Sastroatmodjojo lahir di Grabag, Magelang, 21 Mei 1903. Ia termasuk saah satu putra terbaik bangsa Indonesia, yang mendapatkan gelar Meester in de Rechten (sarjana hukum) dari Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1927.
Ia juga adalah Perdana Menteri Indonesia ke-8 dan sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 dan 1956-1957.
Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kerja IV, Dwikora I, dan Dwikora II.
Pada 1948, Sastroatmodjojo menjadi wakil ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda dan menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar.
Selain itu, ia juga diangkat menjadi ketua umum Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955, wakil tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (1957-1960), dan menjadi ketua umum PNI (1960-1966).
Setelah puluhan tahun malang-melintang di dunia politik dalam dan luar negeri, Sastroatmodjojo meninggal di Jakarta, 13 Maret 1976 pada umur 72 tahun.
2. Jawaharlal Nehru (India)
Nama Nehru tak asing lagi di dunia politik Asia. Apalagi dengan Indonesia. Nehru termasuk kawan baik Sutan Syahrir ketika keduanya menjabat sebagai perdana menteri.
Nehru terpilih dari Partai Kongres untuk memangku jabatan Perdana Menteri independen India yang pertama, dan terpilih kembali saat Partai Kongres memenangkan pemilihan umum pertama India pada tahun 1952.
Sebagai salah satu pendiri Gerakan Nonblok, dia juga seorang tokoh penting dalam politik internasional di era pasca-perang dunia ke II.
3. John Kotelawala (Sri Lanka)
Perdana menteri ke III Sri Lanka adalah mantan jenderal yang pernah mengenyam penddikan teknik sipil di salah satu universitas di Sri Lanka.
Lahir 4 April 1897, ia tumbuh menjadi tokoh yang berpengaruh di bidang militer dan politik. Ia meninggal 2 Oktober 1980 pada umur 83 tahun.
Dalam percaturan politik dunia, John Kotelawala ikut memprakrasai Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Ia berpidato mengkritik kepemilikan senjata nuklir oleh barat dan mengajak peserta KAA untuk ikut dalam menjaga perdamaian dunia.
4. Muhammad Ali Bogra (Pakistan)
Ali Bogra lahir pada 19 Oktober 1909. Ia adalah Perdana Menteri Pakistan pada 1953-1955 dari partai Liga Muslim, yang juga menjadi salah satu pelopor KAA. Bogra adalah lulusan universitas Culcutta India. Pada 29 Januari 1962, Bora menghembuskan nafas terakhir di Dacca, Pakistan dalam usia 53 tahun.
Pada KAA 1955, Ia berpidato di hadapan para delegasi negara-negara yang hadir, menyerukan tentang pentingnya perdamaian antara negara dan penghapusan terhadap adanya kolonialisme di dunia ini.
5. U Nu (Myanmar)
U Nu lahir pada 25 Mei 1907 dan merupakan Perdana Menteri pertama Myanmar. Ia meninggal pada 14 Februari 1995 pada usia 87 tahun.
U Nu merupakan salah satu pelopor KAA tahun 1955 di Bandung. Bersama para tokoh lainnya, U Nu ikut berperan dalam KAA di Bandung.
Selain sebagai tokoh politik, U Nu adalah seorang novelis yang karyanya cukup banyak. Ia juga dikenal bersahabat karib dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) U Thant. Mareka berteman sejak masih di universitas Rangon.
1. Ali Sastroamidjojo, SH (Indonesia)
Sastroatmodjojo lahir di Grabag, Magelang, 21 Mei 1903. Ia termasuk saah satu putra terbaik bangsa Indonesia, yang mendapatkan gelar Meester in de Rechten (sarjana hukum) dari Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1927.
Ia juga adalah Perdana Menteri Indonesia ke-8 dan sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 dan 1956-1957.
Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kerja IV, Dwikora I, dan Dwikora II.
Pada 1948, Sastroatmodjojo menjadi wakil ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda dan menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar.
Selain itu, ia juga diangkat menjadi ketua umum Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955, wakil tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (1957-1960), dan menjadi ketua umum PNI (1960-1966).
Setelah puluhan tahun malang-melintang di dunia politik dalam dan luar negeri, Sastroatmodjojo meninggal di Jakarta, 13 Maret 1976 pada umur 72 tahun.
2. Jawaharlal Nehru (India)
Nama Nehru tak asing lagi di dunia politik Asia. Apalagi dengan Indonesia. Nehru termasuk kawan baik Sutan Syahrir ketika keduanya menjabat sebagai perdana menteri.
Nehru terpilih dari Partai Kongres untuk memangku jabatan Perdana Menteri independen India yang pertama, dan terpilih kembali saat Partai Kongres memenangkan pemilihan umum pertama India pada tahun 1952.
Sebagai salah satu pendiri Gerakan Nonblok, dia juga seorang tokoh penting dalam politik internasional di era pasca-perang dunia ke II.
3. John Kotelawala (Sri Lanka)
Perdana menteri ke III Sri Lanka adalah mantan jenderal yang pernah mengenyam penddikan teknik sipil di salah satu universitas di Sri Lanka.
Lahir 4 April 1897, ia tumbuh menjadi tokoh yang berpengaruh di bidang militer dan politik. Ia meninggal 2 Oktober 1980 pada umur 83 tahun.
Dalam percaturan politik dunia, John Kotelawala ikut memprakrasai Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Ia berpidato mengkritik kepemilikan senjata nuklir oleh barat dan mengajak peserta KAA untuk ikut dalam menjaga perdamaian dunia.
4. Muhammad Ali Bogra (Pakistan)
Ali Bogra lahir pada 19 Oktober 1909. Ia adalah Perdana Menteri Pakistan pada 1953-1955 dari partai Liga Muslim, yang juga menjadi salah satu pelopor KAA. Bogra adalah lulusan universitas Culcutta India. Pada 29 Januari 1962, Bora menghembuskan nafas terakhir di Dacca, Pakistan dalam usia 53 tahun.
Pada KAA 1955, Ia berpidato di hadapan para delegasi negara-negara yang hadir, menyerukan tentang pentingnya perdamaian antara negara dan penghapusan terhadap adanya kolonialisme di dunia ini.
5. U Nu (Myanmar)
U Nu lahir pada 25 Mei 1907 dan merupakan Perdana Menteri pertama Myanmar. Ia meninggal pada 14 Februari 1995 pada usia 87 tahun.
U Nu merupakan salah satu pelopor KAA tahun 1955 di Bandung. Bersama para tokoh lainnya, U Nu ikut berperan dalam KAA di Bandung.
Selain sebagai tokoh politik, U Nu adalah seorang novelis yang karyanya cukup banyak. Ia juga dikenal bersahabat karib dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) U Thant. Mareka berteman sejak masih di universitas Rangon.