Sebutkan 4macam jenis ragam dan ragam seni kriya daerah setempat
ramadhana21
Seni kriya Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam. Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari sejumlah seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional dan ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar. Seni kriya dapat dikelompokkan menjadi seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni kriya anyaman, dan seni kriya keramik. a. Seni kriya pahat Jenis, bentuk, bahan, dan teknik dalam seni pahat sangat beragam, dari jenis ukir, patung, dan aneka kerajinan lainnya. Seni pahat selain menggunakan bahan kayu, juga menggunakan batu, aneka logam, emas, serta tulang dan kulit hewan. Bali merupakan daerah yang banyak menghasilkan seni pahat berupa ukiran, patung, hingga barang-barang kerajinan. Patung arca dengan bahan batu andesit juga dibuat di Bali. Bentuknya menyerupai benda-benda purbakala. Salah satu hasil dari seni pahat yang unik adalah wayang kulit dan wayang beber yang terbuat dari kulit binatang, serta wayang golek yang terbuat dari kayu. Kerajinan wayang kulit dan wayang beber terdapat di daerah Yogyakarta, Surakarta, dan Sragen. Sedangkan wayang golek banyak diproduksi di Jawa Barat. Di Jepara (Jawa Tengah) tersohor dengan seni ukir khas Jawa. Daerah lain di Jawa penghasil seni pahat dalam bentuk topeng, patung, ukiran, dan lain-lain adalah Kudus, Bojonegoro, dan Cirebon. Seni patung Suku Asmat dan Kamoro di Papua terkenal dengan kekhasannya, dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Di Palembang, karya ukir kayu juga diwujudkan pada perabot rumah tangga dengan ciri khas menggunakan warna emas dan cokelat tua. Di Sumatra Utara, seni pahat masyarakat Batak selain berupa ukiran hias pada bangunan rumah adat, juga terdapat pada bendabenda yang berfungsi sebagai perlengkapan ritual. b. Seni kriya tekstil Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari jenis, teknik, ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis karya tekstil di Nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya batik dan karya tenun. 1) Karya batik Proses pembuatan kain batik dapat dilakukan dengan teknik tulis, teknik cap, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan teknik yang paling banyak diterapkan di Indonesia. Selain di Jawa, batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Bali. Corak kain batik setiap daerah beraneka ragam. Corak batik Jawa umumnya bergaya naturalis dengan sentuhan warna-warna yang beragam. Corak batik pesisir umumnya menunjukkan adanya pengaruh asing. Pekalongan merupakan penghasil batik yang terkenal dan termasuk dalam golongan batik pesisir. Daerah batik bercorak pesisir yang lain adalah Madura, Tuban, dan Cirebon. Batik daerah ini didominasi perpaduan warna yang kontras, seperti merah, kuning, cokelat, dan putih. Sedangkan Batik Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya umumnya menggunakan warna-warna redup, seperti cokelat, biru, hitam, dan hijau.
Bentuk karya seni kriya Nusantara amat beragam.
Beragam pula bahan alam yang digunakan. Dari sejumlah
seni kriya Nusantara, ada yang tetap mempertahankan
ragam hias tradisional dan ada pula yang telah dikembangkan
sesuai dengan tuntutan pasar. Seni kriya dapat
dikelompokkan menjadi seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni
kriya anyaman, dan seni kriya keramik.
a. Seni kriya pahat
Jenis, bentuk, bahan, dan teknik dalam seni pahat sangat
beragam, dari jenis ukir, patung, dan aneka kerajinan
lainnya. Seni pahat selain menggunakan bahan kayu,
juga menggunakan batu, aneka logam, emas, serta
tulang dan kulit hewan.
Bali merupakan daerah yang banyak menghasilkan seni
pahat berupa ukiran, patung, hingga barang-barang
kerajinan. Patung arca dengan bahan batu andesit juga
dibuat di Bali. Bentuknya menyerupai benda-benda
purbakala.
Salah satu hasil dari seni pahat yang unik adalah wayang
kulit dan wayang beber yang terbuat dari kulit binatang,
serta wayang golek yang terbuat dari kayu. Kerajinan
wayang kulit dan wayang beber terdapat di daerah
Yogyakarta, Surakarta, dan Sragen. Sedangkan wayang
golek banyak diproduksi di Jawa Barat.
Di Jepara (Jawa Tengah) tersohor dengan seni ukir khas
Jawa. Daerah lain di Jawa penghasil seni pahat dalam
bentuk topeng, patung, ukiran, dan lain-lain adalah
Kudus, Bojonegoro, dan Cirebon.
Seni patung Suku Asmat dan Kamoro di Papua terkenal
dengan kekhasannya, dengan bentuk dan ukuran
yang beragam.
Di Palembang, karya ukir kayu juga diwujudkan pada
perabot rumah tangga dengan ciri khas menggunakan
warna emas dan cokelat tua. Di Sumatra Utara, seni
pahat masyarakat Batak selain berupa ukiran hias pada
bangunan rumah adat, juga terdapat pada bendabenda
yang berfungsi sebagai perlengkapan ritual.
b. Seni kriya tekstil
Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari jenis, teknik,
ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis karya
tekstil di Nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua,
yaitu karya batik dan karya tenun.
1) Karya batik
Proses pembuatan kain batik dapat dilakukan
dengan teknik tulis, teknik cap, dan teknik lukis.
Teknik batik tulis merupakan teknik yang paling
banyak diterapkan di Indonesia. Selain di Jawa,
batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatra,
Sulawesi, dan Bali.
Corak kain batik setiap daerah beraneka ragam.
Corak batik Jawa umumnya bergaya naturalis
dengan sentuhan warna-warna yang beragam.
Corak batik pesisir umumnya menunjukkan adanya
pengaruh asing. Pekalongan merupakan penghasil
batik yang terkenal dan termasuk dalam golongan
batik pesisir. Daerah batik bercorak pesisir yang
lain adalah Madura, Tuban, dan Cirebon. Batik
daerah ini didominasi perpaduan warna yang
kontras, seperti merah, kuning, cokelat, dan putih.
Sedangkan Batik Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya
umumnya menggunakan warna-warna redup,
seperti cokelat, biru, hitam, dan hijau.