Arvishania
Dalam rangka menarik simpati bangsa Indonesia agar lebih meningkatkan bantuannya baik moril maupun materiil, maka dalam sidang istimewa ke-85 Parlemen Jepang (Teikoku Ginkai) pada tanggal 7 September 1944 (ada yang menyebutkan 19 September 1944), Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa Negara- negara yang ada di bawah kekuasaan Jepang diperkenankan merdeka “kelak di kemudian hari”. Janji kemerdekaan ini sering disebut dengan istilah Deklarasi Kaiso. Pada saat itu, Koiso dianggap menciptakan perdamaian dengan Sekutu, namun ia tak bisa menemukan solusi yang akan menenteramkan militer Jepang atau Amerika. Sejak saat itu pemerintah Jepang memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan Hinomaru (bendera Jepang), begitu pula lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Di satu sisi ada sedikit kebebasan, namun di sisi lain pemerintah Jepang semakin meningkatkan jumlah tenga pemuda untuk pertahanan. Selain dari organisasi pertahanan yang sudah ada ditambah lagi dengan organisasi lainnya seperti: Barisan Pelajar (Suishintai), Barisan Berani Mati (Jikakutai) beranggotakan 50.000 orang yang diilhami oleh pasukan Kamikaze Jepang yang jumlahnya 50.000 orang (pasukan berani mati pada saat penyerangan ke Pearl Harbour).
Indonesia agar lebih meningkatkan
bantuannya baik moril maupun
materiil, maka dalam sidang istimewa
ke-85 Parlemen Jepang (Teikoku
Ginkai) pada tanggal 7 September
1944 (ada yang menyebutkan 19
September 1944), Perdana Menteri
Koiso mengumumkan bahwa Negara-
negara yang ada di bawah kekuasaan
Jepang diperkenankan merdeka “kelak
di kemudian hari”. Janji kemerdekaan
ini sering disebut dengan istilah
Deklarasi Kaiso. Pada saat itu, Koiso
dianggap menciptakan perdamaian
dengan Sekutu, namun ia tak bisa
menemukan solusi yang akan
menenteramkan militer Jepang atau
Amerika.
Sejak saat itu pemerintah Jepang
memberi kesempatan pada bangsa
Indonesia untuk mengibarkan
bendera merah putih berdampingan
dengan Hinomaru (bendera Jepang),
begitu pula lagu kebangsaan Indonesia
Raya boleh dinyanyikan setelah lagu
Kimigayo. Di satu sisi ada sedikit
kebebasan, namun di sisi lain
pemerintah Jepang semakin
meningkatkan jumlah tenga pemuda
untuk pertahanan. Selain dari
organisasi pertahanan yang sudah ada
ditambah lagi dengan organisasi
lainnya seperti: Barisan Pelajar
(Suishintai), Barisan Berani Mati
(Jikakutai) beranggotakan 50.000
orang yang diilhami oleh pasukan
Kamikaze Jepang yang jumlahnya
50.000 orang (pasukan berani mati
pada saat penyerangan ke Pearl
Harbour).