Pada jaman dahulu di hutan yang lebat, hiduplah sekor gajah dan semut. Gajah itu sombong sekali dan apa yang dia mau harus dituruti semua hewan yang ada di hutan.
Pada suatu hari gajah sedang berjalan-jalan dan dia bertemu dengan burung beo yang sedang hinggap dipohon dan tiba–tiba gajah datang dan dia berkata pada burung beo
Hei... kamu harus hormat padaku dan semua hewan juga harus hormat padaku karena tubuhku sangat besar kalau tidak aku akan rubuhkan pohon ini!!”.
Kemudian burung beo menjawab, “aku tetap tidak mau hormat padamu gajah walaupun kamu tubuhnya besar!”
Gajah semakin marah, “kalau kamu tidak mau menghormatiku, aku akan merobohkan pohon ini!!” hardiknya.
Sesudah berbicara, ia pun merobohkan pohonnya dan beo itu sampai pergi gara-gara si gajah yang sombong itu.
Tak lama kemudian, Gajah ingin ke sungai dan ia ingin minum. Sesampainya di sungai, ia bertemu semut yang sedang mengumpulkan makanan.
Cuaca semakin mendung, sebentar lagi akan turun hujan. Semut bergegas mengambil makanan untuk dibawa ke dalam sarangnya.
Kemudian semut tersebut membagi tugas kepada semut-semut yang lain untuk menaruh makanan ke sarangnya.
Gajah berbicara dengan Semut. “Hei... semut kamu sedang apa..?”
Semut menjawab, “kami sedang bergotong royong untuk menyimpan persediaan makanan karena sebentar lagi akan turun hujan, kenapa kamu tidak mencari makanan juga gajah..?”
Sambil tertawa gajahpun menjawab, “tidak... badanku besar dan kuat, aku tidak seperti kamu yang susah bawa-bawa makanan, makananku banyak dengan mudah aku dapatkan,” jawab gajah dengan sombongnya.
Tiba-tiba gajah menyiram air pada sarang semut juga gajah kalau ke sungai selalu menganggu si semut, kata semut, “kami akan membalas kamu gajah yang sombong.” ucap si semut dengan muka marah dan gajah mengajak semut berkelahi esok pagi.
“Okee.. siapa takut!” Jawab semut yang sebenarnya cemas juga apakah bisa mengalahkan gajah yang sangat besar dan kuat itu.
Sampai keesokan paginya, semut dan gajah bertemu di pinggir sungai dan gajah membawa kelompoknya untuk berkelahi dan semut membawa kelompoknya untuk berkelahi.
Mereka akhirnya berkelahi dan yang menang adalah gajah karena hampir semua kelompok semut mati diinjak-injak gajah dan gajah senang karena hampir semua kelompok semut mati.
Semut pun menjawab, “hei kamu gajah, jangan sombong mentang-mentang kamu menang dan semua kawan-kawanku mati kamu malah menertawakan aku gajah,” ucap semut sambil marah karena gajah yang menertawakannya. Semut sangat sedih sekali karena kehilangan teman-temannya.
Sambil berjalan menyusuri sungai, semut berbicara sendiri, “yah aku sekarang tidak punya teman lagi, yang tersisa tinggal aku sendiri aku bosan sekali tidak ada teman-temanku, yah sudah aku mau mencari makan karena perutku sudah merasa lapar.”
Semutpun mencari makan dan sampailah di tempat ia menyimpan makanan dia di dalam pohon apel, ia membawa sedikit makanan untuk di sarangnya.
Tiba dia di sarang ada gajah yang sedang tidur dan semut punya ide untuk membalas perbuatannya gajah dia menaruh makanannya dulu dan makan setelah ia selesai makan ia mengendap-endap untuk memasuki belalai si gajah.
Sampai di dalam belalai gajah, semut mengigit–gigit belalainya sampai si gajah bangun dan menangis sambil teriak meminta tolong.
Semut keluar dari belalainya gajah dan semut berbicara dengan gajah, “hei kamu gajah sekarang kamu merasakan apa akibatnya kalau kamu jahat dan sombong pada hewan lain gajah!” kata si semut berbicara dengan gajah.
Gajah pun menjawab, “maafkan aku ya semut karena aku sudah banyak salah sama kamu dan teman-temanmu.”
Semut menjawab lagi, “iya gajah aku akan maafkan kamu aku juga minta maaf sama kamu kalau aku sudah mengigit belalaimu.”
Gajah pun menjawab juga, “iya aku maafin kok, terimakasih semut, kamu sudah menyadarkan aku kalau kita hidup tidak boleh sombong, walaupun badanmu jauh lebih kecil dari aku tetapi belum tentu aku bisa mengalahkanmu.”
Akhirnya gajah dan semut menjadi sahabat, mereka menghabiskan hari-hari di hutan bersama-sama dengan hewan yang lain dengan bergembira.
