diahviolin
Kelas: X Mata Pelajaran: Kewirausahaan Materi: Tekstil Kata Kunci: fungsi praktis, fungsi estetis
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:
Jawaban pendek:
Fungsi praktis dari batik sebagai pakaian untuk menutup badan.
Sedangkan fungsi estetis adalah sebagai hiasan dan status sosial.
Jawaban panjang:
Tekstil yang dihasilkan dari kerajinan tradisional seperti batik memiliki fungsi praktis dan estetis.
Fungsi praktis adalah kegunaan sehari-hari dari batik. Misalnya menggunakan kain batik untuk baju, sarung, bawahan kebaya atau selendang.
Selain fungsi praktis ini, batik juga memiliki fungsi estetis yaitu sebagai hiasan dan simbol sosial. Nilai batik sebagai hiasan didapat karena batik memiliki keindahan dalam pola dan warnanya. Semantara nilai batik sebagai simbol sosial didapat dari harga, tingkat kesulitan pembuatan dan nilai simbol yang terkandung dalam motif batik.
Batik dengan jenis batik tulis membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuatnya, bisa sampai beberapa bulan. Ini karena pola dan motifnya harus dilukis secara manual. Ini berbeda dengan batik cap yang dapat diproduksi secara masal. Karena lama pembuatanya, batik tulis menjadi mahal dan karena mahal ini, batik tulis menjadi simbol kekayaan bagi orang yang memakainya.
Selain itu secara budaya, motif batik tertentu hanya boleh dipakai oleh orang-orang dari kalangan tertentu.
Misalnya adalah batik dengan motif kawung. Kawung adalah corak batik yang memiliki bentuk motif bunga yang mirip seperti biji aren. Motif ini dahulunya hanya boleh dikenakan oleh para bangsawan Jawa.
Orang selain bangsawan dilarang menggunakan batik ini. Sehingga batik ini memiliki fungsi simbolis sebagai lambang kedudukan dalam masyarakat atau status sosial.
Mata Pelajaran: Kewirausahaan
Materi: Tekstil
Kata Kunci: fungsi praktis, fungsi estetis
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:
Jawaban pendek:
Fungsi praktis dari batik sebagai pakaian untuk menutup badan.
Sedangkan fungsi estetis adalah sebagai hiasan dan status sosial.
Jawaban panjang:
Tekstil yang dihasilkan dari kerajinan tradisional seperti batik memiliki fungsi praktis dan estetis.
Fungsi praktis adalah kegunaan sehari-hari dari batik. Misalnya menggunakan kain batik untuk baju, sarung, bawahan kebaya atau selendang.
Selain fungsi praktis ini, batik juga memiliki fungsi estetis yaitu sebagai hiasan dan simbol sosial. Nilai batik sebagai hiasan didapat karena batik memiliki keindahan dalam pola dan warnanya. Semantara nilai batik sebagai simbol sosial didapat dari harga, tingkat kesulitan pembuatan dan nilai simbol yang terkandung dalam motif batik.
Batik dengan jenis batik tulis membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuatnya, bisa sampai beberapa bulan. Ini karena pola dan motifnya harus dilukis secara manual. Ini berbeda dengan batik cap yang dapat diproduksi secara masal. Karena lama pembuatanya, batik tulis menjadi mahal dan karena mahal ini, batik tulis menjadi simbol kekayaan bagi orang yang memakainya.
Selain itu secara budaya, motif batik tertentu hanya boleh dipakai oleh orang-orang dari kalangan tertentu.
Misalnya adalah batik dengan motif kawung. Kawung adalah corak batik yang memiliki bentuk motif bunga yang mirip seperti biji aren. Motif ini dahulunya hanya boleh dikenakan oleh para bangsawan Jawa.
Orang selain bangsawan dilarang menggunakan batik ini. Sehingga batik ini memiliki fungsi simbolis sebagai lambang kedudukan dalam masyarakat atau status sosial.