Jepang akhirnya menggabungkan diri bersama Jerman dan Italia dalam Blok Poros atau Blok Axis sejak 27 September 1940. Di dunia saat itu, terdapat dua aliansi politik yang bertentangan: Blok Poros dan Blok Sekutu. Blok Poros atau Blok Axis diisi oleh Jepang, Jerman dan Italia. Blok Sekutu yang diisi oleh Amerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya, Tiongkok dan negara-negara lainnya dengan total 50 negara. Tindakan membentuk aliansi-aliansi tersebut dimaksudkan untuk mencari kawan persekutuan yang dapat saling membantu jika dikhawatirkan akan terjadi perang hebat
2. Adanya Perlombaan Senjata
Tak hanya berlomba mencari kawan, negara blok-blok juga berlomba memperkuat militer dan persenjataan, dikarenakan adanya rasa saling curiga. Kecurigaan-kecurigaan tersebut disebabkan karena perbedaan paham antar blok aliansi. Paham Fasisme dimiliki oleh negara Blok Poros. Sedangkan Blok Sekutu terbelah menjadi dua kubu yang berbeda paham: Komunisme dianut oleh Uni Soviet, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Cekoslovia, dan Demokrasi dianut oleh Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis.
3. Nasionalisme yang berlebihan
Rasa percaya diri akan kekuatan militer Jepang yang didukung dengan kemajuan ekonomi membangkitkan rasa bangga yang tinggi bagi warga Jepang atas pencapaian negaranya. Nasionalisme ini kemudian berkembang menjadi ultranasionalisme yang radikal, dalam bentuk adanya keinginan sebagian warga Jepang untuk menjadikan negaranya sebagai negara imperialis. Hal itu juga dilandasi dengan pemahaman ajaran Shinto, Hakko Ichi-U, delapan penjuru dalam satu poros. Penguasaan bangsa Jepang terhadap negara-negara lain dianggap akan menunjukkan kejayaan Jepang hingga setara dengan bangsa Barat, apalagi setelah berhasil mengalahkan Rusia tahun 1905.
1. Adanya Politik Aliansi
Jepang akhirnya menggabungkan diri bersama Jerman dan Italia dalam Blok Poros atau Blok Axis sejak 27 September 1940. Di dunia saat itu, terdapat dua aliansi politik yang bertentangan: Blok Poros dan Blok Sekutu. Blok Poros atau Blok Axis diisi oleh Jepang, Jerman dan Italia. Blok Sekutu yang diisi oleh Amerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya, Tiongkok dan negara-negara lainnya dengan total 50 negara. Tindakan membentuk aliansi-aliansi tersebut dimaksudkan untuk mencari kawan persekutuan yang dapat saling membantu jika dikhawatirkan akan terjadi perang hebat
2. Adanya Perlombaan Senjata
Tak hanya berlomba mencari kawan, negara blok-blok juga berlomba memperkuat militer dan persenjataan, dikarenakan adanya rasa saling curiga. Kecurigaan-kecurigaan tersebut disebabkan karena perbedaan paham antar blok aliansi. Paham Fasisme dimiliki oleh negara Blok Poros. Sedangkan Blok Sekutu terbelah menjadi dua kubu yang berbeda paham: Komunisme dianut oleh Uni Soviet, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Cekoslovia, dan Demokrasi dianut oleh Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis.3. Nasionalisme yang berlebihan
Rasa percaya diri akan kekuatan militer Jepang yang didukung dengan kemajuan ekonomi membangkitkan rasa bangga yang tinggi bagi warga Jepang atas pencapaian negaranya. Nasionalisme ini kemudian berkembang menjadi ultranasionalisme yang radikal, dalam bentuk adanya keinginan sebagian warga Jepang untuk menjadikan negaranya sebagai negara imperialis. Hal itu juga dilandasi dengan pemahaman ajaran Shinto, Hakko Ichi-U, delapan penjuru dalam satu poros. Penguasaan bangsa Jepang terhadap negara-negara lain dianggap akan menunjukkan kejayaan Jepang hingga setara dengan bangsa Barat, apalagi setelah berhasil mengalahkan Rusia tahun 1905.
*semoga membantu* :)