Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) memang dahsyat. Tak hanva di negara tercinta Indonesia, tapi juga di luar negeri. Dampaknya bak tsunami menyapu semua sendi-sendi kehidupan, baik sosial, agama, ekonomi hingga berbagal sendi lainnya. Semua bidang kena dampaknya, tanpa kenal suku, bangsa, agama dan ras serta strata sosial. Virus yang tak kasat mata ini membuat semua pihak ketakutan. Yang kena pun beragam, mulai dari pejabat tinggi, pesohor, orang kaya hingga warga kebanyakan. Korbannya telah banyak jatuh bergelimpangan. Kini setelah meneror dari segi kesehatan, virus corona mulai meneror sisi psikologis dan merambah ke sisi krisis ekonomi. Tak usah jauh-jauh kita melihat contoh kasusnya. Krisis ekonomi sudah mulai hinggap. Ekonomi masyarakat yang sebelumnya sudah lesu, kini hampir tiarap. Pusat-pusat ekonomi perdagangan seperti mal-mal, hotel banyak yang tutup. Beberapa pertokoan juga ikut menutup usaha mereka akibat tidak lagi ekonomis berdagang di masa kini. Pasar-pasar juga ikutan sepi akibat banyak warga yang takut luar rumah. Beberapa perusahaan juga banyak yang kesusahan dan menerapkan kebijakan tertentu yang efeknya kepada pegawai perusahaan tersebut. Banyak terjadi perumahan pegawai dan pemutusan hubungan kerja.
Hal ini makin diperumit dengan kebijakan penerapan pembatasan sosial bersakal besar (PSBB) yang seakan tiada henti. Kita tentu saja memberikan apresiasi kepada pemerintah yang sedang berusaha melindungi warganya dari virus yang mematikan ini. Pemerintah sudah meliburkan semua bentuk kegiatan belajar mengajar di bangku Pendidikan dari PAUD hingga universitas. Beberapa ASN dan perusahaan juga ikut menerapkan work from home (WFH) yang disarankan pemerintah. Imbauan stay at home atau di rumah saja juga banyak yang dipatuhi warga akibat takut dengan virus ini. Dan semua ini sudah terjadi selama hampir dua bulan. Kini seakan tidak berhenti.
Warga, terutama kalangan dunia usaha yang berharap PSBB berakhir setelah dua pekan diterapkan jadi kecewa ena diperpanjang dua pekan lagi. Hal inilah yang ditakutkan akan berubah menjadi krisis ekonomi dan kenyataannya kini sudah menunjukkan gejala-gejalanya. Masyarakat pun marah dengan pemerintah. Semula warga berharap virus bisa berkurang dan anggaran yang disediakan dari APBD untuk mereka bisa diterima selama di rumah saat PSBB. Namun ternyata jauh panggang dari api. Bantuan tak turun-turun hingga PSBB berakhir.
Banyak RT/RW yang menolak bantuan akibat data yang disampaikan tak sesuai. Walau ada juga bantuan yang datang kepada segelintir warga. Jumlah kasus positif yang kena virus corona ini juga makin bertambah dari hari ke hari. Akibatnya, pergolakan pun timbul. Mereka menyebut PSBB telah gagal. Dana sebesar Rp115 miliar untuk PSBB tahap pertama untuk 132 ribu kepala keluarga yang terdata oleh RT/RW di 83 kelurahan dan di 12 kecamatan di Pekanbaru. Kenyataannya di lapangan, hanya 17 ribu KK yang dapat bantuan sembako selama PSBB tahap pertama. mahasiswa pun mempertanyakan penerapan PSBB tahap kedua sementara yang pertama telah gagal. Mahasiswa pun meminta wali kota meletakkan jabatannya jika tidak mampu mengemban amanah masyarakat.
Kita semua tentu berharap agar pandemi ini cepat berakhir dan semua dampak ikutannya. Covid-19 segera enyah dan ekonomi bisa kembali pulih. Warga sudah lelah dan frustrasi dengan kondisi saat ini. Selain berharap kepada yang maha kuasa, warga juga berharap kebijakan pemerintah sebagai pihak yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat. Sémoga pemerintah bisa menjalankan amanat yang diberikan rakyat dengan sebaik-baiknya.
1. Selain judui di atas, coba buat judul lain yang lebih menarik menurutmu! 2. Apa tujuan pendahuluan dalam teks diskusi ini? 3. Apakah menurutmu pendahuluan ini sudah efektif? Jelaskan mengapa! 4 Bagaimana teks beralih dari satu sudut pandang ke sudut pandang yang lain? 5. Bagaimana kesimpulan berkaitan dengan bagian teks lainnya (isi dan pendahuluan)? 6. Apa bagian paling efektif dari kesimpulan? Mengapa? 7 Diskusi menggunakan kata-kata untuk menghubungkan gagasan dalam satu paragraf dan hubungan gagasan antar- paragraf. Sebutkan beberapa kata hubung yang digunakan dalam teks! 8. Pungtuasi (tanda baca) sangat penting dalam setiap jenis tulisan. Apa perbedaan jenis pungtuasi yang digunakan dalam teks ini? Tuliskan kembali contoh setiap jenis itu. 9. Apakah teks diskusi ini efektif? Jelaskan mengapa! 10. Kata-kata yang pertu dicermati (cari maknanya dalam kamus, kamus istilah bidang ilmu, atau ensiklopedia): pandemik, kasat mata, pesohor epicentrum