Kata kunci: ciri-ciri pergerakan nasional indonesia abad ke-20
Jawaban:
ciri-ciri pergerakan nasional indonesia abad ke-20
1. Keanggotannya tidak didasarkan atas kelompok etnis (suku tertentu), melainkan semua kelompok etnis.
2. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional itu berasal dari kalangan terdidik.
3. Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut memiliki tujuan yang jelas.
4. Organisasi-organisasi pergerakan nasional memiliki paham kebangsaan atau nasionalisme.
Pembahasan:
Pada awal abad ke-20, perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda tidak lagi dilakukan dengan cara peperangan seperti pada abad-abad sebelumnya. Pada abad ke 17 hingga abad ke-19 perlawanan dilakukan menggunakan senjata maka pada abad ke-20, perlawanan dilakukan dengan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang social budaya, bidang ekonomi dan bidang politik. Organisasi-organisasi tersebut disebut sebagai organisasi pergerakan nasional.
Definisi dari pergerakan nasional Indonesia yang pernah terjadi pada abad ke 20 yaitu suatu pergerakan di seluruh wilayah Indonesia yang berasal dari berbagai macam kelolmpok, etnis, agama dan budaya. Pergerakan nasional tersebut terhimpun dalam organisasi –organisasi pergerakan yang bertujuan memajukan bangsa Indonesia di bidang pendidikan, ekonomi, social, budaya, politik.
Organisasi tersebut bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dari Belanda. Kata”nasional” diartikan sebagai seluruh bangsa dan bukan hanya daerah-daerah saja seperti terjadi pada perlawanan pada abad sebelum-sebelumnya.
Pada umumnya lahir, tumbuh dan berkembangnya keragaman ideology pergerakan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari keadaan dunia internasional (eksternal0 dan kondisi yagn terjadi di dalam negeri (internal). Keragaman ideologi pada organisasi pergerakan nasional terbentuk karena proses sejarah serta latar belakang organisasi-organisasi tersebut.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :
a.Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal)
Faktor eksternal antara lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat. Disamping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
b. Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal)
yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda di berbagai daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura, Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih belum ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang menyadarkan para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional untuk merubah taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-cita mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan organisasi-organisasi modern.
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: VIII SMP
Kategori: Pergerakan Nasional
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP:11.3.7
Kata kunci: ciri-ciri pergerakan nasional indonesia abad ke-20Jawaban:
ciri-ciri pergerakan nasional indonesia abad ke-201. Keanggotannya tidak didasarkan atas kelompok etnis (suku tertentu), melainkan semua kelompok etnis.
2. Sebagian besar pemimpin organisasi pergerakan nasional itu berasal dari kalangan terdidik.
3. Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut memiliki tujuan yang jelas.
4. Organisasi-organisasi pergerakan nasional memiliki paham kebangsaan atau nasionalisme.
Pembahasan:
Pada awal abad ke-20, perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda tidak lagi dilakukan dengan cara peperangan seperti pada abad-abad sebelumnya. Pada abad ke 17 hingga abad ke-19 perlawanan dilakukan menggunakan senjata maka pada abad ke-20, perlawanan dilakukan dengan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang social budaya, bidang ekonomi dan bidang politik. Organisasi-organisasi tersebut disebut sebagai organisasi pergerakan nasional.
Definisi dari pergerakan nasional Indonesia yang pernah terjadi pada abad ke 20 yaitu suatu pergerakan di seluruh wilayah Indonesia yang berasal dari berbagai macam kelolmpok, etnis, agama dan budaya. Pergerakan nasional tersebut terhimpun dalam organisasi –organisasi pergerakan yang bertujuan memajukan bangsa Indonesia di bidang pendidikan, ekonomi, social, budaya, politik.
Organisasi tersebut bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dari Belanda. Kata”nasional” diartikan sebagai seluruh bangsa dan bukan hanya daerah-daerah saja seperti terjadi pada perlawanan pada abad sebelum-sebelumnya.
Pada umumnya lahir, tumbuh dan berkembangnya keragaman ideology pergerakan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari keadaan dunia internasional (eksternal0 dan kondisi yagn terjadi di dalam negeri (internal). Keragaman ideologi pada organisasi pergerakan nasional terbentuk karena proses sejarah serta latar belakang organisasi-organisasi tersebut.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :
a.Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal)
Faktor eksternal antara lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat. Disamping adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
b. Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal)
yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda di berbagai daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura, Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan karena di antara mereka masih belum ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi kegagalan inilah yang menyadarkan para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan nasional untuk merubah taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-cita mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan organisasi-organisasi modern.