Dalam sajak ini, pengarang menciptakan imajinasi auditif melalui deskripsi suara hujan yang turun, lampu yang mati tiba-tiba, angin yang memainkan ranting pohonan, dan suara hujan yang menakutkan di atas genting. Ini menciptakan suasana suara yang khas dan memberikan pendengar pengalaman mendengarkan hujan malam yang intens.
**Kesimpulan:**
Imajinasi auditif dalam sajak ini menggambarkan suasana malam yang gelap dengan suara hujan yang turun secara dramatis, menciptakan nuansa misterius dan sedikit menakutkan.
b. **Imajinasi Visual sajak hujan:**
Melalui deskripsi jalanan yang gelap, lampu yang mati tiba-tiba, dan cahaya lilin yang berkedip-kedip, pengarang menciptakan imajinasi visual tentang malam yang penuh dengan kontrast antara kegelapan dan cahaya temaram. Ranting pohonan yang ditiup angin dan hujan yang turun memberikan gambaran visual yang intens.
**Kesimpulan:**
Imajinasi visual dalam sajak ini menciptakan gambaran malam yang gelap, misterius, dan penuh dengan elemen kontras, memberikan warna visual pada suasana hujan malam.
c. **Imajinasi Taktil sajak hujan:**
Meskipun tidak secara eksplisit menyentuh pada aspek taktil, penggunaan kata-kata seperti "hujan turun," "angin memainkan ranting pohonan," dan "cahaya lilin berkedip-kedip" dapat mengundang imajinasi taktil. Pembaca dapat membayangkan sensasi hujan jatuh, angin menyentuh ranting pohon, dan cahaya lilin yang menerangi dengan lembut.
**Kesimpulan:**
Imajinasi taktil dalam sajak ini mungkin lebih tersirat, mengundang pembaca untuk merasakan sensasi hujan dan angin melalui deskripsi kata-kata yang dipilih pengarang.
Jawaban:
a. **Imajinasi Auditif sajak hujan:**
Dalam sajak ini, pengarang menciptakan imajinasi auditif melalui deskripsi suara hujan yang turun, lampu yang mati tiba-tiba, angin yang memainkan ranting pohonan, dan suara hujan yang menakutkan di atas genting. Ini menciptakan suasana suara yang khas dan memberikan pendengar pengalaman mendengarkan hujan malam yang intens.
**Kesimpulan:**
Imajinasi auditif dalam sajak ini menggambarkan suasana malam yang gelap dengan suara hujan yang turun secara dramatis, menciptakan nuansa misterius dan sedikit menakutkan.
b. **Imajinasi Visual sajak hujan:**
Melalui deskripsi jalanan yang gelap, lampu yang mati tiba-tiba, dan cahaya lilin yang berkedip-kedip, pengarang menciptakan imajinasi visual tentang malam yang penuh dengan kontrast antara kegelapan dan cahaya temaram. Ranting pohonan yang ditiup angin dan hujan yang turun memberikan gambaran visual yang intens.
**Kesimpulan:**
Imajinasi visual dalam sajak ini menciptakan gambaran malam yang gelap, misterius, dan penuh dengan elemen kontras, memberikan warna visual pada suasana hujan malam.
c. **Imajinasi Taktil sajak hujan:**
Meskipun tidak secara eksplisit menyentuh pada aspek taktil, penggunaan kata-kata seperti "hujan turun," "angin memainkan ranting pohonan," dan "cahaya lilin berkedip-kedip" dapat mengundang imajinasi taktil. Pembaca dapat membayangkan sensasi hujan jatuh, angin menyentuh ranting pohon, dan cahaya lilin yang menerangi dengan lembut.
**Kesimpulan:**
Imajinasi taktil dalam sajak ini mungkin lebih tersirat, mengundang pembaca untuk merasakan sensasi hujan dan angin melalui deskripsi kata-kata yang dipilih pengarang.