Hujan dapat dibuat oleh manusia. Istilah hujan buatan berawal dari penemuan Vincent Joseph Schaefer serta rekannya Dr. Irving Langmuir, pada 1946. Vincent J. Schaefer lahir 4 Juli 1906, sebagai putra tertua dari Peter Aloysius dan Rose Agnes (Holtslag) Schaefer. Schaefer menarik perhatian seluruh dunia dengan eksperimen untuk membuat badai salju pertama di laboratorium dan menginduksi curah hujan di luar. Ia memecahkan banyak misteri hujan dan salju yang selama itu membingungkan para ilmuwan.
Dalam situs dunianet.com dijelaskan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah istilah yang digunakan sebagai upaya "membuat hujan." Yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah "memengaruhi" proses yang terjadi di awan sebagai "dapur" pembuat hujan sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan. Bahan untuk "memengaruhi" proses yang terjadi di awan terdiri atas dua jenis yaitu, bahan untuk "membentuk" es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (Agl). Kemudian, bahan untuk "menggabungkan" butir-butir atmosfer di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau Ca-Cl2 dan Urea.
Hujan dapat dibuat oleh manusia. Istilah hujan buatan berawal dari penemuan Vincent Joseph Schaefer serta rekannya Dr. Irving Langmuir, pada 1946. Vincent J. Schaefer lahir 4 Juli 1906, sebagai putra tertua dari Peter Aloysius dan Rose Agnes (Holtslag) Schaefer. Schaefer menarik perhatian seluruh dunia dengan eksperimen untuk membuat badai salju pertama di laboratorium dan menginduksi curah hujan di luar. Ia memecahkan banyak misteri hujan dan salju yang selama itu membingungkan para ilmuwan.
Dalam situs dunianet.com dijelaskan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah istilah yang digunakan sebagai upaya "membuat hujan." Yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah "memengaruhi" proses yang terjadi di awan sebagai "dapur" pembuat hujan sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan. Bahan untuk "memengaruhi" proses yang terjadi di awan terdiri atas dua jenis yaitu, bahan untuk "membentuk" es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (Agl). Kemudian, bahan untuk "menggabungkan" butir-butir atmosfer di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau Ca-Cl2 dan Urea.