ayumiriva208 Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dapat dibedakan atas empat tataran pokok sebagai berikut : Tataran identifikasi Tataran identifikasi tidak lain adalah tahap pengenalan. Tahap ini akan melibatkan kita untuk mulai terampil mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase, kalimat dan hubungan timbal balik antar struktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga logika. Tahap ini banyak melibatkan penyimak untuk segera mengenal elemen-elemen kebahasaan dan makna yang mungkin dipengaruhi oleh adanya suatu elemen bunyi suprasegmental, yaitu intonasi, jeda, nada dan tekanan. Menyimak pada tataran ini disebut juga dengan istilah menyimak bahasa. Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi adalah tataran menyimak dimana penyimak diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami sesuatu unit kontinum bunyi atau ujaran, akan tetapi belum dituntut adalanya kemampuan retensi yaitu kemampuan mencamkan, menyimpan dan memproduksikan hasil pemahaman tersebut. Pada tataran ini menyimak hanya dituntut mampu mengenal, memahami maksud tuturan, belum dituntut adanya kemampuan mengingat. Tataran identifikasi dengan seleksi dan retensi jangka pendek Tataran identifikasi dengan seleksi dan retensi jangka pendek adalah tataran menyimak yang menuntut penyimak mengenal bunyi dan kemampuan memahami, tetapi dalam taraf terpimpin. Misalkan dengan memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada penyimak supaya dapat dipelajari sebelum bahan simakan diberikan. Kemampuan mengingatpun masih dalam jangka waktu yang begitu pendek misalnya bahan simakan masih dapat diulang misalnya sampai tiga kali agar penyimak selain mampu mengidentifikasi bunyi, memahami pesan, juga agar mendapat kesempatan mengingat dan mencocokkan dalam waktu cepat dengan memilih jawaban mana yang paling tepat. Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang adalah menyimak yang menuntut penyimak untuk mempu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinium bunyi yang panjang, mampu memahami makna pesan secara tepat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka waktu yang relatif lama. Tuntutan pada penyimak pada fase ini ialah penyimak mempu menyimak kontinium wacana yang panjang, baik ragam bacaan cerita-cerita menarik, berita surat kabar, percakapan percakapan panjang, ujaran-ujaran ekspresif, percakapan lewat telepon, puisi, drama dan sebagainya. Ada tiga tahap proses menyimak dalam kehidupan sehari hari, yaitu : Menerima masukan auditori (auditory Input ) yaitu penyimak menerima pesan lisan, mendengarkan pesan saja tidak akan bisa menjamin berlangsungnya suatu pemahaman. Memperhatikan masukan auditori. Penyimak tidak berkonsentrasi secara fisik dan mental pada apa saja yang disajikan oleh pembicara ataupun penutur. Menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekedar mengumpulkan dan menyimpan pesan akan tetapi juga mengklasifikasikan pesan tersebut, serta membandingkan dan menguhubungkan pesan dengan pengetahuan yang dimiliki sejak awal. Selain itu penyimak juga menggunakan strategi prediksi konfirmasi secara tepat.
Tataran identifikasi Tataran identifikasi tidak lain adalah tahap pengenalan. Tahap ini akan melibatkan kita untuk mulai terampil mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase, kalimat dan hubungan timbal balik antar struktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga logika. Tahap ini banyak melibatkan penyimak untuk segera mengenal elemen-elemen kebahasaan dan makna yang mungkin dipengaruhi oleh adanya suatu elemen bunyi suprasegmental, yaitu intonasi, jeda, nada dan tekanan. Menyimak pada tataran ini disebut juga dengan istilah menyimak bahasa.
Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi adalah tataran menyimak dimana penyimak diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami sesuatu unit kontinum bunyi atau ujaran, akan tetapi belum dituntut adalanya kemampuan retensi yaitu kemampuan mencamkan, menyimpan dan memproduksikan hasil pemahaman tersebut. Pada tataran ini menyimak hanya dituntut mampu mengenal, memahami maksud tuturan, belum dituntut adanya kemampuan mengingat.
Tataran identifikasi dengan seleksi dan retensi jangka pendek Tataran identifikasi dengan seleksi dan retensi jangka pendek adalah tataran menyimak yang menuntut penyimak mengenal bunyi dan kemampuan memahami, tetapi dalam taraf terpimpin. Misalkan dengan memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada penyimak supaya dapat dipelajari sebelum bahan simakan diberikan. Kemampuan mengingatpun masih dalam jangka waktu yang begitu pendek misalnya bahan simakan masih dapat diulang misalnya sampai tiga kali agar penyimak selain mampu mengidentifikasi bunyi, memahami pesan, juga agar mendapat kesempatan mengingat dan mencocokkan dalam waktu cepat dengan memilih jawaban mana yang paling tepat.
Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang adalah menyimak yang menuntut penyimak untuk mempu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinium bunyi yang panjang, mampu memahami makna pesan secara tepat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka waktu yang relatif lama. Tuntutan pada penyimak pada fase ini ialah penyimak mempu menyimak kontinium wacana yang panjang, baik ragam bacaan cerita-cerita menarik, berita surat kabar, percakapan percakapan panjang, ujaran-ujaran ekspresif, percakapan lewat telepon, puisi, drama dan sebagainya.
Ada tiga tahap proses menyimak dalam kehidupan sehari hari, yaitu : Menerima masukan auditori (auditory Input ) yaitu penyimak menerima pesan lisan, mendengarkan pesan saja tidak akan bisa menjamin berlangsungnya suatu pemahaman.
Memperhatikan masukan auditori. Penyimak tidak berkonsentrasi secara fisik dan mental pada apa saja yang disajikan oleh pembicara ataupun penutur.
Menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekedar mengumpulkan dan menyimpan pesan akan tetapi juga mengklasifikasikan pesan tersebut, serta membandingkan dan menguhubungkan pesan dengan pengetahuan yang dimiliki sejak awal. Selain itu penyimak juga menggunakan strategi prediksi konfirmasi secara tepat.
-menyimak sosial
-menyimak sekunder
-menyimak estetik
-dan menyimak pasif