January 2019 2 65 Report
Putra & Penjual Sate
Hari ini Edi berkunjung ke rumah Tante Rosi untuk mengantarkan barang titipan mamanya. "Siang, Tante!" sapa Edi saat Tante Rosi membukakan pintu rumahnya. Tante Rosi membalas salam Edi dan memepersilahkannya masuk ke rumah.
"Edi... Tunggu sebentar, ya! Tante juga mau menitipkan barang untuk mamamu. Eh, mau minum apa Ed?" ucap Tante Rosi.
"Terserah Tante saja. Jangan repot-repot." jawab Edi tersenyum. Setelah meletakkan barang yang dibawanya ke atas meja, Edi pun bertanya , "Putra sudah pulang sekolah, Tante?"
"Nah itu dia Edi! Tadi setelah pulang sekolah ia langsung pergi lagi. Akhir-akhir ini, Putra suka sekali ke warnet komplek sebelah untuk bermain game. Kata Bibi Siti dia mau pamit mau pergi sebentar. Tapi tidak mau bilang pergi ke mana." jelas Tante Rosi. Edi menatap jendela belakang rumah itu. Ia melihat asap mengepul dari rumah dibelakang rumah Tante Rosi. "Rumah belakang itu milik Pak Akbar si penjual sate. Ia akrab dengan Putra." jelas Tante Rosi.
"Asapnya sering masuk ke sini, Tante?" tanya Edi sambil mengendus ruangan. Tante Rosi menggelengkan kepalanya sambil meletakkan minuman di atas meja. Tiba-tiba ada yang menyenuh pundak Edi.
"Hai, Kak Edi!" ucap Putra. Edi agak terkejut karena tak menyadari kehadiran Putra. "Kakak sudah dari tadi?" tanya putra sambil duduk di samping Edi.
"Tidak. Kakak baru datang." jawab Edi.
"Kamu dari mana, Putra?" tanya Tante Rosi.
"Aku dari rumah Pak Akbar."jawab Putra.
"Pak Akbar penjual sate? Apa yang kamu lakukan disana?" tanya Tante Rosi yang kurang puas dengan jawaban Putra.
"Aku tadi mengobrol dengan Pak Akbar sambil ikut membakar sate. Kebetulan teman di sekolah ingin memesan sate untuk acara ulang tahunnya." jawabnya lagi
"Kamu tidak bohong? Kamu tidak ke warnet untuk main game?" tanya Tante Rosi yang masih belum percaya. Putra menggelengkan kepalanya. Wajahnya cemberut karena pertanyaan itu. Edi merangkul Putra, ia diam sebentar lalu tersenyum.
"Bukannya saya membela Putra, tapi saya percaya dia jujur, Tante." ucap Edi.
Putra menatap Edi, ia tampak senang karena ucapan Edi itu.
Kenapa Edi bisa seyakin itu, ya? Tahukah kamu?
More Questions From This User See All

Putra & Penjual SateHari ini Edi berkunjung ke rumah Tante Rosi untuk mengantarkan barang titipan mamanya. "Siang, Tante!" sapa Edi saat Tante Rosi membukakan pintu rumahnya. Tante Rosi membalas salam Edi dan memepersilahkannya masuk ke rumah."Edi... Tunggu sebentar, ya! Tante juga mau menitipkan barang untuk mamamu. Eh, mau minum apa Ed?" ucap Tante Rosi."Terserah Tante saja. Jangan repot-repot." jawab Edi tersenyum. Setelah meletakkan barang yang dibawanya ke atas meja, Edi pun bertanya , "Putra sudah pulang sekolah, Tante?""Nah itu dia Edi! Tadi setelah pulang sekolah ia langsung pergi lagi. Akhir-akhir ini, Putra suka sekali ke warnet komplek sebelah untuk bermain game. Kata Bibi Siti dia mau pamit mau pergi sebentar. Tapi tidak mau bilang pergi ke mana." jelas Tante Rosi. Edi menatap jendela belakang rumah itu. Ia melihat asap mengepul dari rumah dibelakang rumah Tante Rosi. "Rumah belakang itu milik Pak Akbar si penjual sate. Ia akrab dengan Putra." jelas Tante Rosi."Asapnya sering masuk ke sini, Tante?" tanya Edi sambil mengendus ruangan. Tante Rosi menggelengkan kepalanya sambil meletakkan minuman di atas meja. Tiba-tiba ada yang menyenuh pundak Edi."Hai, Kak Edi!" ucap Putra. Edi agak terkejut karena tak menyadari kehadiran Putra. "Kakak sudah dari tadi?" tanya putra sambil duduk di samping Edi."Tidak. Kakak baru datang." jawab Edi."Kamu dari mana, Putra?" tanya Tante Rosi."Aku dari rumah Pak Akbar."jawab Putra."Pak Akbar penjual sate? Apa yang kamu lakukan disana?" tanya Tante Rosi yang kurang puas dengan jawaban Putra."Aku tadi mengobrol dengan Pak Akbar sambil ikut membakar sate. Kebetulan teman di sekolah ingin memesan sate untuk acara ulang tahunnya." jawabnya lagi"Kamu tidak bohong? Kamu tidak ke warnet untuk main game?" tanya Tante Rosi yang masih belum percaya. Putra menggelengkan kepalanya. Wajahnya cemberut karena pertanyaan itu. Edi merangkul Putra, ia diam sebentar lalu tersenyum."Bukannya saya membela Putra, tapi saya percaya dia jujur, Tante." ucap Edi.Putra menatap Edi, ia tampak senang karena ucapan Edi itu.Kenapa Edi bisa seyakin itu, ya? Tahukah kamu?
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.