Sejak awal tahun hingga akhir September 2019 tercatat 309 hektare kawasan hutan dan area penggunaan lain (APL) terbakar di Sumatra Barat. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan provinsi tetangga, seperti Riau, Sumatra Selatan, dan Jambi. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sempat membuat kondisi udara di Sumatra Barat berada pada level berbahaya. Namun, mayoritas kabut asap tidak berasal dari Sumatra Barat, tetapi kiriman dari daerah tetangga. Berdasarkan data dari aplikasi pendeteksi kebakaran hutan, tercatat karhutla terbesar berada di Riau. Kebakaran tersebut mencapai 49.226 hektare. Sumatra Selatan mencapai 11.826 hektare. Jambi mencapai 10.020 hektare. Lampung mencapai 2.913 hektare. Sumatra Utara mencapai 1.775 hektare. Bangka Belitung mencapai 1.495 hektare. Aceh mencapai 606 hektare. Secara nasional dari dari Januari hingga September 2019 terdapat 328.722 hektare karhutla. Jadi, Sumatra Barat tidak sampai 0,1 persen dari total itu. Simpulan isi paragraf tersebut adalah ... A. Kebakaran hutan di Provinsi Sumatra Barat paling kecil dibandingkan provinsi lain, tetapi kabut asap berada pada level berbahaya akibat kiriman dari daerah tetangga. B. Setiap tahun hutan di Pulau Sumatra meng- alami kebakaran sehingga masyarakat ter- ganggu oleh kabut asap akibat kebakaran hutan. C. Kondisi udara di Sumatra Barat berada pada level berbahaya akibat kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan paling luas yang melanda wilayah tersebut. D. Luas kawasan hutan yang terbakar di Sumatra Barat jauh lebih kecil dibandingkan provinsi lain sehingga kabut asap tidak mengganggu masyarakat.