Kategori: Kerajaan Besar Indonesia pada Masa Kekuasaan
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.2
Kata kunci: ciri, celaka , surah al-maun
Jawaban:
ciri orang yang celaka menurut surah al-maun yakni orang yang lalai terhadap sholat. Maksudnya ialah yang lalai terhadap solatnya bukan yang lalai di dalam solatnya. mereka yang meremehkan waktu solat. Menunda-nunda ketika ingin melaksanakannya. Mendahulukan urusan lain daripada solatnya. Mereka termasuk kategori orang yang sholat namun celaka,
Selain itu yang celaka ialah orang yang mendustai agama.
Ciri dari orang tersebut ialah
a.mendustai shalatnya,
b.mendustai puasanya,
c.mendustai hajjinya,
d.mendustai ibadah hajinya.
Karena ibadah spiritual yang ia lakukan (shalat, puasa, dan haji) tidak berdampak baik pada ibadah sosialnya;
Pembahasan:
Adapun tipe dari pendusta agama. Ialah
a.kelompok yang meragukan Hari Pembalasan hingga berlaku kasar kepada anak yatim dan
b.kelompok yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
Sifat malas untuk sholat dan mengulur-ulur waktunya merupakan cirri dari orang-orang munafik. Dalam surat An-Nisa’ ayat 142 disebutkan bahwa “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang Menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”
Pesan dari Imam Ali bin Abi Tholib yaitu:
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi solat. Maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya. Karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu solat.”
Saat kita meremehkan waktu sholat, berarti kita telah meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah swt. Apabila meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah berarti meremehkan Allah swt. Kita dapat bangun lebih pagi saat janjian dengan seseorang maka kita dapat pula sholat tepat waktu atau di awal waktu.
Secara umum, bentuk lalai dalam sholat dibagi dalam beberapa tingkatan,
a. Lalai hingga meninggalkan shalat.
Seperti mereka yang tidak pernah shalat sama sekali, atau mereka yang bolong-bolong shalatnya, atau mereka yang menunda-nunda shalat hingga keluar waktu.
Ibnu Mas’ud mengatakan, demi Allah, mereka tidak meninggalkan semua shalat. Andai mereka sama sekali tidak shalat, mereka kafir. Namun mereka tidak menjaga waktu shalat. Ibnu Abbas mengatakan, ‘Makna ayat’ adalah mereka mengakhirkan shalat hingga keluar waktu.
b. Lalai dalam bentuk tidak perhatian dengan rukun shalat, sehingga shalatnya batal
Umumnya yang sering menjadi korban adalah rukun thumakninah. Banyak orang yang terlalu cepat dalam mengerjakan gerakan rukun.
Thumakninah ialah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat.
Tumakninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tumakninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna, dst.
Bagian penting dalam shalat ialah Tumakninah. Apabila tidak tumakninah maka shalatnya tidak sah.
Karena tumakninah hukumnya rukun shalat maka kita tidak boleh bermakmum dengan orang yang shalatnya terlalu cepat dan tidak tumakninah. Bermakmum di belakang orang yang shalatnya cepat dan tidak tumakninah, bisa menyebabkan shalat kita batal dan wajib diulangi.
[3] Lalai dalam bentuk tidak melaksanakan penyempurna shalat
Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan kerapian pakaian ketika shalat.Demikian juga jika laki-laki yang tidak berjamaah di masjid tanpa alasan.Termasuk juga tidak meluruskan dan merapatkan shaf ketika shalat berjamaah.(Lt)
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: XI SMA
Kategori: Kerajaan Besar Indonesia pada Masa Kekuasaan
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.2
Kata kunci: ciri, celaka , surah al-maunJawaban:
ciri orang yang celaka menurut surah al-maun yakni orang yang lalai terhadap sholat. Maksudnya ialah yang lalai terhadap solatnya bukan yang lalai di dalam solatnya. mereka yang meremehkan waktu solat. Menunda-nunda ketika ingin melaksanakannya. Mendahulukan urusan lain daripada solatnya. Mereka termasuk kategori orang yang sholat namun celaka,
Selain itu yang celaka ialah orang yang mendustai agama.
Ciri dari orang tersebut ialah
a.mendustai shalatnya,
b.mendustai puasanya,
c.mendustai hajjinya,
d.mendustai ibadah hajinya.
Karena ibadah spiritual yang ia lakukan (shalat, puasa, dan haji) tidak berdampak baik pada ibadah sosialnya;
Pembahasan:
Adapun tipe dari pendusta agama. Ialah
a.kelompok yang meragukan Hari Pembalasan hingga berlaku kasar kepada anak yatim dan
b.kelompok yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
Sifat malas untuk sholat dan mengulur-ulur waktunya merupakan cirri dari orang-orang munafik. Dalam surat An-Nisa’ ayat 142 disebutkan bahwa “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang Menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”
Pesan dari Imam Ali bin Abi Tholib yaitu:
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi solat. Maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya. Karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu solat.”
Saat kita meremehkan waktu sholat, berarti kita telah meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah swt. Apabila meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah berarti meremehkan Allah swt. Kita dapat bangun lebih pagi saat janjian dengan seseorang maka kita dapat pula sholat tepat waktu atau di awal waktu.
Secara umum, bentuk lalai dalam sholat dibagi dalam beberapa tingkatan,
a. Lalai hingga meninggalkan shalat.
Seperti mereka yang tidak pernah shalat sama sekali, atau mereka yang bolong-bolong shalatnya, atau mereka yang menunda-nunda shalat hingga keluar waktu.
Ibnu Mas’ud mengatakan, demi Allah, mereka tidak meninggalkan semua shalat. Andai mereka sama sekali tidak shalat, mereka kafir. Namun mereka tidak menjaga waktu shalat. Ibnu Abbas mengatakan, ‘Makna ayat’ adalah mereka mengakhirkan shalat hingga keluar waktu.
b. Lalai dalam bentuk tidak perhatian dengan rukun shalat, sehingga shalatnya batal
Umumnya yang sering menjadi korban adalah rukun thumakninah. Banyak orang yang terlalu cepat dalam mengerjakan gerakan rukun.
Thumakninah ialah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat.
Tumakninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tumakninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna, dst.
Bagian penting dalam shalat ialah Tumakninah. Apabila tidak tumakninah maka shalatnya tidak sah.
Karena tumakninah hukumnya rukun shalat maka kita tidak boleh bermakmum dengan orang yang shalatnya terlalu cepat dan tidak tumakninah. Bermakmum di belakang orang yang shalatnya cepat dan tidak tumakninah, bisa menyebabkan shalat kita batal dan wajib diulangi.
[3] Lalai dalam bentuk tidak melaksanakan penyempurna shalat
Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan kerapian pakaian ketika shalat.Demikian juga jika laki-laki yang tidak berjamaah di masjid tanpa alasan.Termasuk juga tidak meluruskan dan merapatkan shaf ketika shalat berjamaah.(Lt)
mendustakan salahnya
mendustakan imannya