarasa atau bereaksi dengan minuman.
Laituri melanjutkan, pemakaian "Puc" untuk mendinginkan pun layaknya memakai es batu. "Jika ingin minuman dingin lebih cepat, bisa ditambahkan lebih banyak. Setelahnya, "Puc" bisa diangkat dan kembali ditaruh di dalam freezer," katanya.
Laituri menambahkan, "Puc" tak cuma berguna untuk mendinginkan minuman dari suhu kamar (25 derajat Celsius) tetapi juga mendinginkan kopi panas agar lebih pas untuk diminum.