prasetiowardoyo
Sultan Hamid II dari Pontianak. Ketika itu, ada dua rancangan lambang negara; milik Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II. Rancangan M. Yamin ditolak karena memiliki unsur matahari terbit seperti yang terdapat dalam bendera Jepang. Namun, lambang rancangan Sultan Hamid II sempat dipermasalahkan karena berbentuk tokoh mitologi garuda, yang menurut kalangan muslim hal iyu bertentangan dengan akidah. Akhirnya, rancangan lambang tersebut diganti menjadi elang, namun lambang itu tetap disebut garuda. Atas perintah Sukarno, pelukis istana, Dullah, menyempurnakan lambang tersebut dengan menambahkan detail jambul di atas kepala garuda, sehingga burung itu terlihat seperti elang jawa. Hal itu dimaksudkan agar elang tersebut tidak terlihat seperti elang bondol yang terdapat dalam lambang AS.