rosnamaulidya2masa itu terjadi pada masa praaksara. ciri-ciri orang yang mengumpulkan makanan dan masa berburu adalah : mereka tinggal dipadang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai selalu berpindah tempat dan hidup dalam berkelompok. ciri-ciri pada masa bercocok tanam : pada masa ini mereka mulai hidup menetap , mereka bercocok tanam dengan cara berladang. ciri-ciri masa perundagian : masa perundagian merupakan masa akhir prasejarah diindonesia.& bercocok tanam alat;Alat-alat yang dihasilkan antara lain: Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa.Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,Pakaian dari kulit kayuTembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)bercocok (Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut) Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu: Kebudayaan KjokkenmoddingerKjokkenmodinger, istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur & moddinger yang berarti sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput & kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Di antara timbunan kulit siput & kerang tersebut ditemukan juga perkakas sejenis kapak genggam yaitu kapak Sumatra/Pebble & batu pipisan. Kebudayaan Abris Sous Roche Abris sous roche, yang berarti gua-gua yang pernah dijadikan tempat tinggal, berupa gua-gua yang diduga pernah dihuni oleh manusia. Dugaan ini muncul dari perkakas seperti ujung panah, flakke, batu penggilingan, alat dari tulang & tanduk rusa; yang tertinggal di dalam gua. Bedasarkan kebudayaan yang ditemukan, maka dapat disimpulkan ciri-ciri kehidupan pada zaman Mesolithikum antara lain: a. Sudah mengenal rasa estetika (dilihat dari peralatannya seperti kapak Sumatra, yang bentuknya sudah lebih beraturan dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan kapak gengggam pada Zaman Paleolithikum)b. Masih belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang ada pada zaman itu masih belum bisa digunakan untuk menggemburkan tanah)c.Gundukan Kjokkenmoddinger yang dapat mencapai tinggi tujuh meter dengan diameter tiga puluh meter ini tentu terbentuk dalam waktu lama, sehingga disimpulkan bahwa manusia pada zaman itu mulai tingggal menetap (untuk sementara waktu, ketika makanan habis, maka harus berpindah tempat, seperti pada zaman Palaeolithikum) di tepi pantai.d. Peralatan yang ditemukan dari Abris Sous Roche memberi informasi bahwa manusia juga menjadikan gua sebagai tempat tinggal.
Kapak lonjong
Kapak persegi
Perundagian alat2 yg dgunkan
Nekara
perhiasan
arca perunggu
ciri-ciri orang yang mengumpulkan makanan dan masa berburu adalah : mereka tinggal dipadang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai selalu berpindah tempat dan hidup dalam berkelompok.
ciri-ciri pada masa bercocok tanam : pada masa ini mereka mulai hidup menetap , mereka bercocok tanam dengan cara berladang.
ciri-ciri masa perundagian : masa perundagian merupakan masa akhir prasejarah diindonesia.& bercocok tanam alat;Alat-alat yang dihasilkan antara lain: Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa.Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,Pakaian dari kulit kayuTembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)bercocok
(Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut) Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu: Kebudayaan KjokkenmoddingerKjokkenmodinger, istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur & moddinger yang berarti sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput & kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Di antara timbunan kulit siput & kerang tersebut ditemukan juga perkakas sejenis kapak genggam yaitu kapak Sumatra/Pebble & batu pipisan. Kebudayaan Abris Sous Roche Abris sous roche, yang berarti gua-gua yang pernah dijadikan tempat tinggal, berupa gua-gua yang diduga pernah dihuni oleh manusia. Dugaan ini muncul dari perkakas seperti ujung panah, flakke, batu penggilingan, alat dari tulang & tanduk rusa; yang tertinggal di dalam gua. Bedasarkan kebudayaan yang ditemukan, maka dapat disimpulkan ciri-ciri kehidupan pada zaman Mesolithikum antara lain: a. Sudah mengenal rasa estetika (dilihat dari peralatannya seperti kapak Sumatra, yang bentuknya sudah lebih beraturan dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan kapak gengggam pada Zaman Paleolithikum)b. Masih belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang ada pada zaman itu masih belum bisa digunakan untuk menggemburkan tanah)c.Gundukan Kjokkenmoddinger yang dapat mencapai tinggi tujuh meter dengan diameter tiga puluh meter ini tentu terbentuk dalam waktu lama, sehingga disimpulkan bahwa manusia pada zaman itu mulai tingggal menetap (untuk sementara waktu, ketika makanan habis, maka harus berpindah tempat, seperti pada zaman Palaeolithikum) di tepi pantai.d. Peralatan yang ditemukan dari Abris Sous Roche memberi informasi bahwa manusia juga menjadikan gua sebagai tempat tinggal.