Istilah "Yunani Kuno" dipakai untuk menyifatkan peradaban di wilayah penutur bahasa Yunani pada Abad Kuno. Wilayah yang dimaksud tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani, tetapi juga mencakup pula daerah-daerah lain yang didiami bangsa Yunani, antara lain Pulau Siprus, Kepulauan Aigea, daerah pesisir Anatolia (kala itu disebut Ionia), Pulau Sisilia, dan kawasan selatan Semenanjung Italia (dikenal dengan sebutan Yunani Besar), maupun permukiman-permukiman orang Yunani di daerah pesisir Kolkhis, Iliria, Trakia, Mesir, Kirenaika, kawasan selatan Galia, kawasan timur dan timur laut Semenanjung Iberia, Iberia, dan Taurika.
Kebanyakan sejarawan menganggap perabadaban inilah yang membentuk dasar Peradaban Barat.[2][3][4] Kebudayaan Yunani sangat mempengaruhi Kekaisaran Romawi, yang pada gilirannya mempengaruhi kawasan-kawasan lain di Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat mempengaruhi bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, seni rupa, maupun kemunculan Renaisans di Eropa Barat, serta kembali diminati pada era kebangkitan Neo-Klasik abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
Penjelasan:
Istilah "Yunani Kuno" dipakai untuk menyifatkan peradaban di wilayah penutur bahasa Yunani pada Abad Kuno. Wilayah yang dimaksud tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani, tetapi juga mencakup pula daerah-daerah lain yang didiami bangsa Yunani, antara lain Pulau Siprus, Kepulauan Aigea, daerah pesisir Anatolia (kala itu disebut Ionia), Pulau Sisilia, dan kawasan selatan Semenanjung Italia (dikenal dengan sebutan Yunani Besar), maupun permukiman-permukiman orang Yunani di daerah pesisir Kolkhis, Iliria, Trakia, Mesir, Kirenaika, kawasan selatan Galia, kawasan timur dan timur laut Semenanjung Iberia, Iberia, dan Taurika.
Kebanyakan sejarawan menganggap perabadaban inilah yang membentuk dasar Peradaban Barat.[2][3][4] Kebudayaan Yunani sangat mempengaruhi Kekaisaran Romawi, yang pada gilirannya mempengaruhi kawasan-kawasan lain di Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat mempengaruhi bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, seni rupa, maupun kemunculan Renaisans di Eropa Barat, serta kembali diminati pada era kebangkitan Neo-Klasik abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.