Reaksi berikut dapat berlangsung kecuali reaksi antara ... A. Larutan KI dengan gas Br2 B. Larutan K.... Question from @Aprilianaekasaputri

Aprilianaekasaputri @Aprilianaekasaputri

December 2018 1 10 Report

Reaksi berikut dapat berlangsung kecuali reaksi antara ...
A. Larutan KI dengan gas Br2
B. Larutan KI dengan gas Cl2
C. Larutan KCl dengan gas Br2
D. Larutan KBr dengan gas Cl2
E. Larutan KCl dengan gas F2

bintarifr

Reaksi berikut dapat berlangsung kecuali reaksi antara ...

Halogen merupakan golongan usnur yang mempunyai sifat sebagai oksidator kuat. Dari atas ke bawah (F, Cl, Br, I) sifat daya pengoksidasi halogen semakin berkurang. Oleh karena itu, apabila halogen yang berada diatas direaksikan dengan ion halida yang berada dibawahnya dapat mendesak (mengoksidasi) ion halida dari senyawanya.

Pembahasan

Halogen merupakan unsur yang terletak pada golongan VIiI-A dalam sistem periodik unsur. Dalam bahasa Yunani halogen berasal dari kata halos yang berarti garam dan genes berarti pembentuk. Hal ini karena unsur golongan halogen dapat bereaksi dengan logam alkali membentuk garam. Di alam unsur halogen ditemukan dalam bentuk molekul diatomik yaitu F₂, Cl₂, Br₂ dan I₂. Unsur astatin dalam golongan halogen merupakan unsur buatan yang tidak stabil karena bersifat radioaktif. Halogen mempunyai elektron valensi 7 sehingga untuk mencapai kestabilan akan cenderung untuk menangkap satu elektron maka halogen termasuk non logam yang sangat reaktif.

Daya pengoksidasi (oksidator) merupakan salah satu sifat kimia dari halogen.

Urutan daya pengoksidasi halogen dari atas ke bawah :

F₂ > Cl₂ > Br₂ > I₂

Unsur F dapat mengoksidasi unsur Cl, Br dan I
Unsur Cl dapat mengoksidasi unsur Br dan I, tetapi tidak dapat mengoksidasi unsur F
Unsur Br dapat mengoksidasi unsur I, tetapi tidak dapat mengoksidasi unsur F dan Cl
Unsur I tidak dapat mengoksidasi usnur halogen yang lain.

A. Larutan KI dengan gas Br₂

KI + Br₂ → KBr + I₂ (reaksi spontan)

Br₂ memiliki daya pengoksidasi yang lebih kuat dari pada ion halida I⁻ yang berada dibawahnya. Sehingga terjadi oksidasi I⁻ menjadi I₂, dan reduksi Br₂ menjadi Br⁻. Maka reaksi antara KI + Br₂ dapat berlangsung atau reaksi spontan.

B. Larutan KI dengan gas Cl₂

2KI + Cl₂ → 2KCl + I₂ (reaksi spontan)

Cl₂ memiliki daya pengoksidasi yang lebih kuat dari pada ion halida I⁻ yang berada dibawahnya. Sehingga terjadi oksidasi I⁻ menjadi I₂, dan reduksi Cl₂ menjadi Cl⁻. Maka reaksi antara KI + Cl₂ dapat berlangsung atau reaksi spontan.

C. Larutan KCl dengan gas Br₂

2KCl + Br₂ → 2KBr + Cl₂ (reaksi tidak spontan)

Br₂ memiliki daya pengoksidasi yang lebih lemah dari pada ion halida I⁻ yang berada dibawahnya. Sehingga menurut reaksi di atas terjadi oksidasi Cl⁻ menjadi Cl₂, dan reduksi Br₂ menjadi Br⁻ tidak akan terjadi. Maka reaksi antara KCl + Br₂ tidak dapat berlangsung atau reaksi tidak spontan.

D. Larutan KBr dengan gas Cl₂

2KBr + Cl₂ → 2KCl + Br₂ (reaksi spontan)

Cl₂ memiliki daya pengoksidasi yang lebih kuat dari pada ion halida Br⁻ yang berada dibawahnya. Sehingga terjadi oksidasi Br⁻ menjadi Br₂, dan reduksi Cl₂ menjadi Cl⁻. Maka reaksi antara KBr + Cl₂ dapat berlangsung atau reaksi spontan.

E. Larutan KCl dengan gas F₂

2KCl + F₂ → 2KF + Cl₂ (reaksi spontan)

F₂ memiliki daya pengoksidasi yang lebih kuat dari pada ion halida Cl⁻ yang berada dibawahnya. Sehingga terjadi oksidasi Cl⁻ menjadi Cl₂, dan reduksi F₂ menjadi F⁻. Maka reaksi antara KCl + F₂ dapat berlangsung atau reaksi spontan.