Ismail lahir dari seorang ibu bernama Siti Hajar. Ismail merupakan putra yang sudah lama ditunggu-tunggu kehadirannya oleh pasangan Ibrahim dan Siti Hajar. Diriwayatkan, Ismail lahir saat umur Nabi Ibrahim mendekati 100 tahun.
Ketika Ismail beranjak besar, disebutkan berusia sekitar 14 tahun, Allah SWT pun menguji ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan putranya, dengan meminta menyembelih Ismail. Perintah ini datang dalam mimpi Nabi Ibrahim yang kemudian disampaikan kepada Nabi Ismail untuk meminta pendapatnya.
Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).
Sebagai balasan atas ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail, Allah pun mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Dengan adanya peristiwa itu, dimulailah kegiatan berkurban pada hari Raya Idul Adha yang berlangsung hingga saat ini.
Jawaban:
b. Ibrahim as. dan Ismail as.
Penjelasan:
Ismail lahir dari seorang ibu bernama Siti Hajar. Ismail merupakan putra yang sudah lama ditunggu-tunggu kehadirannya oleh pasangan Ibrahim dan Siti Hajar. Diriwayatkan, Ismail lahir saat umur Nabi Ibrahim mendekati 100 tahun.
Ketika Ismail beranjak besar, disebutkan berusia sekitar 14 tahun, Allah SWT pun menguji ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan putranya, dengan meminta menyembelih Ismail. Perintah ini datang dalam mimpi Nabi Ibrahim yang kemudian disampaikan kepada Nabi Ismail untuk meminta pendapatnya.
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Artinya: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” (Qur'an Surat Ash-Shaffat ayat 102).
Ismail yang juga melihat mimpi ini sebagai perintah Allah SWT pun menjawab dengan penuh kesabaran dan keihklasan:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Dengan berserah diri kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim pun membaringkan Ismail di atas pelipisnya, setelah itu Allah SWT pun berfirman kepadanya:
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).
Sebagai balasan atas ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail, Allah pun mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Dengan adanya peristiwa itu, dimulailah kegiatan berkurban pada hari Raya Idul Adha yang berlangsung hingga saat ini.