fabel yang menyadarkan sifat sifat tokoh sesuai dengan karakter aslinya.
●fabel adaptasi
yaitu fabel yang menyadarkan sifat sifat tokoh berbeda dengan aslinya.
7.
Semut dan Belalang
Karya:Aesop
Musim panas yang cerah dan hangat membuat belalang menari, menyanyi dan bermain dengan biola kesayangannya hampir tiap hari. Ia tidak ingin bekerja atau mempersiapkan perbekalan untuk menghadapi musim dingin.
Tidak terlintas di pikiran belalang bahwa hari-hari yang indah di musim panas ini akan segera berakhir, berganti menjadi musim dingin, dimana hujan akan sering turun dan udara yang sangat dingin.
Saat belalang sedang bermain biola, dia melihat semut yang tengah bekera keras lewat di depan rumahnya.
Belalang yang riang ini ingin berbagi kebahagian kepada semut, sehingga dia mengundang semut untuk bersenang-senang bersama di rumah belalang.
Semut pun menolak permintaan belalang dengan halus, “Maaf, saya masih harus bekerja keras agar saat musim dingin saya memiliki candang makanan dan tempat tinggal yang lebih hangat."
Belalang pun menanggapi penolakan yang dilakukan semut,"Berhentilah memikirkan terlalu banyak hal, mari kita bernyanyi dan menari bersama saja, agar perasaanmu lebih baik. Ayolah kita harus menikmati hidup kita!"
Setelah mendengar kata-kata tersebut si semut tetap bijaksana dan tidak mengindahkan ajakan si Kelinci, ia pun pamit pulang.
Siapa sangka musim panas berakhir lebih cepat dari biasanya. Kelinci yang sehari-harinya selalu bergembira kini panik bukan main. Ia tidak punya tempat tinggal yang layak dan persediaan makanannya sudah habis.
Dengan langkah gontai si belalang menuju rumah semut. Dia memohon kepada semut agar diberikan makanan dan dibolehkan tinggal di rumah semut.
Mendengar permohonan itu semut menjawab, “Maaf, tapi saya tidak bisa membantu karena rumah saya terlalu sempit untuk anda dan jumlah persediaan makanan yang ada hanya cukup untuk saya sekelurga.
Belalang akhirnya pergi dengan rasa penyesalan dan kesedihan. Dalam hatinya dia berkata, “Seandainya aku mengikuti kebiasaan semut untuk bekerja keras, pasti sekarang aku sudah kenyang dan bisa tidur nyenyak di rumah.
8.
FABEL ADAPTASI
Semut dan Belalang
Di musim panas yang hangat dan cerah sedikit menggoda Belalang untuk memainkan biola kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Hampir setiap harinya itulah yang dilakukan belalang. Ia tidak terpikir untuk melakukan aktifitas lainnya seperti bekerja atau bersiap untuk mengumpulkan bekal musim dingin.Sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benak belalang bahwa musim panas yang sedang dinikmatinya sekarang sudah akan berakhir. Musim panas yang membuatnya ceria sudah akan berganti ke musim dingin, dimana hujan akan turun dengan lebat disertai suhu udara yang sangat rendah.
Disaat belalang sedang asiknya bermain biola, dia melihat semut yang sedang giat melewati rumahnya. Belalang yang masih riang tersebut ingin mengajak semut bermain bersama dan semut pun diundangnya untuk bersenang-senang ke kediaman belalang.
Tak disangka belalang ternyata semut menolak undangan belalang dengan santun, semut berkata pada belalang, “Maaf Belalang, aku masih ingin bekerja untuk bekal di musim dingin. Aku harus mengumpulkan cadangan makanan yang banyak serta memperbaiki tempat tinggal agar lebih hangat.”
“Berhentilah memikirkan hal yang tidak penting semut, mari kita bernyanyi dan bersenang-senang, ayolah nikmati hidup kita”, Sanggah belalang. Belalang pun masih dengan kebiasaannya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan apapun.
Tidak disangka musim panas berakhir jauh lebih cepat dari pada biasanya. Belalang yang terbiasa gembira lantas panik bukan main. Ia tidak memiliki persediaan makanan yang cukup ditambah rumahnya yang rusak dan tidak layak huni karena diterjang badai. Dengan harapan tinggi dan lunglai belalang menuju rumah semut dan meminta bantuan untuk diperbolehkan tinggal bersama dan meminta makan. Mendengar permohonan tersebut semut menjawab, “Maafkan aku belalang aku tidak bisa membantumu, rumahku terlalu sempit untukmu, dan bekalku hanya cukup untuk keluargaku saja”. Belalang akhirnya pun meninggalkan rumah semut dengan rasa menyesal dan sedih.
Dalam hati ia bergumam, “Andai saja aku mengikuti nasihat semut saat itu untuk bekerja keras, pasti saat ini aku bisa kenyang dan tidur nyenyak di dalam rumah”.
Jawaban:
6.
