Solusi alternatif menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalm bernegara tetap terpelihara.
chikajessicaaBerikut ini disampaikan resep menjaga kerukunan dan kekompakan yang pada akhirnya berujung pada persatuan dan kesatuan bangsa. 1. Mepraktikkan berbicara yang baik dan benar, pahit madu, enak didengar, santun, tata krama, unggah-ungguh, disesuaikan dengan lawan bicaranya. Berbicara jelek dapat menjadi awal dari pertengkaran dan permusuhan. Dengan berbicara yang baik, madu yang sangat manis seolah-olah terasa pahit oleh inti pembicaraan yang enak, tidak menyakitkan hati. Sopan santun, tata krama, unggah-ungguh, harus diperhatikan disesuaikan dengan lawan bicara. Gaya bicara dan intonasi bicara juga perlu diperhatikan agar tidak meninggung perasaan lawan bicara. Kadang-kadang perlu pengorbanan dan perasaan mengalah untuk membuat
lawan bicara tidak tersinggung dan merasa senang. Bukan berarti dengan berbicara yang baik dan memperhatikan tata krama tidak mempunyai jati diri. Esensi masalah yang dibicarakan tidak berubah walaupun disampaikan dengan bahasa yang baik. 2. Menjunjung tinggi watak jujur, amanah, saling percaya dan mempercayai. Watak jujur, amanah dan dapat dipercaya merupakan modal awal kerukunan, sebaliknya watak tidak jujur, tidak amanah dan tidak dapat dipercaya merupakan awal dari tidak rukun, perpecahan, pertengkaran dan permusuhan. Bahkan Nabi Muhammad bersabda yang artinya “Tetapilah kejujuran, karena kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan pada surga dan menjauhilah berbuat bohong, karena bohong akan mengantarkan kepada fajir/kejelekan dan kejelekan akan mengantarkan pada neraka”. Kadang-kadang berat dan perlu perjuangan dan penuh godaan untuk menjunjung tinggi kejujuran, amanah dan dapat dipercaya. 3. Dilandasi dengan sifat sabar, berani mengalah, berebut untuk mengalah. Permusuhan dan pertengkaran dapat terjadi karena kedua belah pihak tidak dapat menahan amarah, emosional dan tidak mau mengalah. Sifat sabar, berani mengalah, berebut mengalah sangat diperlukan agar pertengkaran tidak terjadi. Mengalah bukan berarti kalah. Masalah dibicarakan dengan suasana dingin tidak emosional. Kadang-kadang perlu pengorbanan kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar terbaik penyelesaian masalah yang dihadapi. Pengendalian diri sangat diperlukan untuk dapat mewujudkan sabar dan berani mengalah. 4. Menghormati hak orang lain, tidak merusak hak asasi dan kehormatannya, tidak merusak dirinya, tidak merusak harta bendanya. Kita menyadari setiap orang betatapun rendahnya, mempunyai hak asasi, mempunyai kehormatan yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Sifat tidak merendahkan orang lain, tidak menyakiti badannya, tidak merusak harta bendanya harus tetap dijaga untuk menciptakan pertemanan, kerukunan dan kekompakan. 5. Saling memperhatikan dan menjaga perasaan. Akan lebih baik lagi apabila sifat baik tersebut di atas, dilengkapi dengan saling memperhatikan dan menjaga perasaan. Tentu orang lain akan senang apabila diperlakukan diperhatikan dan dijaga perasaannya.
lawan bicara tidak tersinggung dan merasa senang. Bukan berarti dengan berbicara yang baik dan memperhatikan tata krama tidak mempunyai jati diri. Esensi masalah yang dibicarakan tidak berubah walaupun disampaikan dengan bahasa yang baik. 2. Menjunjung tinggi watak jujur, amanah, saling percaya dan mempercayai. Watak jujur, amanah dan dapat dipercaya merupakan modal awal kerukunan, sebaliknya watak tidak jujur, tidak amanah dan tidak dapat dipercaya merupakan awal dari tidak rukun, perpecahan, pertengkaran dan permusuhan. Bahkan Nabi Muhammad bersabda yang artinya “Tetapilah kejujuran, karena kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan pada surga dan menjauhilah berbuat bohong, karena bohong akan mengantarkan kepada fajir/kejelekan dan kejelekan akan mengantarkan pada neraka”. Kadang-kadang berat dan perlu perjuangan dan penuh godaan untuk menjunjung tinggi kejujuran, amanah dan dapat dipercaya. 3. Dilandasi dengan sifat sabar, berani mengalah, berebut untuk mengalah. Permusuhan dan pertengkaran dapat terjadi karena kedua belah pihak tidak dapat menahan amarah, emosional dan tidak mau mengalah. Sifat sabar, berani mengalah, berebut mengalah sangat diperlukan agar pertengkaran tidak terjadi. Mengalah bukan berarti kalah. Masalah dibicarakan dengan suasana dingin tidak emosional. Kadang-kadang perlu pengorbanan kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar terbaik penyelesaian masalah yang dihadapi. Pengendalian diri sangat diperlukan untuk dapat mewujudkan sabar dan berani mengalah. 4. Menghormati hak orang lain, tidak merusak hak asasi dan kehormatannya, tidak merusak dirinya, tidak merusak harta bendanya. Kita menyadari setiap orang betatapun rendahnya, mempunyai hak asasi, mempunyai kehormatan yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Sifat tidak merendahkan orang lain, tidak menyakiti badannya, tidak merusak harta bendanya harus tetap dijaga untuk menciptakan pertemanan, kerukunan dan kekompakan. 5. Saling memperhatikan dan menjaga perasaan. Akan lebih baik lagi apabila sifat baik tersebut di atas, dilengkapi dengan saling memperhatikan dan menjaga perasaan. Tentu orang lain akan senang apabila diperlakukan diperhatikan dan dijaga perasaannya.
jadikan terbaik ya :)