Cara membuat garam dengan cara tradisional bisa dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Kita cuma membutuhkan lahan yang luas untuk proses penguapan dan alat untuk mengalirkan/menyiramkan air laut ke tempat penguapan.
1. Mengalirkan Air Laut ke Tempat yang Luas
Tempat yang luas (biasanya sepetak tanah yang sudah dipersiapkan khusus), tempat ini digunakan untuk menampung air laut yang akan menguapkan air laut. Air dimasukkan kedalam tempat ini dengan ditimba menggunakan jerigen atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut.
Apabila menggunakan cara pasang surut air laut, tanah diposisikan tidak terlalu tinggi dari air laut. Ketika air sedang pasang, penutup dibuka supaya air bisa masuk ke dalam. Apabila air sedang surut, maka penutup air ditutup supaya air laut terjebak di dalamnya.
2. Menjemur di Bawah Terik Matahari
Air yang sudah terkumpul pada sepetak tanah, dijemur di bawah teris sinar matahai supaya air laut bisa menguap dan menyisakan butiran-butiran kristal yang akan menjadi garam.
3. Proses Pemanenan
-Cara Membuat Garam dengan Teknologi Ulir Filter (TUF) Geomembran:
Cara membuat garam dengan metode TUF menjadi alternatif untuk mendapatkan garam dengan kualitas bagus dengan kadar garam diatas 90%.
Penguapan air laut akan menyisakan garam yang akan kita panen. Petani garam tinggal mengumpulkan dan mengamilnya untuk bisa dipanen dan dijual di pasaran.
Air Laut yang masih murni dengan densitas antara 0-1° Be dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam petak penampungan pertama. Air laut yang telah alirkan, ditunggu hingga kadar densitanya mencapai 3° Be.
Selanjutnya, air dari dari kolam penampung pertama dialirkan ke kolam penampungan ke-2 menggunakan pompa melalui ulir besar. Menglirnya air garam melalui ulir besar ini bertujuan supaya air baku mengalami penguapan yang cukup banyak dan signifikan, serta diharapkan dengan menempuh perjalanan yang lebih panjang kotoran-kotoran yang bisa mengotori air bisa tersaring dan membuat air menjadi bersih.
Air dalam petak penampungan ke-2 di setting memiliki ketinggian antar 3-5 cm, kemudian diukur dengan Boumeter untuk dilihat berapa densitasnya. Diharapkan hasil pengukuran menunjukkan 12°Be.
Setelah selesai dilakukan pemrosesan dalam penampungan 2, air dialirkan ke petak penampungan ke-3 melalui ulir kecil. Hampir sama dengan ulir besar, tujuan dialirkannya air melewati ulir kecil dengan jarak yang panjang adalah untuk mempermudah penguapan air laut untuk mendapatkan kekentalan sebesar 20 °Be.
Dari kotak penampungan 3 ini, air dialirkan ke Bunker atau meja hablur dengan densitas sekitar 20-25°Be. Perjalanan air dari penampungan 1 sampai meja hablur membutuhkan waktu sekitar 14-15 hari, lebih cepat dari proses pembuatan garam secara tradisional.
Jawaban:
tradisional
1 ambil air laut , jemur selama berhari hari
modern
air laut di panaskan menggunakan alat khusus
Penjelasan:
-Cara Membuat Garam Secara Tradisional:
Cara membuat garam dengan cara tradisional bisa dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Kita cuma membutuhkan lahan yang luas untuk proses penguapan dan alat untuk mengalirkan/menyiramkan air laut ke tempat penguapan.
1. Mengalirkan Air Laut ke Tempat yang Luas
Tempat yang luas (biasanya sepetak tanah yang sudah dipersiapkan khusus), tempat ini digunakan untuk menampung air laut yang akan menguapkan air laut. Air dimasukkan kedalam tempat ini dengan ditimba menggunakan jerigen atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut.
Apabila menggunakan cara pasang surut air laut, tanah diposisikan tidak terlalu tinggi dari air laut. Ketika air sedang pasang, penutup dibuka supaya air bisa masuk ke dalam. Apabila air sedang surut, maka penutup air ditutup supaya air laut terjebak di dalamnya.
2. Menjemur di Bawah Terik Matahari
Air yang sudah terkumpul pada sepetak tanah, dijemur di bawah teris sinar matahai supaya air laut bisa menguap dan menyisakan butiran-butiran kristal yang akan menjadi garam.
3. Proses Pemanenan
-Cara Membuat Garam dengan Teknologi Ulir Filter (TUF) Geomembran:
Cara membuat garam dengan metode TUF menjadi alternatif untuk mendapatkan garam dengan kualitas bagus dengan kadar garam diatas 90%.
Penguapan air laut akan menyisakan garam yang akan kita panen. Petani garam tinggal mengumpulkan dan mengamilnya untuk bisa dipanen dan dijual di pasaran.
Air Laut yang masih murni dengan densitas antara 0-1° Be dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam petak penampungan pertama. Air laut yang telah alirkan, ditunggu hingga kadar densitanya mencapai 3° Be.
Selanjutnya, air dari dari kolam penampung pertama dialirkan ke kolam penampungan ke-2 menggunakan pompa melalui ulir besar. Menglirnya air garam melalui ulir besar ini bertujuan supaya air baku mengalami penguapan yang cukup banyak dan signifikan, serta diharapkan dengan menempuh perjalanan yang lebih panjang kotoran-kotoran yang bisa mengotori air bisa tersaring dan membuat air menjadi bersih.
Air dalam petak penampungan ke-2 di setting memiliki ketinggian antar 3-5 cm, kemudian diukur dengan Boumeter untuk dilihat berapa densitasnya. Diharapkan hasil pengukuran menunjukkan 12°Be.
Setelah selesai dilakukan pemrosesan dalam penampungan 2, air dialirkan ke petak penampungan ke-3 melalui ulir kecil. Hampir sama dengan ulir besar, tujuan dialirkannya air melewati ulir kecil dengan jarak yang panjang adalah untuk mempermudah penguapan air laut untuk mendapatkan kekentalan sebesar 20 °Be.
Dari kotak penampungan 3 ini, air dialirkan ke Bunker atau meja hablur dengan densitas sekitar 20-25°Be. Perjalanan air dari penampungan 1 sampai meja hablur membutuhkan waktu sekitar 14-15 hari, lebih cepat dari proses pembuatan garam secara tradisional.