Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak, mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Dinasti yang didirikan para budak ini adalah dinasti Islam terakhir pada abad pertengahan. Pendiri Daulah Mamluk adalah Sultanah Shajar Ad-Durr.
Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak, mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Dinasti yang didirikan para budak ini adalah dinasti Islam terakhir pada abad pertengahan.
Kata “Mamluk” dalam bahasa Arab adalah bentuk tunggal. Sedangkan bentuk jamaknya “Mamalik”. Yang berarti seorang budak yang ditawan, namun orang tuanya tidak. Kalau budak orang tuanya juga disebut “al-qin”. Dapat diartikan, Mamluk adalah budak yang diperjualbelikan.
Dalam perjalanan selanjutnya, nama ini memiliki makna istilah khusus dalam sejarah Islam. Sebab, sejak era Khalifah Abbasiyah Al-Makmun (198-218 Hijriyah atau 813-833 Masehi), lalu era Al-Mu'tashim (218-227 Hijriyah atau 833-842 Masehi), kata ini menjadi istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok budak kulit putih.
Para khalifah, panglima besar, dan gubernur Khilafah Abbasiyah membeli mereka dari pasar-pasar budak ulit putih. Tujuannya, untuk digunakan membentuk kelompok pasukan militer khusus. Pasukan ini menjadikan mereka sebagai penopang untuk memperkuat pengaruh mereka.
Seiring berjalannya waktu, para Mamluk menjadi satu-satunya perangkat militer di beberapa negara Islam, seperti Dinasti Mamluk yang berdiri di Mesir dan Syam. Kala itu, para budak atau Mamluk tersebut dipasok dari kawasan Transoxiana. Transoxiana adalah sebutan pada masa lalu untuk sebuah wilayah di bagian Asia Tengah, yang saat ini berdekatan dengan Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgystan, dan Kazakhstan. Transoxania dalam bahasa Arab disebut “Maa wara'a nahr” atau dalam bahasa Inggirs “seberang sungai oxus” atau sering disebut juga dengan “mawarannahar”.
Kota seperti Samarkand, Fergana, Osyrusana, Syasy, dan Khawarizmi dikenal sebagai sumber utama pengekspor budak kulit putih asal Turki. Para Mamluk, didapat dengan tiga cara, yakni membeli, tawanan dalam perang, dan hadiah yang diberikan oleh gubernur kawasan Transoxiana kepada khalifah. Karena itu, kawasan Transoxiana menjadi sumber penting pemasuk budak Turki.
Jawaban:
Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak, mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Dinasti yang didirikan para budak ini adalah dinasti Islam terakhir pada abad pertengahan. Pendiri Daulah Mamluk adalah Sultanah Shajar Ad-Durr.
Penjelasan:
Dinasti Mamluk didirikan oleh para budak, mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya. Dinasti yang didirikan para budak ini adalah dinasti Islam terakhir pada abad pertengahan.
Kata “Mamluk” dalam bahasa Arab adalah bentuk tunggal. Sedangkan bentuk jamaknya “Mamalik”. Yang berarti seorang budak yang ditawan, namun orang tuanya tidak. Kalau budak orang tuanya juga disebut “al-qin”. Dapat diartikan, Mamluk adalah budak yang diperjualbelikan.
Dalam perjalanan selanjutnya, nama ini memiliki makna istilah khusus dalam sejarah Islam. Sebab, sejak era Khalifah Abbasiyah Al-Makmun (198-218 Hijriyah atau 813-833 Masehi), lalu era Al-Mu'tashim (218-227 Hijriyah atau 833-842 Masehi), kata ini menjadi istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok budak kulit putih.
Para khalifah, panglima besar, dan gubernur Khilafah Abbasiyah membeli mereka dari pasar-pasar budak ulit putih. Tujuannya, untuk digunakan membentuk kelompok pasukan militer khusus. Pasukan ini menjadikan mereka sebagai penopang untuk memperkuat pengaruh mereka.
Seiring berjalannya waktu, para Mamluk menjadi satu-satunya perangkat militer di beberapa negara Islam, seperti Dinasti Mamluk yang berdiri di Mesir dan Syam. Kala itu, para budak atau Mamluk tersebut dipasok dari kawasan Transoxiana. Transoxiana adalah sebutan pada masa lalu untuk sebuah wilayah di bagian Asia Tengah, yang saat ini berdekatan dengan Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgystan, dan Kazakhstan. Transoxania dalam bahasa Arab disebut “Maa wara'a nahr” atau dalam bahasa Inggirs “seberang sungai oxus” atau sering disebut juga dengan “mawarannahar”.
Kota seperti Samarkand, Fergana, Osyrusana, Syasy, dan Khawarizmi dikenal sebagai sumber utama pengekspor budak kulit putih asal Turki. Para Mamluk, didapat dengan tiga cara, yakni membeli, tawanan dalam perang, dan hadiah yang diberikan oleh gubernur kawasan Transoxiana kepada khalifah. Karena itu, kawasan Transoxiana menjadi sumber penting pemasuk budak Turki.
.