saat Nabi Ismail hendak disembelih oleh Ibrahim , Ismail berkata Wahai Ayahku palingkanlah wajahku Agar engkau tidak melihatku Apa maksud dari perkataan Ismail tersebut
Menurut pendapat para ulama, perkataan "Wahai ayahku, palingkanlah wajahku agar engkau tidak melihatku" yang diucapkan oleh Nabi Ismail saat hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim, memiliki makna yang dalam. Beberapa terjemahan dan tafsir al-Quran menjelaskan bahwa:
Nabi Ismail meminta agar Nabi Ibrahim menutup wajah atau memalingkan pandangannya agar ia tidak melihat raut kesakitan pada wajah putranya, sehingga tidak terlalu berat dan memilukan hatinya.
Namun, ada yang menginterpretasikan bahwa ucapan tersebut adalah bentuk kepatuhan dan pengorbanan Nabi Ismail terhadap kehendak Allah SWT.
Sebagai seorang nabi, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk mengorbankan putranya sebagai ujian kepatuhan dan kesetiaan kepada Sang Pencipta. Maka, dengan memintakan agar ayahnya menutup wajahnya, Nabi Ismail menunjukkan bahwa ia siap dan rela menerima keputusan Allah tentang nasib hidupnya dan siap menghadapi kematian yang akan datang untuk mengikuti kehendak-Nya.
Verified answer
Jawaban:
agar Nabi Ibrahim as tidak melihat anaknya menderita karena disembelih .
Nabi Ismail merupakan Nabi yang selalu patuh dan taat kepada Allah Swt dan orang tuanya
sehingga pada saat Nabi Ismail disembelih Allah Swt menggantikanya dengan gibas besar yang amat putih bersih dan tidak ada cacat
Hikmah yang bisa kita petik dari kisah ini
adalah kemuliaan butuh pengorbanan,orang tua
kita banyak sekali berkorban demi kita,ayah
mencari nafkah agar keluarganya ternafkahi ,ibu melahirkan kita dengan
penuh perjuangan tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri
Penjelasan:
semoga membantu dan bermanfaat
Menurut pendapat para ulama, perkataan "Wahai ayahku, palingkanlah wajahku agar engkau tidak melihatku" yang diucapkan oleh Nabi Ismail saat hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim, memiliki makna yang dalam. Beberapa terjemahan dan tafsir al-Quran menjelaskan bahwa:
Sebagai seorang nabi, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk mengorbankan putranya sebagai ujian kepatuhan dan kesetiaan kepada Sang Pencipta. Maka, dengan memintakan agar ayahnya menutup wajahnya, Nabi Ismail menunjukkan bahwa ia siap dan rela menerima keputusan Allah tentang nasib hidupnya dan siap menghadapi kematian yang akan datang untuk mengikuti kehendak-Nya.