Bilangan oktan adalah ukuran seberapa besar energi atau tekanan yang diberikan sebelum bensin mengalami pembakaran secara spontan. Angka oktan sering juga digunakan sebagai kemampuan anti knocking (ketukan) yang terjadi di dalam mesin saat proses pembakaran. Seperti yang kita ketahui,campuran udara dan bensin (berbentuk gas) ditekan oleh piston sampai volume yang lebih kecil selanjutnya akan dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi, apabila tekanan menimbulkan pembakaran tanpa adanya percikan dari busi maka akan tejadi knocking (ketukan) yang memiliki dampak buruk terhadap mesin.
Nama Oktan berasal dari senyawa iso-oktan, senyawa inilah yang menjadi komponen utama di dalam bensin selain n-heptana. Iso-oktan merupakan penyusun bensin yang memiliki sifat kompresi yang sangat bagus dan dapat ditekan dalam volume kecil sebelum dibakar oleh percikan api dari busi. Berbeda dengan n-heptana, senyawa inilah sangat mudah terbakar dengan sendirinya apabila diberi tekanan yang tinggi, sehingga dalam penentuan bilangan oktan, iso-oktana diberi nilai 100 sedangkan n-heptana di beri nilai nol. Contohnya saja, bensin jenis premium memiliki jumlah oktan 88, berarti bensin tersebut memiliki kandungan iso-oktana dengan jumlah 88% dan senyawa n-heptana 12%. Semakin tinggi bilangan oktan suatu bensin maka kualitas bensin tersebuat akan semakin tinggi.
Penggunaan Bahan Aditif
Bilangan oktan dapat ditingkatkan dengan cara penambahan bakan aditif seperti menambahkan tetra ethyl lead (TEL), rata-rata bensin yang memiliki harga yang murah menggunakan TEL sebagai penambah bilangan oktannya. Tetapi zat aditif tersebut mengandung timbal yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan apabila terlepas ke udara, sehingga di berbagai negara maju, penggunaan TEL untuk bahan bakar bensin sudah dilarang.
Selain TEL masih terdapat zat aditif lainnya yang dapat dicampurkan dengan bensin untuk meningkatkan bilangan oktan. Sebut saja MTBE (methyl tetriaty buthyl ether), zat ini apabila dalam keadaan murni setara dengan bilangan 188 oktan. Selain berfungsi sebagai penambah bilangan oktan pada bensin, zat ini juga berfungsi sebagai penambah oksiken di dalam campuran gas pada mesin agar menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga gas buang hasil pembakaran tidak banyak mengandung CO bila dilepaskan ke udara. Tetapi belakangan ini diketahui bahwa MBTE memiliki sifat karsinogenik yang dapat mencemari air bila terlepas ke lingukan sekitar, seperti misalnya apabila tempat penampungan bensin mengalami kebocoran, maka zat tersebut akan meresap kedalam tanah dan mencemari sumber-sumber air.
Bilangan oktan adalah ukuran seberapa besar energi atau tekanan yang diberikan sebelum bensin mengalami pembakaran secara spontan. Angka oktan sering juga digunakan sebagai kemampuan anti knocking (ketukan) yang terjadi di dalam mesin saat proses pembakaran. Seperti yang kita ketahui,campuran udara dan bensin (berbentuk gas) ditekan oleh piston sampai volume yang lebih kecil selanjutnya akan dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi, apabila tekanan menimbulkan pembakaran tanpa adanya percikan dari busi maka akan tejadi knocking (ketukan) yang memiliki dampak buruk terhadap mesin.
Bilangan oktan adalah ukuran seberapa besar energi atau tekanan yang diberikan sebelum bensin mengalami pembakaran secara spontan. Angka oktan sering juga digunakan sebagai kemampuan anti knocking (ketukan) yang terjadi di dalam mesin saat proses pembakaran. Seperti yang kita ketahui,campuran udara dan bensin (berbentuk gas) ditekan oleh piston sampai volume yang lebih kecil selanjutnya akan dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi, apabila tekanan menimbulkan pembakaran tanpa adanya percikan dari busi maka akan tejadi knocking (ketukan) yang memiliki dampak buruk terhadap mesin.
Nama Oktan berasal dari senyawa iso-oktan, senyawa inilah yang menjadi komponen utama di dalam bensin selain n-heptana. Iso-oktan merupakan penyusun bensin yang memiliki sifat kompresi yang sangat bagus dan dapat ditekan dalam volume kecil sebelum dibakar oleh percikan api dari busi. Berbeda dengan n-heptana, senyawa inilah sangat mudah terbakar dengan sendirinya apabila diberi tekanan yang tinggi, sehingga dalam penentuan bilangan oktan, iso-oktana diberi nilai 100 sedangkan n-heptana di beri nilai nol. Contohnya saja, bensin jenis premium memiliki jumlah oktan 88, berarti bensin tersebut memiliki kandungan iso-oktana dengan jumlah 88% dan senyawa n-heptana 12%. Semakin tinggi bilangan oktan suatu bensin maka kualitas bensin tersebuat akan semakin tinggi.
Penggunaan Bahan Aditif
Bilangan oktan dapat ditingkatkan dengan cara penambahan bakan aditif seperti menambahkan tetra ethyl lead (TEL), rata-rata bensin yang memiliki harga yang murah menggunakan TEL sebagai penambah bilangan oktannya. Tetapi zat aditif tersebut mengandung timbal yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan apabila terlepas ke udara, sehingga di berbagai negara maju, penggunaan TEL untuk bahan bakar bensin sudah dilarang.
Selain TEL masih terdapat zat aditif lainnya yang dapat dicampurkan dengan bensin untuk meningkatkan bilangan oktan. Sebut saja MTBE (methyl tetriaty buthyl ether), zat ini apabila dalam keadaan murni setara dengan bilangan 188 oktan. Selain berfungsi sebagai penambah bilangan oktan pada bensin, zat ini juga berfungsi sebagai penambah oksiken di dalam campuran gas pada mesin agar menghasilkan pembakaran yang sempurna sehingga gas buang hasil pembakaran tidak banyak mengandung CO bila dilepaskan ke udara. Tetapi belakangan ini diketahui bahwa MBTE memiliki sifat karsinogenik yang dapat mencemari air bila terlepas ke lingukan sekitar, seperti misalnya apabila tempat penampungan bensin mengalami kebocoran, maka zat tersebut akan meresap kedalam tanah dan mencemari sumber-sumber air.
Bilangan oktan adalah ukuran seberapa besar energi atau tekanan yang diberikan sebelum bensin mengalami pembakaran secara spontan. Angka oktan sering juga digunakan sebagai kemampuan anti knocking (ketukan) yang terjadi di dalam mesin saat proses pembakaran. Seperti yang kita ketahui,campuran udara dan bensin (berbentuk gas) ditekan oleh piston sampai volume yang lebih kecil selanjutnya akan dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi, apabila tekanan menimbulkan pembakaran tanpa adanya percikan dari busi maka akan tejadi knocking (ketukan) yang memiliki dampak buruk terhadap mesin.