Jawaban:
Pada jaman dahulu di hutan yang lebat, hiduplah sekor gajah dan semut. Gajah itu sombong sekali dan apa yang dia mau harus dituruti semua hewan yang ada di hutan.
Pada suatu hari gajah sedang berjalan-jalan dan dia bertemu dengan burung beo yang sedang hinggap dipohon dan tiba–tiba gajah datang dan dia berkata pada burung beo
Hei... kamu harus hormat padaku dan semua hewan juga harus hormat padaku karena tubuhku sangat besar kalau tidak aku akan rubuhkan pohon ini!!”.
Kemudian burung beo menjawab, “aku tetap tidak mau hormat padamu gajah walaupun kamu tubuhnya besar!”
Gajah semakin marah, “kalau kamu tidak mau menghormatiku, aku akan merobohkan pohon ini!!” hardiknya.
Sesudah berbicara, ia pun merobohkan pohonnya dan beo itu sampai pergi gara-gara si gajah yang sombong itu.
Tak lama kemudian, Gajah ingin ke sungai dan ia ingin minum. Sesampainya di sungai, ia bertemu semut yang sedang mengumpulkan makanan.
Cuaca semakin mendung, sebentar lagi akan turun hujan. Semut bergegas mengambil makanan untuk dibawa ke dalam sarangnya.
Kemudian semut tersebut membagi tugas kepada semut-semut yang lain untuk menaruh makanan ke sarangnya.
Gajah berbicara dengan Semut. “Hei... semut kamu sedang apa..?”
Semut menjawab, “kami sedang bergotong royong untuk menyimpan persediaan makanan karena sebentar lagi akan turun hujan, kenapa kamu tidak mencari makanan juga gajah..?”
Sambil tertawa gajahpun menjawab, “tidak... badanku besar dan kuat, aku tidak seperti kamu yang susah bawa-bawa makanan, makananku banyak dengan mudah aku dapatkan,” jawab gajah dengan sombongnya.
Tiba-tiba gajah menyiram air pada sarang semut juga gajah kalau ke sungai selalu menganggu si semut, kata semut, “kami akan membalas kamu gajah yang sombong.” ucap si semut dengan muka marah dan gajah mengajak semut berkelahi esok pagi.
“Okee.. siapa takut!” Jawab semut yang sebenarnya cemas juga apakah bisa mengalahkan gajah yang sangat besar dan kuat itu.
Sampai keesokan paginya, semut dan gajah bertemu di pinggir sungai dan gajah membawa kelompoknya untuk berkelahi dan semut membawa kelompoknya untuk berkelahi.
Mereka akhirnya berkelahi dan yang menang adalah gajah karena hampir semua kelompok semut mati diinjak-injak gajah dan gajah senang karena hampir semua kelompok semut mati.
Semut pun menjawab, “hei kamu gajah, jangan sombong mentang-mentang kamu menang dan semua kawan-kawanku mati kamu malah menertawakan aku gajah,” ucap semut sambil marah karena gajah yang menertawakannya. Semut sangat sedih sekali karena kehilangan teman-temannya.
Sambil berjalan menyusuri sungai, semut berbicara sendiri, “yah aku sekarang tidak punya teman lagi, yang tersisa tinggal aku sendiri aku bosan sekali tidak ada teman-temanku, yah sudah aku mau mencari makan karena perutku sudah merasa lapar.”
Semutpun mencari makan dan sampailah di tempat ia menyimpan makanan dia di dalam pohon apel, ia membawa sedikit makanan untuk di sarangnya.
Tiba dia di sarang ada gajah yang sedang tidur dan semut punya ide untuk membalas perbuatannya gajah dia menaruh makanannya dulu dan makan setelah ia selesai makan ia mengendap-endap untuk memasuki belalai si gajah.
Sampai di dalam belalai gajah, semut mengigit–gigit belalainya sampai si gajah bangun dan menangis sambil teriak meminta tolong.
Semut keluar dari belalainya gajah dan semut berbicara dengan gajah, “hei kamu gajah sekarang kamu merasakan apa akibatnya kalau kamu jahat dan sombong pada hewan lain gajah!” kata si semut berbicara dengan gajah.
Gajah pun menjawab, “maafkan aku ya semut karena aku sudah banyak salah sama kamu dan teman-temanmu.”
Semut menjawab lagi, “iya gajah aku akan maafkan kamu aku juga minta maaf sama kamu kalau aku sudah mengigit belalaimu.”
Gajah pun menjawab juga, “iya aku maafin kok, terimakasih semut, kamu sudah menyadarkan aku kalau kita hidup tidak boleh sombong, walaupun badanmu jauh lebih kecil dari aku tetapi belum tentu aku bisa mengalahkanmu.”
Akhirnya gajah dan semut menjadi sahabat, mereka menghabiskan hari-hari di hutan bersama-sama dengan hewan yang lain dengan bergembira.
Semoga Membantu
maaf ceritanya kepanjangan