Sumber : Warta Jemaat GBI Tabgha Bengkong Edisi Minggu, 7 September 2014
2 Korintus 4:26-27
Senang bisa menemui para sahabat-sahabat semua dimanapun berada, bisa meng-update blog ini semoga menjadi berkat semua pengunjung kami dan juga bisa diberkati.-
Pagi itu agak sedikit mendung, tetapi tidak menghalangi seorang bapak untuk mendatangi rumah pendetanya. Setelah berbasa-basi, ia berkata : "Saya sudah mengundurkan diri dari tempat dimana saya bekerja,pak. "Mengapa begitu ? Apa alasannya ?,"Tanya pendetanya. Lalu bapak itu dengan lantang langsung menjawab, "habis pimpinan saya sering marah-marah. Kadang-kadang penyebabnya masalah dirumahnya tetapi saya jadi sasarannya,
Karena keputusan sudah diambil maka pendeta tidak bisa lagi memberikan nasihatnya, Akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan dengan topik lain.
Lama setelah pertemuan itu, tak terdengar lagi berita tentang bapak tersebut. Setelah sekitar 6 bulan, dia datang lagi kerumah pendetanya, lalu pendetanya dengan penuh sukacita menyapanya : Syallom,pak. Kemana aja selama ini koq ga keliatan? Kemana aja?, lalu bapak itu menjawab ,"maaf pak kalau saya tidak memberitahu kepada bapak kalau selama ini saya ikut teman saya yang mendapat tender untuk membangun beberapa rumah disebuah perumahan baru diluar kota, walaupun belum selesai semua saya sudah tidak tahan, "katanya. Seketika si pendetanya bingung tapi tidak menunjukan sikap yang aneh hanya si bapak ini melanjutkan dengan sedikit nada kurang senang gitu, katanya : "sama aja pak dengan mantan pimpinan saya ditempat kerja yang lama. Akhirnya pak pendeta hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun, hati gembala yang melekat pada diri pendeta tersebut membuatnya berusaha untuk memberikan jalan keluar atas apa yang dialami bapak ini. Pada waktu yang sama, pak pendeta meraih Handphone nya yang tergeletak di meja tempat mereka lagi ngobrol dan kedengarannya sedang menghubungi rekan pendeta lain. Dan singkat cerita pendeta lain yang ditelpon pendeta tersebut sedang membutuhkan seorang koster Gereja. Dan bapak itupun jadi Koster Gereja.
Bulan pertama, berjalan dengan normal tidak ada berita apa-apa. Tetapi, memasuki bulan kedua disanam mulai ada laporan yang tidak mengenakan tentang bapak tersebut. Pendetanya pun agak bingung tetapi menganggap hal tersebut hal biasa, dan di bulan ketiga, akhirnya sibapak tadi mengundurkan diri sebagai Koster Gereja. Tentu saja hal ini sangat mengecewakan hati pendetanya. Dan pendetanya pun bingung, Dan beberapa waktu kemudian, si bapak yang sama datang lagi ke rumah si pendetanya dan hanya mengulang menyampaikan alasan-alasan yang yang pernah disampaikan kepada pendetanya sebelumnya, Tanpa pikir panjang si pendetanya masuk dan menuju lemari yang terletak di pojok dekat dapur dan keluar dengan membawa sepotong papan, paku kecil dan palu. Dia meminta bapak itu untuk memaku papan itu sedikit saja. lalu menyuruhnya untuk mengoyang-goyang pakunya. Sudah pasti paku itu tercabut dengan mudah, lalu pendetanya menyuruhnya lagi untuk mengetok paku tersebut dengan keras sampai paku tertancap dalam pada papan tersebut. Lalu pendetanya menyuruhnya lagi untuk menggoyang-goyang paku tersebut, dan waduh.... ,"tidak bisa pak,"kata bapak itu. Dengan nada lembut, pendetanya menjelaskan bahwa paku ini tertancap semakin dalam dan menjadi kokoh karena kamu telah mengetoknya dengan keras,
seharusnya kamu juga demikian, semakin keras orang menekan kamu, kamu harus semakin tertancap kuat, menjadi kokoh dan tidak mudah goyah.
Kalau kita lewatkan didikan melalui penekanan orang lain, kita tidak akan pernah menjadi dewasa. Tentu ketika tekanan itu datang, kita tidak tahan, karena itu mintalah pertolongan dan kekuatan yang dari Tuhan untuk dapat mengatasinya.-
Tulisan ini semoga menjadi berkat bagi kita semua, Tuhan Memberkati !
