Soal tersebut meminta kita untuk menganalisis karakteristik masyarakat berburu-meramu, perburu-meramu tingkat lanjut, dan bercocok tanam.
Berikut adalah jawabannya:
Karakteristik Masyarakat Berburu-Meramu
Nomaden: Masyarakat berburu-meramu hidup dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sumber makanan. Hal ini karena mereka bergantung pada sumber daya alam yang tersedia di alam.
Food gathering: Masyarakat berburu-meramu mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan buruan.
Bahasa isyarat: Masyarakat berburu-meramu sering menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Hal ini karena mereka sering berada di lingkungan yang keras dan bising, sehingga suara tidak dapat didengar dengan baik.
Karakteristik Masyarakat Perburu-Meramu Tingkat Lanjut
Semi-sedenter: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai menetap di suatu tempat, tetapi mereka masih sering berpindah-pindah untuk mencari sumber makanan.
Pembagian kerja: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pembagian kerja, seperti antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki biasanya bertugas berburu dan perempuan bertugas mengumpulkan makanan dan merawat anak.
Gerabah dan lembik: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal teknik membuat gerabah dan lembik. Hal ini untuk menyimpan makanan dan air.
Karakteristik Masyarakat Bercocok Tanam
Sedenter: Masyarakat bercocok tanam menetap di suatu tempat secara permanen. Hal ini karena mereka mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Food producing: Masyarakat bercocok tanam menghasilkan makanan dari hasil bercocok tanam, seperti padi, jagung, dan ubi.
Perhiasan: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal perhiasan untuk mempercantik diri.
Pemimpin: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal pemimpin yang mengatur dan memimpin masyarakat.
Barter: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal barter untuk bertukar barang atau jasa.
Perkampungan: Masyarakat bercocok tanam mulai membangun perkampungan untuk tempat tinggal.
Logam: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal logam untuk membuat alat-alat dan senjata.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perbedaan antara masyarakat berburu-meramu, perburu-meramu tingkat lanjut, dan bercocok tanam. Perbedaan tersebut meliputi cara hidup, sumber makanan, teknologi, dan struktur sosial.
Masyarakat berburu-meramu hidup secara nomaden dan mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai menetap di suatu tempat, tetapi mereka masih sering berpindah-pindah. Masyarakat bercocok tanam menetap di suatu tempat secara permanen dan mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perbedaan sumber makanan juga terlihat dari ketiga masyarakat tersebut. Masyarakat berburu-meramu mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan buruan. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pertanian, tetapi mereka masih mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam. Masyarakat bercocok tanam mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal teknologi, masyarakat berburu-meramu memiliki teknologi yang paling sederhana. Mereka hanya menggunakan alat-alat sederhana untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal teknologi yang lebih maju, seperti gerabah dan lembik. Masyarakat bercocok tanam memiliki teknologi yang paling maju, seperti logam.
Terakhir, dalam hal struktur sosial, masyarakat berburu-meramu memiliki struktur sosial yang paling sederhana. Mereka hidup dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pembagian kerja, tetapi mereka masih memiliki struktur sosial yang sederhana. Masyarakat bercocok tanam memiliki struktur sosial yang lebih kompleks, seperti adanya pemimpin, kelas sosial, dan hukum.
Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat manusia telah mengalami perkembangan yang pesat. Dari masyarakat yang hidup secara nomaden dan mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, masyarakat manusia telah berkembang menjadi masyarakat yang menetap dan mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jawaban:
Perhatikan soal digambar.
Soal digambarTerbuka di jendela baru
brainly.co.id
Soal digambar
Soal tersebut meminta kita untuk menganalisis karakteristik masyarakat berburu-meramu, perburu-meramu tingkat lanjut, dan bercocok tanam.
Berikut adalah jawabannya:
Karakteristik Masyarakat Berburu-Meramu
Nomaden: Masyarakat berburu-meramu hidup dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sumber makanan. Hal ini karena mereka bergantung pada sumber daya alam yang tersedia di alam.
Food gathering: Masyarakat berburu-meramu mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan buruan.
Bahasa isyarat: Masyarakat berburu-meramu sering menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Hal ini karena mereka sering berada di lingkungan yang keras dan bising, sehingga suara tidak dapat didengar dengan baik.
Karakteristik Masyarakat Perburu-Meramu Tingkat Lanjut
Semi-sedenter: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai menetap di suatu tempat, tetapi mereka masih sering berpindah-pindah untuk mencari sumber makanan.
Pembagian kerja: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pembagian kerja, seperti antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki biasanya bertugas berburu dan perempuan bertugas mengumpulkan makanan dan merawat anak.
Gerabah dan lembik: Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal teknik membuat gerabah dan lembik. Hal ini untuk menyimpan makanan dan air.
Karakteristik Masyarakat Bercocok Tanam
Sedenter: Masyarakat bercocok tanam menetap di suatu tempat secara permanen. Hal ini karena mereka mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Food producing: Masyarakat bercocok tanam menghasilkan makanan dari hasil bercocok tanam, seperti padi, jagung, dan ubi.
Perhiasan: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal perhiasan untuk mempercantik diri.
Pemimpin: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal pemimpin yang mengatur dan memimpin masyarakat.
Barter: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal barter untuk bertukar barang atau jasa.
Perkampungan: Masyarakat bercocok tanam mulai membangun perkampungan untuk tempat tinggal.
Logam: Masyarakat bercocok tanam mulai mengenal logam untuk membuat alat-alat dan senjata.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perbedaan antara masyarakat berburu-meramu, perburu-meramu tingkat lanjut, dan bercocok tanam. Perbedaan tersebut meliputi cara hidup, sumber makanan, teknologi, dan struktur sosial.
Masyarakat berburu-meramu hidup secara nomaden dan mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai menetap di suatu tempat, tetapi mereka masih sering berpindah-pindah. Masyarakat bercocok tanam menetap di suatu tempat secara permanen dan mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perbedaan sumber makanan juga terlihat dari ketiga masyarakat tersebut. Masyarakat berburu-meramu mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan buruan. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pertanian, tetapi mereka masih mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam. Masyarakat bercocok tanam mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal teknologi, masyarakat berburu-meramu memiliki teknologi yang paling sederhana. Mereka hanya menggunakan alat-alat sederhana untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal teknologi yang lebih maju, seperti gerabah dan lembik. Masyarakat bercocok tanam memiliki teknologi yang paling maju, seperti logam.
Terakhir, dalam hal struktur sosial, masyarakat berburu-meramu memiliki struktur sosial yang paling sederhana. Mereka hidup dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Masyarakat perburu-meramu tingkat lanjut mulai mengenal pembagian kerja, tetapi mereka masih memiliki struktur sosial yang sederhana. Masyarakat bercocok tanam memiliki struktur sosial yang lebih kompleks, seperti adanya pemimpin, kelas sosial, dan hukum.
Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat manusia telah mengalami perkembangan yang pesat. Dari masyarakat yang hidup secara nomaden dan mengandalkan makanan dari hasil mengumpulkan bahan makanan dari alam, masyarakat manusia telah berkembang menjadi masyarakat yang menetap dan mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penjelasan: