Kata kunci: tokoh tokoh filsafat cina dan ajarannya
Jawaban:
tokoh tokoh filsafat cina :
1.Kon Fu Tze,
2. Lao Tze,
3. Meng Tze dan
4.Chuang Tze
Pembahasan:
“KONG FU TSE”
Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”). Ajaran ini diajarkan oleh Kong Fu Tse. Ia dilahirkan pada tahun 551 SM. Ia hidup sekitar tahun 551 SM-497 SM
Kong-Fu-Tse diangkat menjadi pengawas kerajaan pada usia 17 tahun, sebagai pemilik ladang gandum umum dan lumbung pangeran, kemudian menjadi Kepala Peternakan. Ia seorang yang suka belajar. Pada usia 22 tahun ia mulai mengajar. bahwa TAO (”jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan.
Apabila masyarakat telah memegang “Li”, “Ren”, dan “I”, maka dunia akan damai (Li=adat istiadat, Ren=perikemanusiaan, I=perikeadilan) Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (”Ren”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda. Sesuai dengan ajaran Li, maka orang itu harus mengetahui dirinya dan menempatkan diri pada tempatnya.
“LAO TSE”
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (”guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. TAO menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao.
Ajarannya dituangkan dalam buku TAO TE-CHING, yang intinya:
a. adanya semangat semangat keadilan dan kesejahteraan bernama Tao
b. orang tidak boleh mengekang jalannya alam
c. orang supaya mau menerima nasib seperti suka, duka bahagia, sengsara dsb.
Sumber yang unik dari alam semesta dan menentukan semua hal; bahwa semua hal di dunia terdiri dari bagian yang positif dan bagian yang negatif; dan bahwa semua yang berlawanan selalu mengubah satu sama lain; dan bahwa orang tidak boleh melakukan tindakan yang tidak alami tetapi mengikuti hukum kodratnya.” Sikap pasrah terhadap hukum kodrat dan hukum alam ini disebut juga sebagai wu-wei.
Yin-Yang “Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh MO TSE, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “Chien Ai” (cinta universal), kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan anggapan bahwa sesuatu yang tidak berguna, maka jelek.
MING CHIA
Ajaran MING CHIA penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
FA CHIA.
Ajaran Fa Chia : kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: X SMA
Kategori: Peradaban Lembah Sungai Kuning
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP:11.3.9
Kata kunci: tokoh tokoh filsafat cina dan ajarannyaJawaban:
tokoh tokoh filsafat cina :
1.Kon Fu Tze,
2. Lao Tze,
3. Meng Tze dan
4.Chuang Tze
Pembahasan:
“KONG FU TSE”
Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”). Ajaran ini diajarkan oleh Kong Fu Tse. Ia dilahirkan pada tahun 551 SM. Ia hidup sekitar tahun 551 SM-497 SM
Kong-Fu-Tse diangkat menjadi pengawas kerajaan pada usia 17 tahun, sebagai pemilik ladang gandum umum dan lumbung pangeran, kemudian menjadi Kepala Peternakan. Ia seorang yang suka belajar. Pada usia 22 tahun ia mulai mengajar. bahwa TAO (”jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan.
Apabila masyarakat telah memegang “Li”, “Ren”, dan “I”, maka dunia akan damai (Li=adat istiadat, Ren=perikemanusiaan, I=perikeadilan)
Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (”Ren”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.
Sesuai dengan ajaran Li, maka orang itu harus mengetahui dirinya dan menempatkan diri pada tempatnya.
“LAO TSE”
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (”guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. TAO menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao.
Ajarannya dituangkan dalam buku TAO TE-CHING, yang intinya:
a. adanya semangat semangat keadilan dan kesejahteraan bernama Tao
b. orang tidak boleh mengekang jalannya alam
c. orang supaya mau menerima nasib seperti suka, duka bahagia, sengsara dsb.
Sumber yang unik dari alam semesta dan menentukan semua hal; bahwa semua hal di dunia terdiri dari bagian yang positif dan bagian yang negatif; dan bahwa semua yang berlawanan selalu mengubah satu sama lain; dan bahwa orang tidak boleh melakukan tindakan yang tidak alami tetapi mengikuti hukum kodratnya.” Sikap pasrah terhadap hukum kodrat dan hukum alam ini disebut juga sebagai wu-wei.
Yin-Yang
“Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh MO TSE, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “Chien Ai” (cinta universal), kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan anggapan bahwa sesuatu yang tidak berguna, maka jelek.
MING CHIA
Ajaran MING CHIA penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
FA CHIA.
Ajaran Fa Chia : kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.