Kalimat-kalimat tersebut adalah contoh dari "tunggilah wuh" atau "tunggilah rasa," yang merupakan bentuk peribahasa atau pepatah dalam bahasa Jawa. Peribahasa ini berisi ajaran atau petuah yang mengandung makna dan nasihat. Di bawah ini adalah arti atau tegese dari setiap peribahasa tersebut:
1. "Bibit bebet bobot" artinya bahwa dalam melakukan sesuatu, baik dalam pekerjaan atau usaha, penting untuk memperhatikan dan memilih dengan cermat aspek-aspek yang berkaitan, seperti bibit (bahan awal), bebet (cara atau proses), dan bobot (hasil atau akhir).
2. "Katula-tula ketali" menekankan pada pentingnya kejelasan, ketepatan, dan kecermatan dalam tindakan atau kata-kata. Artinya, kita harus menjaga agar kata-kata dan tindakan kita selalu sesuai dengan kenyataan dan tujuan yang jelas.
3. "Janji jujur jajahane mesti makmur" berarti bahwa dalam menjalani kehidupan, kita harus selalu mematuhi janji dan berkomitmen secara jujur. Dengan mematuhi janji dan komitmen tersebut, kita dapat mencapai kemakmuran atau keberhasilan.
4. "Laras, lurus, leres, laris" mengandung makna bahwa tindakan atau usaha yang dilakukan harus sejalan (laras), benar (lurus), mudah (leres), dan menguntungkan atau sukses (laris). Ini menunjukkan pentingnya melakukan sesuatu dengan baik dan efisien.
5. "Makuta, makuti, makuten" mengandung makna bahwa kita harus bijaksana dalam menerima (makuta), menjaga (makuti), dan menggunakannya dengan bijak (makuten) terhadap harta atau kekayaan. Pesan ini mengingatkan kita untuk mengelola harta benda dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
Jawaban:
Kalimat-kalimat tersebut adalah contoh dari "tunggilah wuh" atau "tunggilah rasa," yang merupakan bentuk peribahasa atau pepatah dalam bahasa Jawa. Peribahasa ini berisi ajaran atau petuah yang mengandung makna dan nasihat. Di bawah ini adalah arti atau tegese dari setiap peribahasa tersebut:
1. "Bibit bebet bobot" artinya bahwa dalam melakukan sesuatu, baik dalam pekerjaan atau usaha, penting untuk memperhatikan dan memilih dengan cermat aspek-aspek yang berkaitan, seperti bibit (bahan awal), bebet (cara atau proses), dan bobot (hasil atau akhir).
2. "Katula-tula ketali" menekankan pada pentingnya kejelasan, ketepatan, dan kecermatan dalam tindakan atau kata-kata. Artinya, kita harus menjaga agar kata-kata dan tindakan kita selalu sesuai dengan kenyataan dan tujuan yang jelas.
3. "Janji jujur jajahane mesti makmur" berarti bahwa dalam menjalani kehidupan, kita harus selalu mematuhi janji dan berkomitmen secara jujur. Dengan mematuhi janji dan komitmen tersebut, kita dapat mencapai kemakmuran atau keberhasilan.
4. "Laras, lurus, leres, laris" mengandung makna bahwa tindakan atau usaha yang dilakukan harus sejalan (laras), benar (lurus), mudah (leres), dan menguntungkan atau sukses (laris). Ini menunjukkan pentingnya melakukan sesuatu dengan baik dan efisien.
5. "Makuta, makuti, makuten" mengandung makna bahwa kita harus bijaksana dalam menerima (makuta), menjaga (makuti), dan menggunakannya dengan bijak (makuten) terhadap harta atau kekayaan. Pesan ini mengingatkan kita untuk mengelola harta benda dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
Penjelasan: