Sebutkan permainan tradisional dari NTT dan beri pengertiannya?!
clarapristiwari
Mata pelajaran : sejarah Kelas : SMP Kategori : permainan tradisional Kata kunci : permainan tradisional, permainan khas NTT Pembahasan : Kita tahu bahwa negara republik Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke. Keragaman budaya ada meliput : tari daerah, lagu daerah, suku, bahasa, makan tradisional, kerajinan sampai pada permainan tradisional. Setiap keragaman, baik tarian, lagu bahkan permainan memiliki arti tersendiri di masing-masing daerah. Walaupun berbeda namanya, sebenarnya mungkin antara satu kota dengan kota lain memiliki nama permainan yang cara memainkannya hampir sama. Berikut beberapa permainan tradisional yang berasal dari beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) : 1. Rangkuk Alu atau Rangku Alu Rangkuk Alu sendiri merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat permainannya yang dikreasikan dengan berbagai gerakan sehingga menghasilkan sebuah kreasi seni yang khas. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur(NTT) . Dalam permaianan tersebut, bambu disusun dan dimainkan secara diayunkan seperti menjepit beberapa orang pemain. Salah satu atau dua pemain melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu tersebut. Saat melompat-lompat menghindari jepitan, pemain seakan melakukan gerakan tari. Dari situlah awal terbentuknya gerakan dasar Tari Rangkuk Alu ini. Gerakan penari dan pemain bambu tersebut kemudian dipadukan dengan irama musik dan lagu daerah sehingga menghasilkan seni yang khas, yaitu Tari Rangkuk Alu. Tari Rangkuk Alu tidak hanya sekedar permainan biasa, akan tetapi tarian ini juga bisa menjadi sarana edukasi dan pembentukan diri. Tujuan dari tarian ini yaitu dapat melatih kelincahan dan melatih ketepatan dalam bertindak. Selain itu bagi masyarakat di sana, tarian ini tentu juga mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual di dalamnya. 2. Permainan Caci (ketangkasan memukul/mencambuk) Caci berasal dari bahasa Manggarai (NTT) ci gici ca yang berarti satu demi satu. Permainan ini dimainkan oleh kaum pria baik secara perorangan maupun antar suku. Permainan caci tercipta dari gerakan-gerakan perkelahian pada masa itu, seperti memukul, menangkis, menendang dsb. Permainan ini bersifat kompetitif, syukuran, kegembiraan, dan kekeluargaan yang mengandung nilai-nilai relegius-magis. Pada mulanya permainan ini dilakukan pada pesta-pesta adat , dan bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewa tertinggi Mori Kraeng agar terhindar dari hama penyakit, sedangkan pada saat ini dilaksanakan pada upacara perkawinan dan perayaan hari-hari besar nasional yang bertujuan untuk menyemarakkan keramian suasana. 3. Permainan tradisional ‘Pasola’ yang berlangsung di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Pasola sebenarnya merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat sumba). Pasola dilaksanakan di lapangan yang luas sebagai “medan pertempuran” dan disaksikan oleh seluruh warga dan wisatawan baik lokal maupun internasional. Setiap kelompok yang terlibat dalam pasola terdiri dari sekitari 100 orang pemuda bersenjatakan sola (tombak) yang terbuat dari kayu berujung tumpul dan berdiameter kira-kira 1,5 cm. Kedua kelompok pemuda tersebut saling berhadap-hadapan dan saling menyerang, layaknya sebuah peperangan sungguhan antara dua kelompok kesatria Sumba. Dalam kepercayaan Marapu, korban yang terjatuh merupakan orang yang mendapatkan hukuman dari para Dewa karena telah melakukan dosa dan kesalahan, dan darah yang tercucur dianggap dapat menandakan kesuburan tanah dan tanaman pada musim tanam mendatang.
Kelas : SMP
Kategori : permainan tradisional
Kata kunci : permainan tradisional, permainan khas NTT
Pembahasan :
Kita tahu bahwa negara republik Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke. Keragaman budaya ada meliput : tari daerah, lagu daerah, suku, bahasa, makan tradisional, kerajinan sampai pada permainan tradisional. Setiap keragaman, baik tarian, lagu bahkan permainan memiliki arti tersendiri di masing-masing daerah. Walaupun berbeda namanya, sebenarnya mungkin antara satu kota dengan kota lain memiliki nama permainan yang cara memainkannya hampir sama.
Berikut beberapa permainan tradisional yang berasal dari beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) :
1. Rangkuk Alu atau Rangku Alu
Rangkuk Alu sendiri merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat permainannya yang dikreasikan dengan berbagai gerakan sehingga menghasilkan sebuah kreasi seni yang khas. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur(NTT) .
Dalam permaianan tersebut, bambu disusun dan dimainkan secara diayunkan seperti menjepit beberapa orang pemain. Salah satu atau dua pemain melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu tersebut.
Saat melompat-lompat menghindari jepitan, pemain seakan melakukan gerakan tari. Dari situlah awal terbentuknya gerakan dasar Tari Rangkuk Alu ini. Gerakan penari dan pemain bambu tersebut kemudian dipadukan dengan irama musik dan lagu daerah sehingga menghasilkan seni yang khas, yaitu Tari Rangkuk Alu.
Tari Rangkuk Alu tidak hanya sekedar permainan biasa, akan tetapi tarian ini juga bisa menjadi sarana edukasi dan pembentukan diri. Tujuan dari tarian ini yaitu dapat melatih kelincahan dan melatih ketepatan dalam bertindak. Selain itu bagi masyarakat di sana, tarian ini tentu juga mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual di dalamnya.
2. Permainan Caci (ketangkasan memukul/mencambuk)
Caci berasal dari bahasa Manggarai (NTT) ci gici ca yang berarti satu demi satu. Permainan ini dimainkan oleh kaum pria baik secara perorangan maupun antar suku. Permainan caci tercipta dari gerakan-gerakan perkelahian pada masa itu, seperti memukul, menangkis, menendang dsb. Permainan ini bersifat kompetitif, syukuran, kegembiraan, dan kekeluargaan yang mengandung nilai-nilai relegius-magis. Pada mulanya permainan ini dilakukan pada pesta-pesta adat , dan bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewa tertinggi Mori Kraeng agar terhindar dari hama penyakit, sedangkan pada saat ini dilaksanakan pada upacara perkawinan dan perayaan hari-hari besar nasional yang bertujuan untuk menyemarakkan keramian suasana.
3. Permainan tradisional ‘Pasola’ yang berlangsung di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Pasola sebenarnya merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat sumba).
Pasola dilaksanakan di lapangan yang luas sebagai “medan pertempuran” dan disaksikan oleh seluruh warga dan wisatawan baik lokal maupun internasional. Setiap kelompok yang terlibat dalam pasola terdiri dari sekitari 100 orang pemuda bersenjatakan sola (tombak) yang terbuat dari kayu berujung tumpul dan berdiameter kira-kira 1,5 cm. Kedua kelompok pemuda tersebut saling berhadap-hadapan dan saling menyerang, layaknya sebuah peperangan sungguhan antara dua kelompok kesatria Sumba.
Dalam kepercayaan Marapu, korban yang terjatuh merupakan orang yang mendapatkan hukuman dari para Dewa karena telah melakukan dosa dan kesalahan, dan darah yang tercucur dianggap dapat menandakan kesuburan tanah dan tanaman pada musim tanam mendatang.
Semoga bermanfaat.