Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita
semua.
Pada kesempatan ini, perkenankan
saya berbicara mengenai televisi dan bahaya
dehumanisasi. Jika televisi telah menjadi
semacam “agama” baru, di mana iklan-iklan
menjadi ayat-ayat sucinya, maka hati-hatilah.
Sebab “dakwahnya” bertalu-talu tanpa kenal
waktu, mengepung pikiran anak-anak, bapak
ibu, dan para pembantu.
Salah satu bentuk iklan yang paling
banyak dipergunakan untuk menawarkan
Awas Dehumanisasi
(meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya) barang mewah berangkat dari peta
mental yang menyesatkan ini: “Anda adalah
apa yang Anda pakai” atau “Anda adalah apa
yang Anda miliki”. Dan jika iklan-iklan
semacam itu terbukti mampu memosisikan
banyak produk dalam benak konsumen secara
efektif, maka proses dehumanisasi (pelecehan
terhadap harkat dan martabat manusia) sedang
melaju kencang dalam masyarakat kita.
Saudara sekalian, mari kita ambil
beberapa contoh sederhana. Iklan sebuah se-
dan supermewah berbunyi “You are what you
drive”, iklan sebuah produk makanan yang
supermahal berbunyi “You are what you eat”,
iklan sebuah produk pakaian bermerek untuk
kelas atas menjadi “You are what you wear”,
iklan sebuah produk kosmetik wanita
dinyatakan dengan kalimat indah seperti
“Karena Anda begitu berharga, begitu juga
saya” (maka kenakanlah kosmetik ini), dan
seterusnya. Jadi, pertanyaan eksistensial yang
teramat penting seperti “siapakah aku?”
dijawab secara sembarangan: Anda adalah
mobil yang Anda kemudikan, dan Anda
adalah makanan yang Anda makan, serta
Anda adalah pakaian yang Anda kenakan, atau
Anda menjadi berharga jika menggunakan
kosmetik merek ini.
Mengidentifikasikan seseorang berdasarkan
benda-benda mati semacam itu, jelasjelas
melecehkan kemanusiaannya. Sebab
saya kira, tidak memerlukan kecerdasan ekstra
dan pendidikan tinggi untuk menyadari
bahwa kita, Anda dan saya, pertama-tama dan
terutama adalah manusia. Anda bukan mobil,
bukan makanan, bukan pakaian, bukan
kosmetik. Anda adalah Anda. Manusia.
Apabila sebagai manusia Anda kemudian
dilihat, diperlakukan, dihargai, dan dihormati
berdasarkan apa yang Anda pakai atau miliki,
maka apa namanya itu jika bukan pelecehan?
Dengan mengeksploitasi dimensi
kemanusiaan yang paling “rendah”, yakni
dimensi fisik, kita acapkali melupakan bahwa
sebagai manusia kita masih memiliki dimensi
mental-psikologikal, sosial-emosional, dan
rohani-spiritual.
Apabila iklan dengan peta mental “Anda
adalah apa yang Anda pakai atau miliki” saya
vonis menyesatkan, maka tak lain karena peta
mental di balik iklan tersebut menyamakan
derajat sebuah benda (entah itu mobil, jam
tangan mewah, makanan mahal, pakaian
bermerek, kosmetik ternama, dan sebagainya)
dengan manusia.
Sekian, mudah-mudahan ada manfaatnya
bagi kita semua.
Selamat pagi
sebutkan hal2 penting yg ada dlm pidato diatas???
2) bahaya televisi
maaf ya jawabannya kurang tepat