●fabel alami adalah
fabel yang menyadarkan sifat sifat tokoh sesuai dengan karakter aslinya.
●fabel adaptasi
yaitu fabel yang menyadarkan sifat sifat tokoh berbeda dengan aslinya.
7.
Semut dan Belalang
Karya:Aesop
Musim panas yang cerah dan hangat membuat belalang menari, menyanyi dan bermain dengan biola kesayangannya hampir tiap hari. Ia tidak ingin bekerja atau mempersiapkan perbekalan untuk menghadapi musim dingin.
Tidak terlintas di pikiran belalang bahwa hari-hari yang indah di musim panas ini akan segera berakhir, berganti menjadi musim dingin, dimana hujan akan sering turun dan udara yang sangat dingin.
Saat belalang sedang bermain biola, dia melihat semut yang tengah bekera keras lewat di depan rumahnya.
Belalang yang riang ini ingin berbagi kebahagian kepada semut, sehingga dia mengundang semut untuk bersenang-senang bersama di rumah belalang.
Semut pun menolak permintaan belalang dengan halus, “Maaf, saya masih harus bekerja keras agar saat musim dingin saya memiliki candang makanan dan tempat tinggal yang lebih hangat."
Belalang pun menanggapi penolakan yang dilakukan semut,"Berhentilah memikirkan terlalu banyak hal, mari kita bernyanyi dan menari bersama saja, agar perasaanmu lebih baik. Ayolah kita harus menikmati hidup kita!"
Setelah mendengar kata-kata tersebut si semut tetap bijaksana dan tidak mengindahkan ajakan si Kelinci, ia pun pamit pulang.
Siapa sangka musim panas berakhir lebih cepat dari biasanya. Kelinci yang sehari-harinya selalu bergembira kini panik bukan main. Ia tidak punya tempat tinggal yang layak dan persediaan makanannya sudah habis.
Dengan langkah gontai si belalang menuju rumah semut. Dia memohon kepada semut agar diberikan makanan dan dibolehkan tinggal di rumah semut.
Mendengar permohonan itu semut menjawab, “Maaf, tapi saya tidak bisa membantu karena rumah saya terlalu sempit untuk anda dan jumlah persediaan makanan yang ada hanya cukup untuk saya sekelurga.
Belalang akhirnya pergi dengan rasa penyesalan dan kesedihan. Dalam hatinya dia berkata, “Seandainya aku mengikuti kebiasaan semut untuk bekerja keras, pasti sekarang aku sudah kenyang dan bisa tidur nyenyak di rumah.
8.
FABEL ADAPTASI
Semut dan Belalang
Di musim panas yang hangat dan cerah sedikit menggoda Belalang untuk memainkan biola kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Hampir setiap harinya itulah yang dilakukan belalang. Ia tidak terpikir untuk melakukan aktifitas lainnya seperti bekerja atau bersiap untuk mengumpulkan bekal musim dingin.Sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benak belalang bahwa musim panas yang sedang dinikmatinya sekarang sudah akan berakhir. Musim panas yang membuatnya ceria sudah akan berganti ke musim dingin, dimana hujan akan turun dengan lebat disertai suhu udara yang sangat rendah.
Disaat belalang sedang asiknya bermain biola, dia melihat semut yang sedang giat melewati rumahnya. Belalang yang masih riang tersebut ingin mengajak semut bermain bersama dan semut pun diundangnya untuk bersenang-senang ke kediaman belalang.
Tak disangka belalang ternyata semut menolak undangan belalang dengan santun, semut berkata pada belalang, “Maaf Belalang, aku masih ingin bekerja untuk bekal di musim dingin. Aku harus mengumpulkan cadangan makanan yang banyak serta memperbaiki tempat tinggal agar lebih hangat.”
“Berhentilah memikirkan hal yang tidak penting semut, mari kita bernyanyi dan bersenang-senang, ayolah nikmati hidup kita”, Sanggah belalang. Belalang pun masih dengan kebiasaannya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan apapun.
Tidak disangka musim panas berakhir jauh lebih cepat dari pada biasanya. Belalang yang terbiasa gembira lantas panik bukan main. Ia tidak memiliki persediaan makanan yang cukup ditambah rumahnya yang rusak dan tidak layak huni karena diterjang badai. Dengan harapan tinggi dan lunglai belalang menuju rumah semut dan meminta bantuan untuk diperbolehkan tinggal bersama dan meminta makan. Mendengar permohonan tersebut semut menjawab, “Maafkan aku belalang aku tidak bisa membantumu, rumahku terlalu sempit untukmu, dan bekalku hanya cukup untuk keluargaku saja”. Belalang akhirnya pun meninggalkan rumah semut dengan rasa menyesal dan sedih.
Dalam hati ia bergumam, “Andai saja aku mengikuti nasihat semut saat itu untuk bekerja keras, pasti saat ini aku bisa kenyang dan tidur nyenyak di dalam rumah”.
Penjelasan:
MAKASIH