tak pernah lupa kau pernah kehilangan arah. Banyak ranah yg dijajah. Kau buat aku kalah hingga muntah segala amarah. Namun akhir nya kau tau, tak ada tempat yg lebih ramah. Dan kini, kau sebut aku sebagai rumah.
Puisi itu mungkin menceritakan tentang hubungan asmara yang mengalami pasang surut. Narator puisi merasa pernah tersakiti oleh pasangannya yang mencari kebahagiaan di tempat lain. Pasangannya pernah membuat narator merasa kalah dan marah karena dikhianati. Namun, akhirnya pasangannya menyadari bahwa narator adalah orang yang paling mencintai dan menyayanginya. Pasangannya kembali ke pelukan narator dan menyebutnya sebagai rumah, yaitu tempat yang nyaman dan hangat.
Jawaban:
Puisi itu mungkin menceritakan tentang hubungan asmara yang mengalami pasang surut. Narator puisi merasa pernah tersakiti oleh pasangannya yang mencari kebahagiaan di tempat lain. Pasangannya pernah membuat narator merasa kalah dan marah karena dikhianati. Namun, akhirnya pasangannya menyadari bahwa narator adalah orang yang paling mencintai dan menyayanginya. Pasangannya kembali ke pelukan narator dan menyebutnya sebagai rumah, yaitu tempat yang nyaman dan hangat.