Marcello743
Foto 1930-an, suasana lomba perahu di Sungai Ciliwung. Lokasinya sekitar kanal Molenvliet di Jalan Gajah Mada (kiri) dan Jalan Hayam Wuruk (kanan).
Kedua jalan protokol menuju Jakarta Kota dan Weltevreden pada masa kolonial bernama Molenvliet Oost dan Molenvliet West. Kali Ciliwung yang belum begitu tercemar ternyata menjadi tempat hiburan pada zaman normal. Lomba sampan atau perahu merupakan salah satu pertunjukan yang sering kali dilombakan ketika itu.
Bagaimana bergairahnya penonton untuk menyaksikan lomba ini terlihat dari banyaknya penonton di kiri dan kanan tepi sungai yang masih tampak lebar. Mereka ada yang berteriak-teriak untuk menyemangati tim favoritnya.
Sementara, petasan diledakkan untuk meramaikan suasana. Terlihat para pedagang yang membuka tenda di bawah pepohonan rindang. Di perahu tampak bendera tiga warna: merah, putih, dan biru, bendera kerajaan Olanda (kata Belanda oleh dialek Betawi).
2 votes Thanks 1
Hananurazizah120
Duanwu Jie (Hanzi: 端午節) atau yang dikenal dengan sebutan festival Peh Cundi kalangan Tionghoa-Indonesia adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok.
Peh Cun (扒船; "mendayung perahu") berasal dari Bahasa Hokkian yang dipendekkan dari Pe Leng Cun / Pe Liong Cun (扒龍船 ; Romanisasi : pê-lêng-chûn / pê-liông-chûn), bermakna "mendayung perahu naga".[1] Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktik umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Dalam masyarakat Hakka, perayaan Duanwu biasa disebut Tôn-yòng 端陽[2]dan festival mendayung perahu naga dinamakan phà liùng sòn.[3
Kedua jalan protokol menuju Jakarta Kota dan Weltevreden pada masa kolonial bernama Molenvliet Oost dan Molenvliet West. Kali Ciliwung yang belum begitu tercemar ternyata menjadi tempat hiburan pada zaman normal. Lomba sampan atau perahu merupakan salah satu pertunjukan yang sering kali dilombakan ketika itu.
Bagaimana bergairahnya penonton untuk menyaksikan lomba ini terlihat dari banyaknya penonton di kiri dan kanan tepi sungai yang masih tampak lebar. Mereka ada yang berteriak-teriak untuk menyemangati tim favoritnya.
Sementara, petasan diledakkan untuk meramaikan suasana. Terlihat para pedagang yang membuka tenda di bawah pepohonan rindang. Di perahu tampak bendera tiga warna: merah, putih, dan biru, bendera kerajaan Olanda (kata Belanda oleh dialek Betawi).
Peh Cun (扒船; "mendayung perahu") berasal dari Bahasa Hokkian yang dipendekkan dari Pe Leng Cun / Pe Liong Cun (扒龍船 ; Romanisasi : pê-lêng-chûn / pê-liông-chûn), bermakna "mendayung perahu naga".[1] Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktik umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Dalam masyarakat Hakka, perayaan Duanwu biasa disebut Tôn-yòng 端陽[2]dan festival mendayung perahu naga dinamakan phà liùng sòn.[3