Sebutkan sebab sebab terjadinya pertempuran 10 november di surabaya
Andhykaadhytia
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan 17 agustus 1945. Segala cara dilakukan untuk menyebarkannya. Tujuannya, agar rakyat di berbagai daerah mengetahui kemerdekaan indonesia. Di Surabaya, berita proklamasi diketahui pada tanggal 20 Agustus 1945. Berita tersebut dimuat dalam surat kabar Soeara Asia. Berita proklamasi kemudian tersebar luas ke seluruh Surabaya. Para pemuda dan rakyat Surabaya melakukan berbagai usaha untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Namun, usaha ini mendapat halangan dari tentara Jepang dan para Indo-Belanda yang ada di Surabaya.
Pasukan sekutu mendarat di Surabaya tanggal 25 oktober 1945 dibawah pimpinan A.W.S. Mallaby dari inggris. Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi NICA tersebut semakin menimbulkan kecurigaan pemuda surabaya karena tentara sekutu segera membebaskan orang-orang belanda yang ditahan jepang dan menduduki pelabuhan tanjung perak serta gedung internatio. Pada tanggal 27 oktober 1945,pesawat terbang inggris menyebarkn pamflet yang memerintahkan kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara jepang. Melihat gerakan sekutu, para pemuda surabaya segera melakukan perlawanan sehingga terjadilah bentrokan bersenjata secara sporadis dikota surabaya selama 3 hari sejak tanggal 28 oktober sampai 30 oktober 1945. Sekitar 20.000 pasukan TKR dan 120.000 pemuda pejuang melakukan perlawanan sengit terhadap tentara inggris.dalam pertempuran tersebut ,pasukan inggris dapat dipukul mundur .bahkan jendral Mallaby dapat ditawan oleh para pemuda surabaya,dan sekutu prgi menghadap presiden Sukarno,wakil presiden Hatta, dan menteri penerangan Amir syarifuddin untuk merundingkan gencatan senjata dengan panglima sekutu jenderal Sir Philip Christison dan menetapknan tanggal 30 oktober1945 sebagai dimulainya gencatan senjata.
Sehari kemudian, tentara sekutu menyerang penjara Kalisosok. Tindakan Sekutu terus berlanjut. Mereka juga menduduki Pelabuhan Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek-objek penting lainnya.
Tindakan tentara sekutu menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pertempuran meluas di beberapa tempat di Surabaya. Untuk meredakan situasi maka Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Amir Syafiruddin, dan Jendral Hawtron melakukan perundiangan gencatan senjata.
Pengumuman gencatan senjata telah disebarluaskan ke wilayah Surabaya. Namun, pertempuran masih berkecamuk di beberapa tempat. Brigjen Mallaby dan pasukannya bertahan di Gedung Internatio, dekat Jembatan Merah. Terjadi tembak-menembak antara pasukan Inggris dan Para Pemuda. Dalam peristiwa tersebut, Mallaby terbunuh.
Kematian Mallaby membuat sekutu marah. Sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat di Surabaya. Ultimatum dikeluarkan tanggal 9 November 1945. Isi ultimatum ini adalah agar warga Surabaya menyerahkan diri pada sekutu. Batas akhir penyerahan diri adalah pukul 06.00 WIB tanggal 10 November 1945.
Rakyat Surabaya tidak gentar. Mereka tidak menghiraukan ultimatum sekutu. Pertempuranpun terjadi pada tanggal 10 November 1945. Kota Surabaya diserang dari darat, laut, dan udara. Rakyat surabaya berjuang mempertahankan kemerdekaan. Mereka dipimpin Gubernur Suryo, Bung Tomo, dan kolonel Sungkono. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu.
Untuk memperingati kepahlawanan rakyat surabaya pemerintah menetapkan 10 November sebagai hari Pahlawan. Atas peristiwa 10 November 1945 surabaya mendapat julukan kota pahlawan.
Pasukan sekutu mendarat di Surabaya tanggal 25 oktober 1945 dibawah pimpinan A.W.S. Mallaby dari inggris. Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi NICA tersebut semakin menimbulkan kecurigaan pemuda surabaya karena tentara sekutu segera membebaskan orang-orang belanda yang ditahan jepang dan menduduki pelabuhan tanjung perak serta gedung internatio. Pada tanggal 27 oktober 1945,pesawat terbang inggris menyebarkn pamflet yang memerintahkan kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara jepang. Melihat gerakan sekutu, para pemuda surabaya segera melakukan perlawanan sehingga terjadilah bentrokan bersenjata secara sporadis dikota surabaya selama 3 hari sejak tanggal 28 oktober sampai 30 oktober 1945. Sekitar 20.000 pasukan TKR dan 120.000 pemuda pejuang melakukan perlawanan sengit terhadap tentara inggris.dalam pertempuran tersebut ,pasukan inggris dapat dipukul mundur .bahkan jendral Mallaby dapat ditawan oleh para pemuda surabaya,dan sekutu prgi menghadap presiden Sukarno,wakil presiden Hatta, dan menteri penerangan Amir syarifuddin untuk merundingkan gencatan senjata dengan panglima sekutu jenderal Sir Philip Christison dan menetapknan tanggal 30 oktober1945 sebagai dimulainya gencatan senjata.
Sehari kemudian, tentara sekutu menyerang penjara Kalisosok. Tindakan Sekutu terus berlanjut. Mereka juga menduduki Pelabuhan Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek-objek penting lainnya.
Tindakan tentara sekutu menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pertempuran meluas di beberapa tempat di Surabaya. Untuk meredakan situasi maka Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Amir Syafiruddin, dan Jendral Hawtron melakukan perundiangan gencatan senjata.
Pengumuman gencatan senjata telah disebarluaskan ke wilayah Surabaya. Namun, pertempuran masih berkecamuk di beberapa tempat. Brigjen Mallaby dan pasukannya bertahan di Gedung Internatio, dekat Jembatan Merah. Terjadi tembak-menembak antara pasukan Inggris dan Para Pemuda. Dalam peristiwa tersebut, Mallaby terbunuh.
Kematian Mallaby membuat sekutu marah. Sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat di Surabaya. Ultimatum dikeluarkan tanggal 9 November 1945. Isi ultimatum ini adalah agar warga Surabaya menyerahkan diri pada sekutu. Batas akhir penyerahan diri adalah pukul 06.00 WIB tanggal 10 November 1945.
Rakyat Surabaya tidak gentar. Mereka tidak menghiraukan ultimatum sekutu. Pertempuranpun terjadi pada tanggal 10 November 1945. Kota Surabaya diserang dari darat, laut, dan udara. Rakyat surabaya berjuang mempertahankan kemerdekaan. Mereka dipimpin Gubernur Suryo, Bung Tomo, dan kolonel Sungkono. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu.
Untuk memperingati kepahlawanan rakyat surabaya pemerintah menetapkan 10 November sebagai hari Pahlawan. Atas peristiwa 10 November 1945 surabaya mendapat julukan kota pahlawan.