Sebuah plat dengan lebar 75 mm dan tebal 12,5 mm di sambung dengan plat lain dengan single transverse weld and double parallel fillet seperti gambar. Tegangan Tarik maksimum 60 MPa dan tegangan geser 50 MPa. Hitung panjang setiap parallet fillet untuk beban statis dan fatigue
Untuk mengetahui panjang parallet fillet yang diperlukan untuk beban statis dan fatigue, kita perlu mengidentifikasi tegangan geser dan tegangan tarik pada plat ini.
Untuk beban statis, tegangan tarik terjadi pada plat atas, sedangkan tegangan geser terjadi pada plat bawah. Pada plat atas, tegangan tarik dapat dihitung menggunakan rumus:
Tte = (plata x L / (bh))^3
di mana:
- L adalah panjang plat atas (75 mm + 2x7,5 mm)
- b adalah tebal plat atas (12,5 mm)
- h adalah tinggi plat atas
- plata adalah koefisien tarik yang berbeda-beda menurut bahan plat yang digunakan.
Jika kita menggunakan bahan stahl, maka koefisien tariknya adalah 0,092, sedangkan jika bahan plat yang digunakan adalah aluminium yang punya koefisien tarik 0,29. Karena plat atas tidak memiliki tinggi, h = 0. Maka:
Tte(Stahl) = (0,092 x 122,5) 3
Tte(Stahl) = 1526,32 MPa
Tte(Alumunium) = (0,29 x 122,5)3
Tte(Alumunium) = 962,59 MPa
Untuk beban fatigue, tegangan tarik terjadi pada plat bawah, sedangkan tegangan geser terjadi pada plat atas. Pada plat bawah, tegangan geser dapat dihitung menggunakan rumus:
Tge = (pb x L / (bh))^3
di mana:
- L é a largura da peça (75 mm + 2xF)
- b é a espidez da peça (12,5 mm)
- h é a altura da peça
- pb é a carga de fatiga
- F é o comprimento da peça
Para menghitung tegangan geser, kita perlu mengetahui beban fatigue pb dan ukuran plat bawah F. Dalam contoh ini, ukuran plat bawah adalah F = 75 mm + 2xF, sehingga:
Jawaban:
Untuk mengetahui panjang parallet fillet yang diperlukan untuk beban statis dan fatigue, kita perlu mengidentifikasi tegangan geser dan tegangan tarik pada plat ini.
Untuk beban statis, tegangan tarik terjadi pada plat atas, sedangkan tegangan geser terjadi pada plat bawah. Pada plat atas, tegangan tarik dapat dihitung menggunakan rumus:
Tte = (plata x L / (bh))^3
di mana:
- L adalah panjang plat atas (75 mm + 2x7,5 mm)
- b adalah tebal plat atas (12,5 mm)
- h adalah tinggi plat atas
- plata adalah koefisien tarik yang berbeda-beda menurut bahan plat yang digunakan.
Jika kita menggunakan bahan stahl, maka koefisien tariknya adalah 0,092, sedangkan jika bahan plat yang digunakan adalah aluminium yang punya koefisien tarik 0,29. Karena plat atas tidak memiliki tinggi, h = 0. Maka:
Tte(Stahl) = (0,092 x 122,5) 3
Tte(Stahl) = 1526,32 MPa
Tte(Alumunium) = (0,29 x 122,5)3
Tte(Alumunium) = 962,59 MPa
Untuk beban fatigue, tegangan tarik terjadi pada plat bawah, sedangkan tegangan geser terjadi pada plat atas. Pada plat bawah, tegangan geser dapat dihitung menggunakan rumus:
Tge = (pb x L / (bh))^3
di mana:
- L é a largura da peça (75 mm + 2xF)
- b é a espidez da peça (12,5 mm)
- h é a altura da peça
- pb é a carga de fatiga
- F é o comprimento da peça
Para menghitung tegangan geser, kita perlu mengetahui beban fatigue pb dan ukuran plat bawah F. Dalam contoh ini, ukuran plat bawah adalah F = 75 mm + 2xF, sehingga: