habintegarn14
SD JERMANIKA sedang melaksanakan ulangan Matematika, pada saat sedang menjawab No. 4 Boni tak bisa menjawab soal tersebut. Ini menyebabkan Boni ingin menyontek sebelahnya, Shinta. Shinta dikenal sebagai anak yang paling cerdas bila mengerjakan matematika. "Anak-anak waktu kalian kurang 5 menit lagi, periksa dengan teliti lagi" Begitulah kata pengawas ruangan. Saat Shinta sedang mengambil pensil yang sedang terjatuh di bawah meja, Boni berkesempatan menyontek Shinta. Ia menyontek beberapa nomor sekaligus. Setelah Shinta berhasil mengambil pensil dari bawah meja, Bonipun tergesa-gesa menyelesaikan contekannya. "Apa yang kau lihat Bon?" tanya Shinta dengan menata lembar jawaban yang tak karuan. "Bukan apa-apa" Jawab Boni dengan menghela nafas. "O, kukira kau melakukan suatu hal yang melanggar aturan " Kata Shinta dengan memasukan pensil ke dalam tempat pensil. "Tidak!" jawabnya tegas. "Lalu kenapa kau berkeringat? jangan-jangan kau menyontek jawabanku saat aku mengambil pensil di bawah meja lalu dengan tergesa-gesa kau menyalin jawabanku?"Tanya Shinta dengan rinci. "Ti... ti... tidak kok" jawab Boni dengan gagap. "O, iya aku percaya bahwa kau bukanlah orang yang menyontek" Jawabnya sambil berjalan menuju meja pengawas untuk mengumpulkan lembar jawab. Lalu di susul oleh Boni.
Saat istirahat... "Bagaimana ulanganmu tadi Bon?" Tanya Rere sambil mengigit sosis yang ia beli di kantin. "O...hmm, lumayan"jawab Boni. "Lumayan baik atau buruk" "baik" "Kau tak menyontekkan Bon?" Tanya Rere. "Kenapa kau bertanya begitu? tentu saja aku tidak menyontek" jawabnya dengan penuh kebohongan. "ya ya ya... aku percaya kamu tidak menyontek, tapi ingat berbuat apapun akan diketahui Allah. Bila kita menyontek kita akan mendapat dosa yaitu neraka. Tapi bagi orang yang menyontek.. aku yakin bahwa kau tak akan berbuat seperti itu Bon, kau baik,pintar, dan ramah. pasti akan jujur selalu. dah!" Rere pergi meninggalkan Boni. Boni terdiam sejenak memikirkan kata-kata Rere... ia sadar bahwa perbuatan menyontek itu perbuatan yang tak terpuji. dan setiap perbuatan pasti akan diketahui Allah. Lalu ia berpikir ia telah melakukan dosa yang besar ia harus jujur atas perbuatanya kepada Shinta. Lalu ia menvari Shinta di kelas. "Shinta!"Boni memanggil dari kejauhan. Shinta sedang bersenda gurau dengan teman perempuannya. "Ada apa Bon?" "Begini aku mau.." "Mau apa?" "Aku mau mengakui kesalahanku aku menyontek jawabanmu ketika kau mengambil pensil dari bawah meja"jawab Boni dengan berdebar-debar "hmm..."Shinta hanya diam "Aku menyesal" kata Boni dengan meminta belas kasih. "Ya sudah tak apa... tapi jangan ulangi ya?" "Oke!!"
Saat istirahat...
"Bagaimana ulanganmu tadi Bon?" Tanya Rere sambil mengigit sosis yang ia beli di kantin.
"O...hmm, lumayan"jawab Boni.
"Lumayan baik atau buruk"
"baik"
"Kau tak menyontekkan Bon?" Tanya Rere.
"Kenapa kau bertanya begitu? tentu saja aku tidak menyontek" jawabnya dengan penuh kebohongan.
"ya ya ya... aku percaya kamu tidak menyontek, tapi ingat berbuat apapun akan diketahui Allah. Bila kita menyontek kita akan mendapat dosa yaitu neraka. Tapi bagi orang yang menyontek.. aku yakin bahwa kau tak akan berbuat seperti itu Bon, kau baik,pintar, dan ramah. pasti akan jujur selalu. dah!" Rere pergi meninggalkan Boni.
Boni terdiam sejenak memikirkan kata-kata Rere... ia sadar bahwa perbuatan menyontek itu perbuatan yang tak terpuji. dan setiap perbuatan pasti akan diketahui Allah. Lalu ia berpikir ia telah melakukan dosa yang besar ia harus jujur atas perbuatanya kepada Shinta. Lalu ia menvari Shinta di kelas.
"Shinta!"Boni memanggil dari kejauhan. Shinta sedang bersenda gurau dengan teman perempuannya.
"Ada apa Bon?"
"Begini aku mau.."
"Mau apa?"
"Aku mau mengakui kesalahanku aku menyontek jawabanmu ketika kau mengambil pensil dari bawah meja"jawab Boni dengan berdebar-debar
"hmm..."Shinta hanya diam
"Aku menyesal" kata Boni dengan meminta belas kasih.
"Ya sudah tak apa... tapi jangan ulangi ya?"
"Oke!!"