hakimiumKelas : XII Pelajaran : Sejarah Indonesia Kategori : Sistem & Struktur Masa Demokrasi Terpimpin Kata Kunci : Dwikora, konfrontasi terhadap Malaysia, Malaysia, Singapura, Filipina, Serawak, Sabah, Brunai
Jawaban Isi Dwikora sesuai pidato Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta adalah sebagai berikut: (1). memperkuat ketahanan revolusi Indonesia; (2). membantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunai, untuk membubarkan negara boneka Malaysia
Pembahasan
Kronologi Peristiwa (1). Pada tahun 1961 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yew dari Singapura berkeinginan menyatukan kedua negara tersebut menjadi Federasi Malaysia, termasuk Sarawak, Sabah, dan Brunei. (2). Pihak Filipina menentang rencana pembentukan tersebut karena memiliki keinginan terhadap wilayah Sabah di Kalimantan Utara. Menurut Filipina, wilayah Sabah secara historis termasuk dalam kekuasaan Sultan Sulu. (3). Pihak Indonesia juga menentang keras rencana tersebut karena menurut Presiden Soekarno rencana pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian rencana Inggris untuk mengamankan kekuasaan koloninya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang mengancam revolusi Indonesia. (4). Pada 31 Juli-5 Agustus 1963 diadakan Konferensi Maphilindo (Malaysia-Filipina-Indonesia) antara ketiga negara di Manila. Pertemuan tersebut menghasilkan: ⇒ Deklarasi Manila ⇒ Persetujuan Manila ⇒ Komunike Bersama Inti dari ketiga dokumen tersebut adalah Indonesia dan Filipina akan menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara menyetujui hal tersebut. (5). Ketiga kepala negara kemudian setuju meminta Sekjen PBB membentuk tim penyelidik untuk melakukan pendekatan dan mengetahui keinginan rakyat di wilayah-wilayah yang akan dimasukkan ke dalam Federasi Malaysia. Tim tersebut diketuai oleh Lawrence Michelmore dan memulai tugas tanggal 14 September 1963. (6). Federasi Malaysia diproklamirkan pada tanggal 16 September 1963. (7). Pemerintah RI menggangap proklamasi tersebut sebagai bentuk pelecehan atas martabat PBB dan pelanggaran terhadap Komunike Bersama Manila yang seharusnya diadakan penyelidikan dan meminta pendapat rakyat Serawak dan Sabah terlebih dahulu sebelum Federasi Malaysia diproklamasikan. (8). Aksi-aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Malaysia memutuskan hubungan diplomatik dengan RI pada tanggal 17 September 1963, sedangkan Indonesia memutuskan hubungan ekonomi dengan Malaysia, Singapura, Serawak, dan Sabah, pada tanggal 21 September 1963. (9). Pada akhir tahun 1963 pemerintah RI menyatakan dukungannya terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara untuk melawan neokolonialisme Inggris. (10). Berbagai upaya diplomatik terus dilakukan untuk menyelesaikan sengketa dengan mengadakan pertemuan menteri-menteri luar negeri di Bangkok, namun tidak menghasilkan keputusan dan berakhir macet. (11). Pada acara apel besar tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta, Presiden Soekarno berpidato di hadapan ribuan sukarelawan dan mengucapkan Dwikora yang merupakan akronim dari Dwi (dua) Komando Rakyat. (12). Presiden Soekarno membentuk Komando Siaga di bawah pimpinan Marsekal Madya Oemar Dhani. (13). Pada masa itu terkenal himbauan atau perintah Presiden Soekarno yakni "Ganyang Malaysia!". Operasi Dwikora berlangsung sekitar tahun 1964 di sepanjang perbatasan Kalimantan dengan Sabah dan Serawak. ABRI tidak mengirim pasukan secara terbuka. Mereka mengirim gerilyawan-gerilyawan untuk membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang berperang melawan pemerintah Malaysia. Pihak Inggris menerjunkan pasukan elit SAS (Special Air Services) yang terkenal dunia kemiliteran, dibantu oleh pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia Baru dan Malaysia. (14). Pada tanggal 20 Juni 1964, diadakan pertemuan puncak di Tokyo, Jepang sebagai upaya penyelesaian diplomasi, di tengah konfrontasi yang terus dilakukan. (15). Di tengah berlangsungnya konflik, Malaysia dicalonkan dan diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Januari 1965. (16). Indonesia menolak keras pencalonan Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. (17). Sebelumnya pada tanggal 31 Desember 1964, Presiden Soekarno sudah menegaskan bahwa Indonesia akan keluar dari PBB apabila Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dengan diangkatnya Malaysia pada awal Januari 1965, maka Indonesia menyatakan keluar dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (18). Permasalahan dan sengketa dengan Malaysia sejak awal merupakan isu yang menguntungkan PKI agar mendapatkan tempat di kalangan kepemimpinan negara.
Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kategori : Sistem & Struktur Masa Demokrasi Terpimpin
Kata Kunci : Dwikora, konfrontasi terhadap Malaysia, Malaysia, Singapura, Filipina, Serawak, Sabah, Brunai
Jawaban
Isi Dwikora sesuai pidato Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta adalah sebagai berikut:
(1). memperkuat ketahanan revolusi Indonesia;
(2). membantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunai, untuk membubarkan negara boneka Malaysia
Pembahasan
Kronologi Peristiwa
(1). Pada tahun 1961 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yew dari Singapura berkeinginan menyatukan kedua negara tersebut menjadi Federasi Malaysia, termasuk Sarawak, Sabah, dan Brunei.
(2). Pihak Filipina menentang rencana pembentukan tersebut karena memiliki keinginan terhadap wilayah Sabah di Kalimantan Utara. Menurut Filipina, wilayah Sabah secara historis termasuk dalam kekuasaan Sultan Sulu.
(3). Pihak Indonesia juga menentang keras rencana tersebut karena menurut Presiden Soekarno rencana pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian rencana Inggris untuk mengamankan kekuasaan koloninya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang mengancam revolusi Indonesia.
(4). Pada 31 Juli-5 Agustus 1963 diadakan Konferensi Maphilindo (Malaysia-Filipina-Indonesia) antara ketiga negara di Manila. Pertemuan tersebut menghasilkan:
⇒ Deklarasi Manila
⇒ Persetujuan Manila
⇒ Komunike Bersama
Inti dari ketiga dokumen tersebut adalah Indonesia dan Filipina akan menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara menyetujui hal tersebut.
(5). Ketiga kepala negara kemudian setuju meminta Sekjen PBB membentuk tim penyelidik untuk melakukan pendekatan dan mengetahui keinginan rakyat di wilayah-wilayah yang akan dimasukkan ke dalam Federasi Malaysia. Tim tersebut diketuai oleh Lawrence Michelmore dan memulai tugas tanggal 14 September 1963.
(6). Federasi Malaysia diproklamirkan pada tanggal 16 September 1963.
(7). Pemerintah RI menggangap proklamasi tersebut sebagai bentuk pelecehan atas martabat PBB dan pelanggaran terhadap Komunike Bersama Manila yang seharusnya diadakan penyelidikan dan meminta pendapat rakyat Serawak dan Sabah terlebih dahulu sebelum Federasi Malaysia diproklamasikan.
(8). Aksi-aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Malaysia memutuskan hubungan diplomatik dengan RI pada tanggal 17 September 1963, sedangkan Indonesia memutuskan hubungan ekonomi dengan Malaysia, Singapura, Serawak, dan Sabah, pada tanggal 21 September 1963.
(9). Pada akhir tahun 1963 pemerintah RI menyatakan dukungannya terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara untuk melawan neokolonialisme Inggris.
(10). Berbagai upaya diplomatik terus dilakukan untuk menyelesaikan sengketa dengan mengadakan pertemuan menteri-menteri luar negeri di Bangkok, namun tidak menghasilkan keputusan dan berakhir macet.
(11). Pada acara apel besar tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta, Presiden Soekarno berpidato di hadapan ribuan sukarelawan dan mengucapkan Dwikora yang merupakan akronim dari Dwi (dua) Komando Rakyat.
(12). Presiden Soekarno membentuk Komando Siaga di bawah pimpinan Marsekal Madya Oemar Dhani.
(13). Pada masa itu terkenal himbauan atau perintah Presiden Soekarno yakni "Ganyang Malaysia!". Operasi Dwikora berlangsung sekitar tahun 1964 di sepanjang perbatasan Kalimantan dengan Sabah dan Serawak. ABRI tidak mengirim pasukan secara terbuka. Mereka mengirim gerilyawan-gerilyawan untuk membantu Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang berperang melawan pemerintah Malaysia. Pihak Inggris menerjunkan pasukan elit SAS (Special Air Services) yang terkenal dunia kemiliteran, dibantu oleh pasukan Gurkha dan SAS tambahan dari Selandia Baru dan Malaysia.
(14). Pada tanggal 20 Juni 1964, diadakan pertemuan puncak di Tokyo, Jepang sebagai upaya penyelesaian diplomasi, di tengah konfrontasi yang terus dilakukan.
(15). Di tengah berlangsungnya konflik, Malaysia dicalonkan dan diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Januari 1965.
(16). Indonesia menolak keras pencalonan Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
(17). Sebelumnya pada tanggal 31 Desember 1964, Presiden Soekarno sudah menegaskan bahwa Indonesia akan keluar dari PBB apabila Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dengan diangkatnya Malaysia pada awal Januari 1965, maka Indonesia menyatakan keluar dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
(18). Permasalahan dan sengketa dengan Malaysia sejak awal merupakan isu yang menguntungkan PKI agar mendapatkan tempat di kalangan kepemimpinan negara.