Sebutkan kerjasama yang dilakukan oleh kader posyandu untuk meningkatkan kesehatan bayi dan masyarakat
imma6
Sistem Kerja Posyandu Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi input, proses dan output.
Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:
Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan penyuluhan dan perlengkapan pelayanan, Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program, Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah maupun swadaya masyarakat, Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta mekanisme pelayanannya. Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta dipahami oleh kader posyandu, Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran, penimbangan, pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program pokok yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan diare dan imunisasi Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal yang terencana dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan pemecahan masalah, Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan harus direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan kader Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain yang berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga berencana Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja kader. Output – Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan
Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi input, proses dan output.
Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:
Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan penyuluhan dan perlengkapan pelayanan,
Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program,
Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah maupun swadaya masyarakat,
Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta mekanisme pelayanannya.
Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta dipahami oleh kader posyandu,
Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran, penimbangan, pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program pokok yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan diare dan imunisasi
Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal yang terencana dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan pemecahan masalah,
Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan harus direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan kader
Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain yang berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga berencana
Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten
Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja kader.
Output – Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan