Salwanisah
Lagu ini merupakan semacam dialog antara dua orang, yaitu seorang ibu dengan seorang lain yang sudah dikenalnya. Dialog ini tampaknya terjadi “di tengah “ jalan. Kedekatan si Ibu dan partner dialognya tampak pada jawaban yang jujur dan “to the point” yang diberikan oleh si Ibu ketika ditanya “mau ke mana?”. Dalam masyarakat Tombulu, pertanyaan “mau ke mana” adalah pertanyaan yang umum dan bisa diajukan kepada siapa saja tanpa melihat kedekatan hubungan atau sekedar pertanyaan “basa-basi”. Yang menentukan kualitas hubungan mereka adalah jawaban yang diberikan . Jika yang ditanya merasa bahwa itu hanya pertanyaan “basa-basi” maka dia hanya akan menjawab: “mange witi’i” (“mau pergi ke sana”, sambil yang bersangkutan mengarahkan tangannya ke depan atau bahkan menjawab “mange ti anu”/mau pergi ke suatu tempat). Jawaban yang sedemikian tidak akan membuat si penanya tersinggung kecuali kalau si penanya itu sendiri merasa bahwa hubungan mereka cukup dekat. Biasanya dia akan meminta jawaban yang lebih spesifik. Pada dialog lagu O Ina Ni Keke, jelas sekali kalau si Ibu memberi jawaban yang jelas yaitu “Mau ke Manado”
1 votes Thanks 1
nataliaalfauliTerdapat beberapa versi mengenai lirik lagu O Ina Ni Keke, teks lagu di bawah mungkin merupakan versi (yang salah) bagi mereka yang biasa melihat tulisan yang umumnya ada maupun mendengarkan lagu itu dalam berbagai rekaman. Akan tetapi, jika konsisten bahwa O Ina ni Keke itu semuanya berdasarkan pada bahasa Tombulu maka teks di bawah sepertinya yang paling mendekati versi Tombulu yang sebenarnya. Pertama, ada yang menulis (mange ati Wenang), (mangewa aki Wenang), dan (mange witi Wenang). Opsi ketiga, yang paling sering digunakan kemungkinan terpengaruh dengan dialek Tonsea atau dialek suku lainnya di Minahasa mengingat Minahasa terdiri dari beberapa suku besar atara lain Tombulu, Tonsea, Tondano, dll yang memiliki ragam bahasa yang berbeda.Selain itu, diksi walekow pada lirik di atas, dalam versi lain ditulis baleko. Kata tersebut sulit untuk diterjemahkan dan masih simpang siur pemahamannya. Ada yang menggatakan walekow berasal dari dua kata yaitu wale (rumah) dan koki (kecil). Terjemahan walekow sebagai rumah kecil tentu tidak bisa diterima karena pada larik selanjutnya si perempuan diminta untuk membagi walekow-nya. Sumber lain mengatakan bahwa walekow adalah pengucapan lain dari baleko yang berarti peganan tradisonal yang sudah punah sejak lama.