Aling-aling adalah bagian rumah adat Bali yang terletak di Pulau Seribu Pura. Bangunan rumah Aling-aling berfungsi sebagai pembatas antara bagian luar dan angkul-angkul.
Aling-aling memiliki makna yaitu energi positif dan baik untuk keharmonisan rumah. Ciri khas dari rumah adat ini adalah terdapat dinding pembatas berupa batur dengan tinggi sekitar 150 cm yang sering disebut penyeker.
1.Selain dijadikan pembatas antara bagian luar, rumah adat Aling-aling biasanya juga dijadikan pembatas antara angkul-angkul dengan tempat ibadah. Aling-aling identik sebagai privasi pemilik rumah, sebab tamu yang datang harus masuk lewat samping kiri lalu jika keluar rumah melalui samping kanan.
2. Angkul-Angkul
Daftar rumah adat Bali berikutnya adalah Angkul-angkul. Jika detikers tengah berkunjung ke pulau Dewata, kamu bisa menemukan rumah masyarakat yang bentuknya seperti Candi Bentar dan letaknya ada di depan bangunan rumah yang berfungsi sebagai pintu masuk.
Ciri khas dari rumah adat Angkul-angkul adalah memiliki atap penghubung yang terbuat dari rumput kering. Namun seiring perkembangan zaman, kini sudah banyak masyarakat yang menggantinya dengan genteng serta terdapat ukiran pada dindingnya.
3. Bale Manten
Bale Manten merupakan salah satu rumah adat Bali yang biasanya diperuntukkan untuk kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah. Tujuan rumah adat ini dibangun sebagai bentuk perhatian keluarga kepada anak gadis agar kesuciannya tetap terjaga.
Ciri khas dari rumah adat Bale Manten adalah memiliki bentuk bangunan persegi panjang yang terletak di sebelah utara bangunan utama. Selain itu, rumah adat ini memiliki dua ruangan yakni bale kanan dan bale kiri.
4. Bale Dauh
Bale Dauh adalah rumah adat Bali yang digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat tidur untuk anak remaja laki-laki. Bale Dauh terletak di bagian barat rumah utama dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.
Jawaban:
Aling-Aling
Aling-aling adalah bagian rumah adat Bali yang terletak di Pulau Seribu Pura. Bangunan rumah Aling-aling berfungsi sebagai pembatas antara bagian luar dan angkul-angkul.
Aling-aling memiliki makna yaitu energi positif dan baik untuk keharmonisan rumah. Ciri khas dari rumah adat ini adalah terdapat dinding pembatas berupa batur dengan tinggi sekitar 150 cm yang sering disebut penyeker.
1.Selain dijadikan pembatas antara bagian luar, rumah adat Aling-aling biasanya juga dijadikan pembatas antara angkul-angkul dengan tempat ibadah. Aling-aling identik sebagai privasi pemilik rumah, sebab tamu yang datang harus masuk lewat samping kiri lalu jika keluar rumah melalui samping kanan.
2. Angkul-Angkul
Daftar rumah adat Bali berikutnya adalah Angkul-angkul. Jika detikers tengah berkunjung ke pulau Dewata, kamu bisa menemukan rumah masyarakat yang bentuknya seperti Candi Bentar dan letaknya ada di depan bangunan rumah yang berfungsi sebagai pintu masuk.
Ciri khas dari rumah adat Angkul-angkul adalah memiliki atap penghubung yang terbuat dari rumput kering. Namun seiring perkembangan zaman, kini sudah banyak masyarakat yang menggantinya dengan genteng serta terdapat ukiran pada dindingnya.
3. Bale Manten
Bale Manten merupakan salah satu rumah adat Bali yang biasanya diperuntukkan untuk kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah. Tujuan rumah adat ini dibangun sebagai bentuk perhatian keluarga kepada anak gadis agar kesuciannya tetap terjaga.
Ciri khas dari rumah adat Bale Manten adalah memiliki bentuk bangunan persegi panjang yang terletak di sebelah utara bangunan utama. Selain itu, rumah adat ini memiliki dua ruangan yakni bale kanan dan bale kiri.
4. Bale Dauh
Bale Dauh adalah rumah adat Bali yang digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat tidur untuk anak remaja laki-laki. Bale Dauh terletak di bagian barat rumah utama dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.