Terima kasih Atas Kunjungan Anda dan Tuhan Yesus Memberkati
Jawaban:
Penjelasan:
UNDAY, SEPTEMBER 7, 2014
FILOSOFI PAKU
Sumber : Warta Jemaat GBI Tabgha Bengkong Edisi Minggu, 7 September 2014
2 Korintus 4:26-27
Senang bisa menemui para sahabat-sahabat semua dimanapun berada, bisa meng-update blog ini semoga menjadi berkat semua pengunjung kami dan juga bisa diberkati.-
Pagi itu agak sedikit mendung, tetapi tidak menghalangi seorang bapak untuk mendatangi rumah pendetanya. Setelah berbasa-basi, ia berkata : "Saya sudah mengundurkan diri dari tempat dimana saya bekerja,pak. "Mengapa begitu ? Apa alasannya ?,"Tanya pendetanya. Lalu bapak itu dengan lantang langsung menjawab, "habis pimpinan saya sering marah-marah. Kadang-kadang penyebabnya masalah dirumahnya tetapi saya jadi sasarannya,
Karena keputusan sudah diambil maka pendeta tidak bisa lagi memberikan nasihatnya, Akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan dengan topik lain.
Lama setelah pertemuan itu, tak terdengar lagi berita tentang bapak tersebut. Setelah sekitar 6 bulan, dia datang lagi kerumah pendetanya, lalu pendetanya dengan penuh sukacita menyapanya : Syallom,pak. Kemana aja selama ini koq ga keliatan? Kemana aja?, lalu bapak itu menjawab ,"maaf pak kalau saya tidak memberitahu kepada bapak kalau selama ini saya ikut teman saya yang mendapat tender untuk membangun beberapa rumah disebuah perumahan baru diluar kota, walaupun belum selesai semua saya sudah tidak tahan, "katanya. Seketika si pendetanya bingung tapi tidak menunjukan sikap yang aneh hanya si bapak ini melanjutkan dengan sedikit nada kurang senang gitu, katanya : "sama aja pak dengan mantan pimpinan saya ditempat kerja yang lama. Akhirnya pak pendeta hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun, hati gembala yang melekat pada diri pendeta tersebut membuatnya berusaha untuk memberikan jalan keluar atas apa yang dialami bapak ini. Pada waktu yang sama, pak pendeta meraih Handphone nya yang tergeletak di meja tempat mereka lagi ngobrol dan kedengarannya sedang menghubungi rekan pendeta lain. Dan singkat cerita pendeta lain yang ditelpon pendeta tersebut sedang membutuhkan seorang koster Gereja. Dan bapak itupun jadi Koster Gereja.
Bulan pertama, berjalan dengan normal tidak ada berita apa-apa. Tetapi, memasuki bulan kedua disanam mulai ada laporan yang tidak mengenakan tentang bapak tersebut. Pendetanya pun agak bingung tetapi menganggap hal tersebut hal biasa, dan di bulan ketiga, akhirnya sibapak tadi mengundurkan diri sebagai Koster Gereja. Tentu saja hal ini sangat mengecewakan hati pendetanya. Dan pendetanya pun bingung, Dan beberapa waktu kemudian, si bapak yang sama datang lagi ke rumah si pendetanya dan hanya mengulang menyampaikan alasan-alasan yang yang pernah disampaikan kepada pendetanya sebelumnya, Tanpa pikir panjang si pendetanya masuk dan menuju lemari yang terletak di pojok dekat dapur dan keluar dengan membawa sepotong papan, paku kecil dan palu. Dia meminta bapak itu untuk memaku papan itu sedikit saja. lalu menyuruhnya untuk mengoyang-goyang pakunya. Sudah pasti paku itu tercabut dengan mudah, lalu pendetanya menyuruhnya lagi untuk mengetok paku tersebut dengan keras sampai paku tertancap dalam pada papan tersebut. Lalu pendetanya menyuruhnya lagi untuk menggoyang-goyang paku tersebut, dan waduh.... ,"tidak bisa pak,"kata bapak itu. Dengan nada lembut, pendetanya menjelaskan bahwa paku ini tertancap semakin dalam dan menjadi kokoh karena kamu telah mengetoknya dengan keras,
seharusnya kamu juga demikian, semakin keras orang menekan kamu, kamu harus semakin tertancap kuat, menjadi kokoh dan tidak mudah goyah.
Kalau kita lewatkan didikan melalui penekanan orang lain, kita tidak akan pernah menjadi dewasa. Tentu ketika tekanan itu datang, kita tidak tahan, karena itu mintalah pertolongan dan kekuatan yang dari Tuhan untuk dapat mengatasinya.-
Tulisan ini semoga menjadi berkat bagi kita semua, Tuhan Memberkati !
Terima kasih Atas Kunjungan Anda dan Tuhan Yesus Memberkati