Panji adalah legenda tanah Jawa. Terdiri dari beberapa cerita yang meliputi, cerita entit, timun mas, ande ande lumut. Ternyata cerita cerita tersebut berhubungan, dan menyebar ke berbagai pelosok nusantara dengan versi yang berbeda beda. Misalnya di Thailand cerita panji berubah menjadi INAO dalam bahasa jawa berarti Inu, atau nama panggilan Panji Asmoro Bangun saat menjalani pengembaraan di desa desa.Sedangkan di Kamboja Panji di ceritakan dengan bahasa EYNAO.
Latar belakang sejarah kebesaran kerajaan Kadiri (Panjalu) dan kerajaan Jenggala. Panji Asmara bangun adalah putra dari kerajaan Jenggala sedangkan Dewi Sekartaji adalah putri dari kerajaan Panjalu. Dua kerajaan ini memang sengaja di pisah oleh raja Airlangga. Untuk memperoleh masa keemasan kembali kerajaan tersebut ada beberapa kerabat kerajaan yang menginginkan untuk menyatukan kembali dua kerajaan tersebut. Salah satu cara nya adalah dengan mengkawinkan Panji Asmoro Bangun dengan Dewi sekartaji.
Namun ada beberapa kerabat kerajaan juga yang tidak menyetujui akan penyatuan kembali kerajaan tersebut, Lantas Kedua putra kerajaan tersebut saling berpisah dan memutuskan untuk mengembara dengan cara menemui banyak sekali desa hutan dan rakyat jelata. Maka dari itu nama sebutan kedua putra raja tersebut sangat banyak sekali.
Legenda Panji tersebut terekam dengan baik dalam Kerajinan seni topeng malangan. Yang di besarkan Oleh Mbah Karimun, Kedungmonggo, Karang pandan Pakisaji. Di sanggar tersebut memang penuh sekali dengan aktivitas, selain mengerjakan pesanan patung dalam sanggar tersebut juga masih berlangsung berlatih tari, dan melangsungkan pertunjukan.
Topeng dalam kerajinan seni topeng malangan di klasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu
1. Karakter Antagonis dengan warna muka merah
2. Karakter Protagonis dengan warna muka emas dan hitam
3. Karakter Adbi dengan kekasan wajah yang lucu
4. Karakter Hewan dengan bentuk topeng seperti kepala hewan misalkan kerbau, banteng , ayam dan lain lain.
Dalam pertunjukanya Cerita panji di lakonkan oleh penari penari topeng diiringi denga gamelan jawa, dan di sertai oleh narasi dari sang dalang.
2 votes Thanks 2
atikhaa
Wayang Topeng Malangan merupakan tradisi budaya dan religiusitas masyarakat Jawa semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana semasa abad ke 8 M. Ini bisa penulis tafsirkan tentang fungsi Candi Badut (arti badut = tontonan) ini menunjukan bahwa saat itu candi berfungsi untuk tontonan “pendidikan yang disampaikan oleh Petinggi / Raja”. Sedangkan Raja Gajayana ini juga mahir menarikan tarian Topeng. Coba anda cermati dari bentuk bangunan candi.
Di Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi cerita Dewata, cerita pertapaan, kesaktian, kahyangan, lalu kematian itu menjadi muksa. Sehingga sebutan-sebutannya menjadi Bhatara Agung. Jadi itu peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana
Dari keterangan diatas bisa diperkuat oleh Almarhum Karimun Bahwa “Kesenian Topeng tidak diperuntukkan acara acara kesenian seperti sekarang ini. Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan. Barulah pada masa Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari. Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari. Sebab waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan (make up), untuk mempermudah riasan, maka para penari tinggal mengenakan topeng di mukanya”
Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan cerita cerita Panji. Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa. Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.
Cerita Panji dimunculkan sebagai identitas kebesaran raja raja yang pernah berkuasa ditanah Jawa. Cerita cerita Panji yang direkonstruksi oleh Singasari adalah suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi kekuasaan Singasari yang mulai berkembang.
Panji adalah legenda tanah Jawa. Terdiri dari beberapa cerita yang meliputi, cerita entit, timun mas, ande ande lumut. Ternyata cerita cerita tersebut berhubungan, dan menyebar ke berbagai pelosok nusantara dengan versi yang berbeda beda. Misalnya di Thailand cerita panji berubah menjadi INAO dalam bahasa jawa berarti Inu, atau nama panggilan Panji Asmoro Bangun saat menjalani pengembaraan di desa desa.Sedangkan di Kamboja Panji di ceritakan dengan bahasa EYNAO.
Latar belakang sejarah kebesaran kerajaan Kadiri (Panjalu) dan kerajaan Jenggala. Panji Asmara bangun adalah putra dari kerajaan Jenggala sedangkan Dewi Sekartaji adalah putri dari kerajaan Panjalu. Dua kerajaan ini memang sengaja di pisah oleh raja Airlangga. Untuk memperoleh masa keemasan kembali kerajaan tersebut ada beberapa kerabat kerajaan yang menginginkan untuk menyatukan kembali dua kerajaan tersebut. Salah satu cara nya adalah dengan mengkawinkan Panji Asmoro Bangun dengan Dewi sekartaji.
Namun ada beberapa kerabat kerajaan juga yang tidak menyetujui akan penyatuan kembali kerajaan tersebut, Lantas Kedua putra kerajaan tersebut saling berpisah dan memutuskan untuk mengembara dengan cara menemui banyak sekali desa hutan dan rakyat jelata. Maka dari itu nama sebutan kedua putra raja tersebut sangat banyak sekali.
Legenda Panji tersebut terekam dengan baik dalam Kerajinan seni topeng malangan. Yang di besarkan Oleh Mbah Karimun, Kedungmonggo, Karang pandan Pakisaji. Di sanggar tersebut memang penuh sekali dengan aktivitas, selain mengerjakan pesanan patung dalam sanggar tersebut juga masih berlangsung berlatih tari, dan melangsungkan pertunjukan.
Topeng dalam kerajinan seni topeng malangan di klasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu
1. Karakter Antagonis dengan warna muka merah
2. Karakter Protagonis dengan warna muka emas dan hitam
3. Karakter Adbi dengan kekasan wajah yang lucu
4. Karakter Hewan dengan bentuk topeng seperti kepala hewan misalkan kerbau, banteng , ayam dan lain lain.
Dalam pertunjukanya Cerita panji di lakonkan oleh penari penari topeng diiringi denga gamelan jawa, dan di sertai oleh narasi dari sang dalang.Di Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi cerita Dewata, cerita pertapaan, kesaktian, kahyangan, lalu kematian itu menjadi muksa. Sehingga sebutan-sebutannya menjadi Bhatara Agung. Jadi itu peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana
Dari keterangan diatas bisa diperkuat oleh Almarhum Karimun Bahwa “Kesenian Topeng tidak diperuntukkan acara acara kesenian seperti sekarang ini. Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan. Barulah pada masa Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari. Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari. Sebab waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan (make up), untuk mempermudah riasan, maka para penari tinggal mengenakan topeng di mukanya”
Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan cerita cerita Panji. Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa. Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.
Cerita Panji dimunculkan sebagai identitas kebesaran raja raja yang pernah berkuasa ditanah Jawa. Cerita cerita Panji yang direkonstruksi oleh Singasari adalah suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi kekuasaan Singasari yang mulai berkembang.