Aryabalakosa
Pak Adil Mencari Keadilan 1. Orientasi Pak Adil adalah seorang suami, ayah, dan kakek. Dia bekerja keras sebagai pedagang sarapan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk memanjakan cucunya. Pak Adil ini tidak mau merepotkan anak karena menurutnya jika tidak bekerja maka harga diri sebagai kepala keluarga seolah –olah tercampakkan. Pak Adil ini tinggal di kampung yang berada di tengah-tengah perkantoran dan pertokoan. Kampungnya ini akan kebanjiran jika hujan lebat. Disana juga hanya terdapat satu pintu tembus dari pertokoan yang menghubungkan jalan raya dimana tempat mencari uang berlimpah. 2. Insiden Suatu hari, pak Adil akan berkeliling menjajakan dagangannyasedang sakit. Dia menuju pintu tembus dengan mengendarai sepeda. Dia harus mengangkat sepeda melewati anak tangga menuju depan pintu tembus. Akan tetapi, pintu masih ditutup. Ternyata memang satpam tidak membukakan karena tidak diperbolehkan pemilik pertokoan. Lalu pak Adil dan warga lain memaksa masuk dan memberi sarapan kepada satpam itu dan dia menolak mentah-mentah niat baik pak Adil. Setelah itu, semakin banyak warga yang memaksa masuk. Pak Adil pun semakin turun dan sampai-sampai dia terjatuh di selokan. Ternyata tidak ada yang menolong pak Adil yang tercebur dan basah kuyub. Semakin lama, pertikaian mulai dera pak Adil pun mencoba naik keatas. Akan tetapi, terdengar oleh tiga satpam. Salah satunya adalah satpam yang diberi sarapan oleh pak Adil. Satpam itu menuduh pak Adil sebagai provokator pertikaian warga. Lalu dia dihajar oleh satpam dan warga hingga dia pingsan dan masuk rumah sakit. 3. Interpretasi Pak Adil dan keluarganya sangat sedih karena dia tidak bersalah tetapi dituduh. Dari peristiwa ini terdapat hikmah yang bisa diambil, yaitu janganlah melakukan sesuatu saat fisik tidak memungkinkan. Jangan pula menuduh orang yang belum tentu bersalah karena akan merugikan orang lain. Serta janganlah main hakim sendiri dan semena-mena dengan orang lain.Kita juga harus menghargai orang lain